Bab 6

46 5 1
                                    

Geoge dan Barty baru saja kembali ke ruang tamu. Di sana sudah tidak ada siapapun lagi. Membuat Barty menjadi bingung. Kemana semua orang di sini tadi? Batin Barty bingung. Tiba-tiba Barty membulatkan mata sempurna saat merasakan aura yang begitu gelap dan menakutkan dari arah belakang mereka. Membuatnya langsung membalikkan badan dan terkejut melihat seorang pria berambut hitam dan bermata merah dengan baju serba hitam yang belum pernah ia lihat saat berada di sini.

"Apa Anda memerlukan sesuatu, tuan?" tanya George sambil membungkukkan badan sebentar. Membuat Barty membulatkan mata sempurna. T-tuan?! Berarti dia adalah Putra Mahkota, Renaldi Arlord Di Ralf?! Batin Barty terkejut. Akhirnya, setelah sekian lama mengabdi kepada kerajaan dan menjadi pengawal putra kedua. Barty dapat bertemu dengan Putra Mahkota yang terkenal akan kekuatannya yang mengerikan. "Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan. Jadi, bisakah kau panggil yang lainnya?" pintah Ralf datar. "Baik, tuan," ucap George sambil membungkukkan badan sebentar.

"Oh, apakah dia pengawal Alfred?" tanya Ralf bingung. "Benar, tuan," jawab George sopan. Membuat Barty langsung berlutut di hadapan Ralf. "Barty Elfors, menghadap Yang Mulia Putra Mahkota kegelapan," ucap Barty tegas. Membuat Ralf terkejut sebentar. "George," panggil Ralf sambil menatap George datar seperti meminta penjelasan kepada pelayan pribadinya itu. "Eh! Saya sudah mengatakan kepada Barty untuk tidak bersikap formal di sini, sepertinya ini sudah menjadi kebiasaannya," jelas George gugup. Membuat Ralf langsung menghembuskan napas pasrah.

"Baiklah. Kau bisa berdiri Barty," ucap Ralf. "Terima kasih, Yang Mulia," ucap Barty lalu kembali berdiri tegak. Sepertinya dia memang terlalu biasa karena dari kerajaan. Beruntung aku tidak membutuhkan pengawal sepertinya, karena itu akan sangan merepotkan batin Ralf malas. "Barty, pergilah ke ruangan Alfred dan panggilkan dia untuk ikut berkumpul di ruang tamu. Jika dia susah di bangunkan, bilang kepadanya jika dia tidak datang dalam lima menit, aku akan membuatnya kembali ke kerajaan," perintah Ralf tegas. "Baik, Pangeran," jawab Barty.

Setelah itu, Barty segera pergi setelah mendapatkan izin dari Ralf. "Baiklah George, kau pergi dan panggil yang lainnya. Termasuk Robert yang sedang berjaga. Tidak perlu menghawatirkan masalah keamanan, aku sudah meminta Federick untuk menghubungi 'mereka' sekaligus berjaga di luar," jelas Ralf tegas. "Yes, My lord." Setelah itu, George langsung melesat pergi untuk melaksanakan tugasnya. Sedangkan Ralf langsung duduk sambil menunggu kedatangan yang lainnya.

***

"Bagaimana ini? Aku tidak menyangkah jika membangunkan pangeran Alfred akan sesulit ini," ucap Barty bingung. Ia sudah berdiri di depan kamar Alfred dan mengetuk pintu kamarnya berkali-kali. Tapi belum juga ada jawaban dari balik pintu itu. Tiba-tiba Barty teringat akan ucapan Ralf. "Sepertinya harus menggunakan itu," ucap Barty lalu menghembuskan napas berat. Ia mengetuk pintu sekali lagi lalu mengambil napas sekali secara perlahan sebelum berucap, "pangeran Alfred, Pangeran Ralf meminta Anda untuk segera datang ke ruang tamu dalam waktu lima menit. Jika tidak, beliau akan mengembalikan tuan ke Kerajaan!" teriak Barty.

Tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras dari balik pintu. Membuat Barty bingung. "Pangeran, apa Anda baik-baik saja?" tanya Barty khawatir dengan panik. Tiba-tiba pintu kamar Alfred akhirnya terbuka, terlihat wajah kekesalan dari sang pangeran. "Apa benar kakak bilang begitu?" tanya Alfred tajam. "Benar, Yang Mulia," jawab Barty bingung. "Sudah berapa lama kau berdiri di sini?" tanya Alfred datar. "Tiga menit," jawab Barty.

"Tinggal dua menit lagi berarti?! Kenapa kau tidak membangunkanku dari awal?!" teriak Alfred kesal dan langsung melesat meninggalkan Barty yang dibuat bingung oleh tuannya itu. "Aku kan sudah membangunkannya dari tadi ... hah," ucap Barty pasrah lalu melesat menyusul Alfred.

***

"Kak, maaf kami terlambat," ucap Alfred yang baru saja sampai di ruang tamu dengan diikuti Barty. "Hm? Kau tidak terlambat. Sepertinya Barty berhasil membawamu datang tepat waktu. Aku akan memberikan hadiah untukmu, Barty," ucap Ralf sambil tersenyum senang. "Anda terlalu berlebihan, Yang Mulia. Saya tidak memerlukan sesuatu," jelas Barty sopan. "Hm ... begitukah? Tapi, aku tetap akan memberikanmu sesuatu. Pikirkan saja dulu," ucap Ralf santai. "Baiklah, pangeran," ucap Barty pasrah. "Jadi, ada apa kakak memintaku datang kemari?" tanya Alfred bingung.

[HIATUS] The Vampire CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang