Dia datang Padaku

13 2 0
                                    

Jam istirahat sekolah, aku duduk di taman tak jauh dari kelasku.

Aku memikirkan banyak hal yang kadang merenggut sadarku. Banyak sekali yang aku pikirkan, untung nggak stress level atas ya :')

Tiba-tiba...

   "Lagi ngapain Dis?"

Kalimat itu terlontar berbarengan dengan seseorang yang duduk tepat di sebelahku.

Kutoleh suara itu,

   "Eh.. lagi duduk aja." Aku tersenyum.
  
   "Mikirin apa sih?"

Mikirin kamu tau// rasanya aku ingin berteriak begitu dihadapannya.

   "Itu.. emm" terdengar gugup.

   "Kenapa sih Dis? Slow aja."

   "Hehe tugas dari Bu Novi."

   "Tugas itu gausah dipikirin. Tapi dikerjain."

   "Kau ngapain disini?" Aku berbalik tanya kepadanya.

   "Tadi kebetulan lewat, terus ngeliat kamu disini. Jadi pengen ikutan duduk."

   "Ooohh."

   "Udah gitu doang Dis?"

Aku bingung mau ngomong apa aseli, ini jantung deg deg an ga kontrol -_-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bingung mau ngomong apa aseli, ini jantung deg deg an ga kontrol -_-

   "Bingung" mengekspresikan kebingunganku.

Keadaan hening seketika, tak ada pembicaraan diantara kita.

   "Woy Dis!!"

Suara itu sangat mengagetkanku.

   "Bayu!!! Reseh deh!" Aku menoleh kearahnya di belakangku.

   "Haha ngapain lu? Udah makan belum?"

   "Ga liat lagi duduk?!"

   "Yok kantin!!"

   "Enggak ah. Sana-sana pergi."

Aku mendorong Bayu agar pergi dari hadapanku.

   "Jangan bolos Dis!!" Bayu melirik tak suka kepada lelaki yang ada didekatku.

   "Apaan sih? Siapa juga yang bolos."

Aku kembali duduk.

   "Maaf ya, kelakuan temenku emang begitu."

   "Iya. Dia Siapa?"

   "Temen kelasku, emang reseh begitu."

   "Oohh. Jangan galak-galak jadi cewe."

   "Abisan dia reseh. Aku ga suka."

   "Biasa, cowo kan emang gitu."

Tanpa basa-basi aku bertanya kepadanya. Tapi, kita mengucapkan kata yang sama 'Kamu..."

   "Ehh barengan." Kataku tersipu malu.

   "Gladis first deh."

   "Ladies kali."

   "Hehe. Silahkan ngomong."

   "Kamu aja dulu."

   "Gladis aja dulu."

   "Yaudah deh."

Aku mendapat giliran bertanya terlebih dahulu.

   "Apa sih motivasi kamu milih jalur kelas Accelerate?"

   "Wuis pertanyaannya kok berat. Ga kuat nih." Dia tertawa.

   "Apaan sih?" Aku ikut tertawa.

   "Ya biar cepet, biayanya juga lebih sedikit. Ngebanggain orang tua."

   "Tapi kan pasti ada pengorbanannya?"

   "Iyalah. Waktu bermainku tidak seperti anak-anak yang lain itu udah pasti. Jadi makin dikit waktu untuk santai, Ya itu udah jadi risiko aku."

(Bell tanda masuk kelas berbunyi)

   "Udah bell, masuk kelas gih." Suruhnya padaku.

Aku mengangguk. Kemudian berdiri dan beranjak pergi.

   "Dis.." dia menarik tanganku.

   "Kenapa?"

   "Nih.."

OMG!! Dia ngasih aku cokelat.

   "Tadi dapet cokelat, terus aku ga terlalu suka cokelat. Buat kamu aja."

Yahh... kirain beneran dari dia. Aku mengulurkan tanganku dan menerimanya.

   "Makasih."

   "Iya, yaudah aku duluan."

Dia meninggalkanku menuju kelasnya..

Gara-gara Bell, dia belum jadi tanya ke aku. Batu sih dibilangin suruh dia dulu yang nanya.

...

Kan aku jadi penasaran dia mau nanya apa ke aku? -_

Ternyata CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang