Federick saat ini sedang berada di kamar tamu yang telah di siapkan untuknya. Ia menatap pemanadangan hutan yang terlihat dari jendela di kamarnya. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Membuat Federick tersadar dari lamunannya lalu berjalan menuju pintu untuk membukanya. "Ada apa, nona Aslyen?" tanya Federick saat melihat sosok Aslyen yang ada di balik pintu. "Aku ingin meminta maaf atas perilaku menteriku tadi," ucap Aslyen. "Sudahlah, tidak masalah. Aku tahu jika mereka adalah menteri baru, jadi wajar saja jika mereka tidak mengenal Ralf," ucap Federick.
"Kau benar. Mereka belum mengetahui soal Ralf. Tapi, aku akan sudah menjelaskannya kepada mereka," ucap Aslyen. "Terima kasih. Oh ya, dari pada kita berbicara di pintu. Bagaimana jika kau masuk?" ucap Federick sambil mempersilakan Aslyen masuk. Aslyen berjalan masuk lalu duduk di sofa yang ada di dekat jendela. "Bagaimana keadaan di mansion?" tanya Aslyen. "Semua baik-baik saja. Sebelum aku pergi, Ralf masih menahan para pemimpin penghianat. Sepertinya dia masih kesal karena para penghianat mengincar Elin," jawab Federick.
"Bukankah ada tuan Raymond?" tanya Aslyen. "Benar, tapi tuan Raymond tidak bisa melakukan apapun jika Ralf masih kesal. Dia bilang akan menyerahkan kedua pimpinan pemberontak itu kepada Raymond dua hari lagi," jawab Federick. "Aku sungguh bingung dengan jalan pikiran pangeran kalian," ucap Aslyen. "Hahaha ... Ralf hanya kesal. Tapi dia tidak akan membunuh mereka, jika dia sampai hampir membunuh mereka. Dia tinggal menyembukan mereka saja," ucap Federick dengan nada santai.
Itulah yang membuat aku bingung dengan jalan pikiran pangeran kalian batin Aslyen. "Bagaimana keadaan sekarang?" tanya Federick. "Kami sudah mengirimkan mata-mata yang mengawasi di daerah hutan. Kemungkinan mereka akan menyerang dari dua arah. Mereka akan memusatkan serangan di area hutan belakang istana dan mengirimkan yang lemah di bagian gerbang utama kerajaan," jawab Aslyen.
"Itu semua hanya pengalihan," ucap Federick. "Apa maksudmu?" tanya Aslyen. "Pertama mereka akan menyerang dari bagian hutan belakang istana dengan para vampire lemah dengan jumlah yang besar. Jika mereka gagal, maka mereka akan melanjutkan menyerang kerajaan dari sisi kanan dan kiri dengan jumlah yang di bagi dua. Kita bisa mengatasi ketiga hal itu dengan mudah. Karena vampire lemah itu akan menyerang tanpa adanya pemimpin, mereka hanyalah boneka yang sedang di kendalikan. Jadi, aku pikir jika kedelapan menteri itu di bagi di ketiga titik yang mereka tuju. Aku yakin kedelapan menteri itu akan dengan mudah mengalahkan pasukan vampire itu. Karena yang menyerang hanyalah vampire yang lemah. Kedelapan menteri itu juga terlihat kuat. Bahkan mereka pasti bisa mengalahkan pemimpinnya," jawab Federick.
"Bagaimana dengan pemimpin mereka? Apa pemimpin mereka akan menyerang dari gerbang utama?" tanya Aslyen. "Pemimpin mereka ada sepuluh. Mereka dari bangsawan kelas Baron dan Viscount saja," jawab Federick. "Kalau begitu, bukankah mereka mudah diatasi?" tanya Aslyen. "Nona Aslyen, tolong jangan meremehkan bangsawa vampire. Meskipun mereka Baron dan Viscount. Kekuatan mereka tetap besar sebagai vampire bangsawan, dan lagi mereka juga mendapatkan bantuan dari penghianat bangsa serigala," jawa Federick.
"Apa? Penghianat di bangsa serigala? Bagaimana Anda bisa tahu semua itu?" tanya Aslyen yang terlihat terkejut. "Oh, sebelum aku sampai di sini. Aku sudah mengawasi markas musuh terlebih dulu. Di sana aku melihat salah satu bangsa serigala yang berbicara dengan salah satu pemimpin bangsa vampire yang berhianat," jawab Federick. "Aku sungguh tidak percaya akan hal ini," ucap Aslyen.
"Ya meskipun begitu, sepertinya jumlah bangsa serigala yang berhianat tidak sebanyak bangsa vampire, tapi sepertinya ini terjadi karena kuatnya brainwashing yang di lakukan oleh musuh," ucap Federick. "Jadi, masalah utamanya ada di gerbang utama?" tanya Aslyen. "Benar. Saya akan berjaga di gerbang utama, sehingga bisa menghadapi para pemimpin musuh," jawab Federick.
"Apa kau gila? Meskipun kekuatanmu memang lebih kuat dari vampire knight lainnya. Kau tetap saja melawan bangsa serigala dan sepuluh bangsawan vampire," ucap Aslyen. "Tidak masalah. Saya bisa mengatasinya. Bagaimanapun, Ralf telah memerintahkan saya dan saya harus melakukannya dengan baik," ucap Federick. "Memang Ralf menyuruhmu untuk membantu kami, tapi bukan berarti mengorbankan dirimu," ucap Aslyen.
"Sepertinya kau salah paham, nona," ucap Federick. "Apa?" tanya Aslyen. "Sepertinya saya harus menjelaskan sekali lagi agar nona Aslyen tidak salah paham," ucap Federick sambil berdiri tegak. Membuat Aslyen menjadi sangat terkejut dan gugup. "Atas perintah Putra Mahkota Yang Mulia Renaldi Arlord Di Ralf untuk membantu kerajaan serigala dalam mendapatkan kemenangan dengan cara apapun. Dengan kata lain, meskipun harus mengorbankan nyawa saya sendiri," lanjut Federick tegas.
***
"Pangeran," panggil Raymond saat Ralf sedang membaca buku dengan tenang di ruang tamu bersama Albert, Elin dan Iel. "Ada apa, Raymond?" tanya Ralf tanpa mengalihkan pandangannya. "Yang Mulia Raja memerintahkan saya untuk segera membawa para pemimpin penghianat kembali ke kerajaan," jawab Raymond. Ralf hanya diam sambil menatap Raymond yang masih terdiam di hadapan Ralf dengan keringat dingin karena mendapatkan tatapan yang tajam dari pria berambut hitam itu.
"Hah ... baiklah. Bawa saja mereka jika memang ayah sudah mengatakan itu," ucap Ralf pasrah. "Kalau begitu, saya akan langsung kembali ke kerajaan," ucap Raymond. "Kau akan pergi menggunakan apa? Dari sini ke kerajaan membutuhkan waktu sekitar dua hari. Kau jelas tahu akan hal itu kan?" tanya Ralf. "Benar, saya tahu akan hal itu, pangeran. Tapi, Anda tidak perlu khawatir, tidak masalah jika saya membawa buronan dalam waktu dua hari tanpa berhenti," jawab Raymond.
"Kau sungguh tidak tahu dengan keadaan sekarang ya?" tanya Ralf. "Maaf?" Raymond menjadi bingung dengan ucapan pangeran yang ada di hadapannya ini. Ralf menghembuskan napas berat sambil menutup bukunya lalu berdiri. "Aku akan berangkat denganmu menggunakan portal. Dengan begitu kita bisa langsung berada di kerajaan. Tapi, karena kita dalam keadaan yang berbahaya. Aku tidak bisa meninggalkan Elin dan Alfred di sini meskipun ada Vampire knight. Jadi, kalian semua bersiaplah. Kita akan ke Kerajaan Vacampnia," ucap Ralf.
"Apa? Tapi, apa tidak masalah jika tidak meminta izin dulu kepada Yang mulia Raja dan Ratu?" tanya Raymond. "Tidak masalah. Mereka yang ada di rumah ini sudah pernah ke kerajaan dan sudah mendapatkan izin dari Ayah dan Ibu. Jadi tidak masalah," jawab Ralf santai. "Kalau begitu aku akan mengatakan kepada Alfred dan yang lainnya," ucap Iel dan langsung berlari meninggalkan ruang tamu. "Aku akan bilang kepada Patricia dan yang lainnya juga untuk menyiapkan keperluan," ucap Elin lalu meninggalkan ruang tamu.
"Ada apa, Albert?" tanya Ralf. "Apa tidak masalah jika kita pergi sekarang? Bagaimana jika kak Aslyen mengirimkan surat balasan dan tidak ada orang di sini untuk menerimanya?" jawab Albert. "Hah ... kau ini merepotkan saja. George," ucap Ralf lalu memanggil George. "Ya, tuan," ucap George yang tiba-tiba sudah berada di belakang Ralf. "Suruh Raven untuk mengirimkan pesan kepada putri Aslyen, kalau semua orang di mansion ini akan berada di kerajaan Vacampnia," perintah Ralf. "Baik, tuan," jawab George lalu menghilang begitu saja.
"Apa ada masalah sekarang?" tanya Ralf. "Ti-tidak," jawab Albert. "Kalau begitu bersiaplah. Akan aku tunggu di depan jika sudah selesai semua," ucap Ralf lalu berjalan meninggalkan ruang tamu dengan santai. "Ternyata Pangeran Ralf bisa semaunya sendiri ya?" tanya Raymond. "Kau baru tahu? Pangeranmu yang satu itu selalu semaunya sendiri," jawab Albert kesal lalu berjalan menyusul Ralf. "Kenapa dia marah?" tanya Raymond bingung dengan ekspresi yang polos.
Bersambung...
Hai hai
Akhirnya via bisa update cerita ini
Maaf jika lama gak update
Ini karena via sempat kehilangan ide ceritanya hehe
Jadi Via harus baca ulang deh
Semoga kalian suka
See you again
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS] The Vampire Crown
VampiroMy Stupid Fiance Season 2 Setelah perang itu. Elin dan Ralf akhirnya bisa bersama dengan bahagia. Namun, kebahagiaan mereka tidak bisa bertahan lama. Ralf, seorang putra mahkota vampire yang akan menjadi seorang Raja Vampire baru. Harus segera menca...