Extra Part: Little Fire

370 20 0
                                    

Luna's POV

Hari itu. Kenangan itu. Mimpi buruk ku yang sayangnya adalah kenyataan.

Kematian adikku.

Tak pernah sekalipun aku melupakannya. Tak sedetikpun. Penyesalan yang menjalari dadaku setiap kali mengenangnya.

Ku pikir aku tak kan pernah bertemu dengannya lagi. Aku percaya dia benar-benar pergi selamanya.

Ya, sampai undangan dari Moza tiba. Undangan setelah ratusan tahun kami tak pernah bertemu.

Awalnya aku hanya berniat datang. Kenangan baru hanya akan mengingatkanku pada mimpi buruk ku.

Di saat-saat terburukku itu, Criss selalu menemaniku. Ia tak banyak bicara atau pun menghibur.

Ia akan datang padaku di waktu yang tepat. Menggenggam tanganku. Tanpa berucap apapun. Eksapresinya pun tetap seperti biasa.

Namun aku tahu ia tengah menguatkan ku. Perasaannya itu tersampaikan melalui genggamannya yang hangat. Melalui matanya tiap kali kami bertatap.

Sederhana namun begitu berarti.

Criss.

Dia sempat menghilang selama beberapa waktu. Entah apa yang dia lakukan. Seperti biasa Criss selalu penuh misteri.

Hanya Carren yang tahu apa yang ia lakukan, namun gadis itu tak pernah menjawab pertanyaanku. Ia tersenyum jenaka sambil berkata 'rahasia'.

Selama kepergiannya, sejujurnya aku merasa kesepian. Memang beberapa kali teman-temanku datang berkunjung, namun jarang.

Kami sama-sama tertekan dan beban kerajaan yang nyaris hancur mengikis waktu bertemu.

Hanya Criss yang sering. Bahkan selalu ada ketika aku butuh sandaran. Aku merasa kehilangan. Meski hal itu terasa memalukan bagiku, sang Ratu Es.

Entah kapan tepatnya, Criss kembali mengunjungiku. Ia tak mengucap apapun namun wajahnya tersenyum. Sampai sekarang aku tak tahu apa yang membuatnya begitu bahagia.

Ah! Apa yang ku pikirkan?! Memalukan! Benar-benar memalukan!

"Luna, tunggu."

"Panggilan familiar itu, Criss."

"Aku ingin sendiri." Aku menjawab tanpa menghentikan langkahku.

Grap!

Ku rasakan tangan besar Criss menyentuh pundak ku. Dengan enggan aku berbalik.

"Apa?"

"Ini hal penting. Aku seharusnya mengatakannya sedari awal tapi karena ku pikir waktunya kurang tepat aku mengurungkannya. Tapi aku melupakannya dan baru ingat sekarang."

Criss menggenggam lenganku. Mengajak ku ke arah taman yang sepi. Kami duduk bersandingan.

"Tentang Lanu."

Ah, aku sedang enggan mendengar apapun tentangnya adikku itu.

Bayangkan saja. Ku pikir ia benar-benar tiada. Penyesalan yang ku rasakan setiap harinya. Dan sekarang. Ia tiba-tiba muncul bersama Lyan dan putra kecilnya.

Ia tak pernah memberiku kabar apapun. Kapan ia kembali?Mengapa ia bisa kembali?  Apakah ia baik-baik saja? Tinggal dimana dia selama ini?

Kapan ia menikah? Kapan ia menjadi seorang Ayah? Apakah ia tak memikirkan perasaanku selama ini?

Menjengkelkan. Memang Lanu selalu bersikap menjengkelkan tapi ini adalah yang terburuk.

"Aku tahu kau marah padanya. Dan aku merasa bersalah untuk itu."

Crystal Series 1: The Legend of Ten Crystals✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang