Plan berjalan-jalan di Siam Center sendirian. Hari ini jadwal ia untuk fitting jas yang akan ia kenakan di hari pernikahan mereka yang hanya tinggal beberapa hari lagi. Kebetulan designer tempat Plan dan Mean memesan jas merek memiliki store di Siam Center. Plan yang memang masih harus terus bergulat dengan traumanya. Meminta Mean untuk mengizinkan ia keluar dan menikmati waktunya sendiri.
Ada banyak hal yang berubah. Plan hanya meninggalkan Bangkok kurang lebih 1 tahun. Namun perubahan yang ia lihat seperti ia telah meninggalkan kota itu bertahun-tahun. Plan menikmati waktunya di Siam Center. Mengingat momen-momen saat iya masih SMA bahkan saat-saat ia awal bertemu dengan Mean.
Mean dan Plan memang bertemu karena sebuah pekerjaan. Entah mengapa semenjak pertemuan itu mereka jadi begitu akrab. Bahkan mereka jadi sering menghabiskan waktu berdua. Berkeliling Siam Center adalah salah satunya.
Plan berjalan melewati sebuah restoran jepang. Dan memori akan Mean kembali terputar. Restoran ini dulu sering jadi tempat nongkrong mereka. Menghabiskan waktu hanya untuk sekedar membicarakan hal yang tidak penting,bercanda,tertawa dan saling tatap. Plan tak bisa memungkiri bahwa ia telah memiliki rasa tertarik pada Mean dari awal mereka bertemu. Namun keduanya terlalu pengecut untuk saling mengakui.
Plan membawa kakinya lebih jauh lagi. Menyusuri pertokoan yang walau tak asing tapi terasa berbeda. Plan selalu menyukai Bangkok. Karena itu adalah kota kelahiran. Seberapa besar perubahannya Plan tetap saja menyukainya.
Apakah Mean juga tetap menyukainya??
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu kerap muncul di benak Plan. Apalagi saat mereka menghabiskan malam-malam indah berdua,bergulat dengan peluh dan kenikmatan. Plan merasa semenjak ia melahirkan Sun. Bentuk tubuhnya berubah,bahkan untuk urusan ranjang ia merasa kali ini ia lebih cepat lelah. Memang sebelum ia melahirkan Sun hanya sekali ia melakukan sex dan itu pun dengan Mean. Dan saat itu mereka melakukannya dengan begitu panas,berkali-kali hingga pagi menjelang dan Plan begitu menikmatinya. Mean pun seperti itu karena Plan dapat melihat dengan jelas kepuasan terlukis di wajah Mean.
Namun akhir-akhir ini Mean begitu menggebu,selalu ingin dan terus melakukan itu. Sementara Plan merasa begitu lelah hanya setelah dua kali penetrasi. Hal itu kadang membuat Plan takut. Takut mengecewakan Mean.
Plan berhenti di depan sebuah toko pakaian olahraga. Menatap dirinya pada cermin besar di depan toko itu. Tubuhnya kini tampak tidak begitu menarik. Lemak di perut pasca melahirkan dan juga luka melintang di dahi bekas kecelakaan. Belum lagi luka di dadanya,punggung dan juga goresan-goresan di lengannya. Ia berubah. Wajahnya yang dulu sering di bilang cute pun kini nampak kusam dengan kantung mata yang tampak begitu jelas. Beberapa bulu halus tumbuh diatas mulut dan juga di dagunya.
Terlalu banyak yang berubah. Kini ia bukan Plan yang manis dan imut,ia menjadi jelek dan gendut.
Apakah Mean masih menyukainya??
Pikiran itu muncul kembali. Plan memang terlalu banyak berpikir. Kepalanya selalu dipenuhi pikiran-pikiran yang terus saja terputar tanpa lelah. Terkadang membuat ia merasa stres dan tertekan. Plan tau ia harusnya tak perlu meragukan cinta Mean untuknya. Untuk Sun. Namun tetap saja pikiran-pikiran negatif seperti itu selalu muncul.
Mean mencintai Plan. Bahkan lebih dari itu. Ia membutuhkan Plan. Baginya Plan seperti udara. Ia tak bisa hidup tanpanya. Tapi apa itu cukup untuk meyakinkan Plan?
Plan kembali melangkah menyusuri pertokoan elite yang dulu sering ia kunjungi. Sebuah toko baru dengan nuansa warna-warni pastel menarik perhatian Plan. Plan berjalan mendekat dan mendapati itu adalah sebuah toko pakaian dan perlengkapan bayi. Plan langsung teringat pada Sun. Cahayanya,yang datang saat ia benar-benar terpuruk dalam rumitnya cinta. Satu-satunya perubahan dalam hidupnya yang ia tak bisa sesali.
Sun adalah sebuah anugerah,kado terindah Tuhan untuknya. Buah cinta dari pria yang amat ia cinta. Sebuah kehidupan yang membuat ia hidup kembali. Ia mencintai anaknya. Terkadang amat sangat mencintai anak itu hingga ia takut,takut untuk menua atau bahkan kehilangan waktu bersama dengannya.
Plan melangkah ke dalam toko pakaian tersebut. Melihat berbagai benda-benda lucu khas bayi. Beberapa pakaian pun tak luput dari perhatian Plan.
Mungkin aku akan membeli beberapa potong untuk Sun...
Dan Mean...
Plan menatap sepasang piyama untuk ayah dan anak. Plan sadar betapa Mean begitu mencintai anaknya,anak mereka. Wajahnya begitu merona tiap kali ia bersenda gurau dengan anaknya. Mean begitu bahagia.
Apakah ia juga merasakan kebahagiaan yang sama saat denganku??
Ada perasaan iri dan takut yang berkecamuk dalam hati Plan. Iri akan kebahagiaan yang Sun berikan pada Mean dan takut kalau semua yang Mean lakukan padanya hanya demi agar ia bisa bersama Sun.
Plan menggelengkan kepalanya. Berusaha mengusir pikiran negatif itu. Bagaimana pun Sun adalah buah hati mereka,tak seharusnya Plan merasa iri pada bayi mungil itu. Jika Sun adalah anugerah maka Mean adalah keajaiban. Ia tak mungkin bisa kehilangan satu diantara dua orang itu.
Plan mengambil beberapa pakaian untuk Sun dan juga piyama couple untuk Mean. Ia melangkah ringan menuju kasir hingga tiba-tiba nyeri yang hebat menyerang kepalanya.
Hal ini lah yang ditakuti Mean. Pagi sebelum Plan memutuskan untuk pergi ke Siam Center sendiri,Mean menolak ide itu. Ia bersikeras ingin menemani Plan. Tapi Plan juga tetap pada pendiriannya. Ia hanya ingin menikmati waktunya sendiri. Dan lagi Mean harus mengalah pada rasa cintanya yang terlalu besar. Tak bisa ia sama sekali menolak keinginan Plan. Dan kini apa yang ditakutkan Mean terjadi.Plan berusaha sekuat tenaga tetap berdiri. Nyeri di kepalanya makin menjadi. Rasanya seperti kepala Plan akan terbelah dua. Pakaian yang ada ditangannya pun terjatuh. Kini dua tangannya memegang kepala yang serasa akan meledak. Plan terhuyung. Pandangannya kabur. Dan tepat saat ia akan tersungkur ke lantai. Dua buah tangan menahannya. Plan merasa lega. Dan satu sosok berkelebat dalam benaknya.
Mean...
Plan ditarik kedalam pelukan orang yang menolongnya dan saat tanpa sengaja mata mereka bertemu. Nyeri di kepala Plan makin menjadi.
"Beam..."
A/n
Belum diedit.... Ngetik kilat sambil merenung diatas closet 🤣🤣🤣🤣Gimana rakyat 2wish?? Ada yang sudah dicangkok jantungnya gegara liat MV kemaren??? 🤣🤣🤣
Aduh untung author punya jantung 9...
Oh iya dan my beautiful boy sudah update chapter 2 ya... Silakan di cek... 😘
Dan jangan lupa vote dan comment untuk author biar makin semangat nulisnya yaa.... 😘😘😘😘