Senja pertamaku

8 2 0
                                    

Istirahat sekolah, aku pergi ke kantin bersama Reva, Amel dan Nugi. Hari ini kita mendapat traktiran semangkok bakso dari Amel yang sedang berulangtahun.

  "Selamat ulang tahun Mel."

   "Hbd sayang aku."

   "Get older get better yah Mel." Ucapku padanya.

   "Makasih semuanya."

Kita berbincang-bincang banyak hal sembari menunggu pesanan datang. Ketawa, bahagia bersama menikmati lelucon yang dibuat oleh Nugi. Sungguh menghibur.

   "Pesanan datang!" Terang Nugi antusian.

   "Selamat makan!!" Seru amel.

Ga nyangka udah 17 tahun aja si Amel ini.

Saat sedang asyik menikmati makanan mereka, tiba-tiba datang seorang laki-laki yang sangat ku kenal menghampiri meja makan kita. Ya, dia adalah Ilham. Ilham Tanjung Ramadhan, lelaki yang sering kusebut dengan sebutan 'pangeranku'.
Dia berdiri dihadapanku, yang tidak lain dan tidak bukan berdiri disebelah tempat duduk Amel, kemudian memberikan sebuah kotak yang dibungkus dengan kertas kado berwarna pink. Cantik sekali, persis seperti yang Amel inginkan.

Flashback on

   "Gladis....!!"
Seseorang memanggilku dari kejauhan.
Aku melihat kearahnya, dia adalah Amel, adik kelasku satu tingkat. Dia begitu akrab denganku dan juga Reva serta Nugi.

   "Ya Mel?"

   "Aku besok ulang tahun, aku mau kado dari kamu apapun itu yang penting dibungkusnya pake kertas kado warna pink."

   "Wah benarkah??"

   "Iya benar, besok jam istirahat ke kantin bareng ya. Sekalian ajak kak Reva sama Nugi."

   "Okay.."

Kedekatanku bermula ketika itu pulang sekolah, aku dan kedua temanku berjalan. Ia terjatuh terserempet motor dan kami berusaha membantunya.

Jadi sampe sekarang udah kaya temen sendiri gitu tanpa memandang grade kami yang beda satu tahun. Tak masalah.

Flashback off

  "Selamat ulang tahun mel, ini kado dari mama."

  "Makasih kak."

   "Iya."

Kemudian Ilham meninggalkan tempat dan melirik Gladis. Gladis tersipu dan menundukkan kepalanya.

Yang lain heran melihat kejadian itu.

  "Ayo dimakan lagi baksonya." Amel menawarkan.

  "I..iyaa Mel" jawab Reva.

Hah?! Ilham ngasih kado buat Amel? What apa ini? Ada rasa sakit yang timbul di hati. Perasaanku tak karuan kala itu, sungguh hatiku serasa diterkam benda tak nampak. Ingin segera mungkin aku pergi dari hadapannya. Aku buru-buru menghabiskan baksoku. Mau aku tinggalkan begitu saja masih ada rasa tak enak hati kepada Amel yang membayarkan.

   "Makasih ya mel, eh aku duluan ya." Aku berpamitan.

   "Kok buru-buru Dis?"

   "Maaf tadi ada janji sama Bu Siska. Aku lupa." Dustaku kepada mereka.
Sungguh aku tak lagi ada janji, hanya saja aku ingin sendiri dari kejinya hari ini kepada hatiku. Entahlah, rasa aneh itu kembali ada dalam diriku. Rasa yang tak pernah kumengerti maknanya.

...

Reva pov

Aku penasaran dengan apa yang terjadi beberapa menit berlalu. Aku ingin mengetahui sesuatu yang mungkin itu terlalu pribadi untuk kutanyakan. Tapi, rasa perasaanku sungguh telah sampai diujung lidah.

Ternyata CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang