Kata Maaf dari Bayu

10 1 0
                                    

Senin pagi aku ke sekolah sendirian. Tidak seperti biasanya, aku berangkat cukup siang hampir pukul 7.

(Aku memasuki kelas)

  "Congratulation Gladis!!"

Teman-temanku serempak memberiku ucapan selamat.

   "Makasih yaa."

Aku kemudian duduk. Aku menunggu seseorang. Reva yang menyadari hal itu bertanya.

   "Nungguin siapa sih Dis? Gelisah banget?"

   "Enggak kok."

   "Halah. Ngaku aja." Ledeknya.

Ada seseorang yang mengetuk pintu dan masuk ke kelas.

   "Reva, boleh pindah dulu nggak?"

   "Boleh kak."

Reva pindah dari sebelahku. Kemudian Ilham duduk di sampingku.

   "Dis, selamat ya." Dia mengulurkan tangannya.

   "Iya makasih." Aku tersenyum.

   "Nih ada titipan dari Ibuku. Katanya untuk Gladis."

Dia menyerahkan kotak makan berwarna ungu.

   "Ibumu tau aku suka warna ungu?"

   "Enggak. Aku yang beri tau."

   "Ini apa?"

   "Itu makan siangmu. Yaudah aku ke kelas ya."

   "Oh iya. Sampaikan terima kasih ke Ibu."

   "Sampaikan sendiri."

Dia tersenyum lalu meninggalkan kelasku.

...

Reva kembali duduk disebelahku.

   "Cie Gladis."

   "Apasih Vaa."

Bayu yang mengetahui hal itu membanting tasnya kemudian pergi meninggalkan kelas.

   "Kenapa sih tu orang? Ga suka apa temennya lagi bahagia." Reva keheranan.

   "Sudah biarkan saja Va."

   "Kayaknya dia suka sama kamu deh Dis. Cemburu kali ngeliat Ilham kesini."

   "Haha bisa aja kamu Va.."

(Bell tanda upacara bendera berbunyi)

Kita mengikuti rangkaian upacara bendera. Di akhir upacara bendera, aku mendapat panggilan sebagai penyumbang piala kepada sekolah.

"Anak-anak, hari ini kita akan mengapresiasi prestasi yang di Raih sekolah kita. Yaitu juara 1 essay tingkat provinsi yang diwakili oleh Febiantika Gladis Nugraha 11 sosial 1"

Riuh tepuk tangan mengiringiku menuju mimbar.

...

   "Pelajaran hari ini selesai ya anak-anak. Jangan lupa kerjakan tugasnya."

   "Siap bu.."

Aku merapikan bukuku, Reva pergi meninggalkan kelas terlebih dahulu.
Kelas sepi, tersisa aku dan Bayu.

   "Dis, jangan pulang dulu."

Aku menghadap ke belakang.

   "Kenapa Bay?"

Bayu berdiri kemudian pindah duduk di sampingku.

   "Gue mau minta maaf sama lo."

   "Minta maaf untuk apa?"

   "2 hari yang lalu gue marah-marah sama lo. Ngatain lo bolos pelajaran."

   "Sssttt.. udah gapapa, aku udah maafin."

   "Makasih Dis."

   "Iya sama-sama."

   "Maaf juga udah bentak-bentak kamu dan ngelarang-ngelarang kamu deket sama anak kelas 12 itu."

   "Ilham namanya."

   "Iya Ilham."

   "Iya. Lain kali jangan kaya gitu Bay. Aku ga suka."

   "Sorry Dis."

   "Yaudah aku duluan."

   "Iya hati-hati Dis."

Aku meninggalkan kelas, tetapi ketika aku sampai di pintu Bayu memanggilku.

   "Dis.."

Aku berhenti dan membalikkan badan.

   "Apalagi?"

   "Gue suka sama lo Dis."

   "Terus?"

   "Lo mau jadi pacar gue?"

   "GILA YA LO!!"

Aku meninggalkan Bayu begitu saja.

Jadi alasan dia ngelarang-ngelarang aku, marahin aku karena dia suka sama aku?
Dia itu udah aku anggep sahabat sendiri, ga ada sedikitpun rasa cinta untuknya.

Ketika dia mengucapkan kalimat itu ingin rasanya aku marah besar kepadanya.

Ternyata CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang