11. Kehilangan😢

188 17 0
                                    

Siang ini kantin sangat ramai, Zidna menutup telinganya dengan earphone, sungguh Zidna tidak suka keramaian.

Hari ini terasa lama bagi Zidna, Zidna ingin cepat-cepat bel pulang sekolah berbunyi, lalu menjenguk Lucky di rumah sakit, ya mungkin Zidna rindu Lucky.

"Na dari pagi kok gue belum liat Luis gangguin lo ya?" Ninis menyenggol bahu Zidna, Zidna menoleh, lalu menyopot earphonenya.

"Apa?"

"Dari pagi gue belum liat Luis, biasanya kan kalau istirahat gangguin lo."

"Lo kangen?"

"Apaan sih Na? Nggak nyambung."

"Emang."

"Untung sahabat." Gumam Ninis.

"Nis bantuin kek, lo pikir ngga ribet apa bawa piring tiga, sana lo ambil minumnya." Zidan datang membawa nampan berisi tiga piring.

"Kaki gue pegel nih. Lo aja deh Dan. Zidan kan baik."

"Ck. Bilang aja ngga mau."

"Nah tuh tau."

***

Bel pulang berbunyi.

Ya waktu yang Zidna tunggu-tunggu. Zidna segera memasukkan alat tulis ke dalam tasnya.

"Lo mau ikut ga?" Ajak Zidna pada Ninis.

"Hehe gue ngga bisa Na, ada acara keluarga." Zidna hanya menganggukan kepalanya.

"Cepet!" Zidna mulai kesal pada Zidan yang lama membereskan alat tulisnya. Tidak tahu kah Zidan, bahwa Zidna ingin cepat-cepat bertemu Lucky.

"Sabar dong Na."

Pak Ami sudah menunggu Zidna dan Zidan di depan sekolah. Tanpa menunggu waktu lama, mereka segera menaiki mobil.

"Pak Ami, jangan pulang ya, ke rumah sakit Sumber Waras dulu, Zidan sama Zidna mau jenguk temen, nanti Pak Ami pulang duluan aja. Zidan sama Zidna pulangnya naik taksi."

"Siap Den."

***

Zidna sedikit berlarian di koridor rumah sakit.

"Santai dong Na. Nanti bisa-bisa lo jatoh lagi."

Sesampainya di depan ruang Lucky dirawat, ada Luis yang duduk dibangku, bersama perempuan juga lelaki paruh baya, yang Zidna duga orangtua Lucky dan Luis, karena wajahnya mirip.

"Hai Zidna." Luis beranjak dari duduknya.

"Mi, Pi ini Zidna." Ucap Luis pada dua orang yang duduk disebelahnya, benar dugaan Zidna, ternyata itu orang tua Luis dan Lucky. Zidna langsung menyalami keduanya, begitupun Zidan.

"Ini Zidna ya? Lucky sering cerita ke Mami tentang kamu." Perempuan paruh baya itu mengelus puncak kepala Zidna.

"Kenapa tante sama om diluar? Di dalam ada tamu ya?" Tanya Zidna.

"Doakan Lucky ya, semoga dia sembuh, di dalam lagi ada dokter."

"Lucky kenapa? Lucky pasti sembuh Tante."

"Lucky punya penyakit leukimia stadium 3." Bagai disambar petir. Tubuh Zidna langsung ambruk ke lantai. Tatapannya kosong. Entah mengapa ia sangat khawatir pada Lucky.

"Tante bohong kan? Lucky bilang dia baik-baik aja, cuma kecapekan."

"Enggak Zidna. Mami nggak bohong. Lucky emang punya penyakit Leukimia. Dia sengaja nyembunyiinnya dari lo supaya lo gak khawatir." Ucap Luis. Tidak, Zidna tidak percaya, pasti Zidna sedang bermimpi, pikirnya.

Zidna ✔ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang