10. Sakit(3)😷

203 17 2
                                    

"Bukan pacar."

"Sejak kapan lo mau dianter laki-laki hm?" Daripada merespon Zidan yang menurut Zidna tidak penting itu, Zidna menaiki tangga memasuki kamarnya.

Zidna menatap langit-langit kamarnya.

"Ternyata Prince itu Lucky, kembarannya Luis." Gumam Zidna.

***

"Na." Zidna hanya berdehem.

"Zidna!"

"Woy Zidna!" Zidan mengambil novel yang sedang Zidna baca. Zidna menatap Zidan sebal.

"Balikin!"

"Makanya dengerin gue ngomong."

"Dengerin gue ngomong dulu, baru gue balikin deh."

"Na lo pernah di tembak laki-laki ngga?"

"Sering."

"Yeee. Sok laku lo." Cibir Zidan.

"Oke-oke. Menurut lo diantara laki-laki yang nembak lo ada yang romantis gak?" Zidna mengambil paksa novel miliknya yang tadi diambil Zidan.

"Keluar dari kamar gue!"

"Jawab pertanyaan gue dulu." Zidna berdecih lalu keluar dari kamarnya meninggalkan Zidan.

***

"Non ada temennya diluar." Ucap Bi Bee pada Zidna yang sedang sarapan, Zidna buru-buru menghabiskan sarapannya, lalu beranjak dari sana.

Benar dugaan Zidna, ternyata yang datang dia, ya Lucky. Zidna langsung menghampiri Lucky.

"Hai. Selamat pagi Zidna." Sapa Lucky sambil tersenyum.

"Eh, hai. Ngapain?"

"Mau jemput Zidna, berangkat bareng."

"Kapan?"

"Besok, ya sekarang Zidna." Tanpa membalas ucapan Lukcy, Zidna langsung duduk dimotor Lucky.

***

Selama perjalanan, hanya ada keheningan diantara Zidna dan Lucky, masing-masing sibuk pada pikirannya sendiri.

Tiba-tiba Lucky menghentikan motornya.

"Kenapa?" Tanya Zidna, Zidna turun dari motor Lucky begitupun Lucky.

"Kenapa?" Tanya Zidna lagi, bukannya menjawab Lucky malah duduk di tepi jalan, Zidna ikut duduk disebelah Lucky, dari tadi Lucky terus menunduk.

"Tolong telpon Luis." Lucky memberikan ponselnya pada Zidna.

"Hah? Kenap-" Kepala Lucky menyender pada pundak Zidna.

"Ya ampun Lucky." Panik Zidna setelah melihat darah yang terus keluar dari hidung Lucky, ditambah kini mata Lucky terpejam, tangan Lucky memegangi dadanya, wajah Lucky juga sangat pucat.

"Tolong telpon Luis, Zidna." Ucap Lucky dengan suara parau.

Zidna menurut, langsung menelepon Luis menggunakan ponsel Lucky.

"Kenapa Ky?"

"Lucky." Zidna sudah mulai panik sendiri.

"Hah kok Zidna? Lucky kenapa?"

"Mimisan, cepet kesini."

"Kalian dimana?"

"Di jalan merdeka."

"Oke gue kesana."

***

Zidna merutuki Luis dalam hati, sudah 15 menit yang lalu, tetapi Luis belum juga datang, tetapi untungnya kondisi Lucky sudah tidak separah sebelumnya.

Zidna ✔ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang