1. The Crystal

2.5K 104 3
                                    

Beberapa orang tengah mondar-mandir di depan sebuah ruang rapat. Mereka menanti kabar yang sudah mereka nantikan selama beberapa tahun terakhir.

Tak lama, seorang laki-laki berumur 20 tahun keluar dari ruang itu dengan wajah yang berseri-seri. Dia memekik senang di hadapan keempat rekannya yang sedang menunggu hasil yang ia bawa.

"Kita berhasil. Kita semakin dekat untuk mengungkap kebenaran di balik legenda itu." ucap Rian Saputra, seorang pemuda asal Indonesia yang ikut ke dalam organisasi arkeolog di Jakarta.

"Are you sure? Benarkah ini bukan mimpi?" sahut Edmund Federick, seorang pria berusia 29 tahun asal Amerika Serikat dengan nada tak percaya.

"Tentu. Tentu." jawab Alymer Gonzales, pria lain asal Belanda, seraya menepuk pundak Edmund.

"Boku no yume....." tambah seorang pria bernama Kou Arazima asal Jepang sambil menggenggam tangan Rian haru.

"Sebaiknya kita segera bergegas ke tahap selanjutnya. Time is money my friend." ucap Alexander D Archy, pria asal Perancis yang hanya menatap rekan-rekannya itu.

"Of course, Alex." jawab Edmund yang diangguki oleh kedua rekannya yang lain.

"Bagaimana jika kita berpencar saja? Kita bagi tugas untuk menyebar ke beberapa negara. Ini untuk mempersingkat waktu." usul Aylmer kepada teman-temannya.

"Good idea."  jawab Alex.

Saat ini mereka sedang berkumpul di ruang kerja mereka yang memang menjadi satu ruangan. Ketiganya sedang serius membahas langkah mereka selanjutnya.

Selama 5 tahun terakhir ini, mereka telah bekerja keras untuk membuktikan bahwa legenda yang mereka percaya benar-benar terjadi di masa lampau. Mereka terus berusaha mencari berbagai bukti hingga akhirnya mendapatkan izin oleh atasan mereka.

Kini mereka hanya perlu mencari beberapa orang terpilih yang tersebar di seluruh penjuru negara di dunia. Tugas itu lebih mudah dibandingkan harus berkecambuk dengan banyaknya arkeolog lain yang menentang teori mereka mentah-mentah.

"Where is Kou? Dia seharusnya berada di sini sedari tadi." tanya Edmund kepada kedua temannya.

" I dont know ." jawab Aylmer tanpa menatap Edmund. Ia masih sibuk mencari beberapa berkas penting di sekitar 39 tumpukan kardus bersama Rian.

"Hei, bantulah kami." tegur Rian kepada Edmund yang masih asyik menghisap rokoknya.

"Oke." jawab Edmund seraya berdiri.

Bruakh! Bunyi pintu yang dibuka dengan paksa itu mengagetkan ketiga pria yang berada di dalamnya. Seorang pria dengan nafas tersenggal-senggal menghampiri ketiga rekannya.

"Mina!" teriak Kou dengan wajah kacau balau.

"What?" tanya Alex seraya memegang pundak Kou, mencoba menenangkannya.

Kou akhirnya dapat menenangkan detak jantungnya setelah beberapa detik. Ia kembali menatap ketiga rekannya yang menatapnya was-was.

"Mina, ohayo." ucapnya yang dilanjutkan dengan tawanya yang pecah.

"You crazy, Kou, you, you," umpat Alex yang menyadari bahwa Kou telah mempermainkannya. Ia tak berminat meneruskan umpatannya pada rekannya yang memang kelewat usil setiap harinya.

"Hah." Edmund hanya menghela nafas pasrah dan memungut batang rokoknya yang terjatuh, membuangnya ke tempat sampah.

"Dia sudah gila. Stress, depresi!" bentak Rian seraya memijat keningnya. Kou masih terus tertawa.

"Gome." ujar Kou sambil melipat kedua tangannya ke depan dan memajukan kedua bibirnya.

"Kami tidak akan memaafkanmu dengan mudah!" jawab ketiga rekannya serentak yang membuat Kou hampir terjungkal.

Mereka kembali melakukan.kesibukan masing-masing. Nampak mereka benar-benar serius jika sudah bekerja. Bahkan Kou pun tidak ingin melewatkan jam kerjanya untuk menjahili rekannya untuk yang kedua kalinya.

"This is your capucino, Rian. And this is your ice tea, Mr. KOU ARAZIMA." ujar Edmund seraya memberikan minuman yang dititipkam kedua temannya. Tak lupa ia memberikan tatapan mautnya pada Kou, yang malah mengundang tawa temannya yang lain.

"Arigato, iak, thank you my friend." sahut Kou setelah Edmund kembali ke kursinya.

"Sama-sama Kou." jawab Edmund acuh.

"Oh ya. Apa kau akan pulang ke Jawa Timur, Rian?" tanya Aylmer.

"Ya. Aku akan memulai dari sana. Sekalian aku ingin pulang." jawab Rian.

"Kalau begitu aku akan pulang juga ke Jepang dan serahkan Korea dan China padaku." ujar Kou sambil membusungkan dada.

"Aku takut kau malah mengacaukannya, Kou. Aku tahu kau orang macam apa." sambung Edmund santai.

"Nani!" tanya Kou yang tak digubris oleh Edmund.

Kring! Sebuah suara nyaring keluar dari komputet Kou yang mengagetkan seluruh orang di sana. Mereka langsung memberikan tatapan maut ke arah Kou.

"Nani kore? Apa salahku?" tanya Kou yang diacuhkan oleh ketiga temannya. Ia menghela nafas dan membuka pesan itu. Mata terbelalak ketika membaca isi pesan itu. Ia memanggil teman-temannya. Mereka sama terkejutnya dengan Kou.

"Ayo bergegas pergi sebelum para mafia itu menangkap kita!" ajak Rian yang langsung diangguki oleh ketiga rekannya.

Mereka membereskan seluruh barang-barang pribadi dan beberapa berkas dan tak lupa 5 kotak berisi masing-masing kristal yang telah mereka dapatkan.

Ya, kristal legenda yang diceritakan adalh milik 10 anak dengan kekuatan gaib yang berperang melawan makhluk-makhluk immortal seperti vampir yang mengancam manusia.

Mereka menemukannya saat menggali sebuah lubang di dekat daerah Bali, Indonesia. Sejak itulah mereka bekerja keras untuk memecah legenda tersebut. Namun, Kou baru saja mendapatkan pesan bahwa para mafia yang mengincar kristal mereka sedang menuju ke gedung mereka.

"Sampai bertemu lagi, mina." ujar Kou kemudian melangkah meninggalkan gedung usang milik mereka.

Hal sama juga dilakukan oleh Edmund, Alex, dan Rian. Mereka akan berpencar ke beberapa negara dan mencari para anak terpilih. Mereka tidak akan.menyerah kepada para mafia yang hanya tahi uang. Mereka akan membuktikan bahwa teori mereka benar.

"Sampai berjumpa kembali, temanku." ujar Rian kepada Edmund dan Alex yang sudah lepas landas. Ia pun bergegas pergi.

"Kerja keras kami akan membuahkan hasil." ucapnya pada dirinya sendiri.

******
Typo harap maklum. Saya gak sempurna hiks hiks. Oke. Ini penulis gak bertanggung jawab mungkin karena satu cerita belum dapat seperempat bikin lagi cerita baru. Sampai ada 3 cerita yang masih awal.

Ya itu adalah suatu kesenangan yang haqiqi. Jadi walau akunya ini bisa jadi gak bertanggungjawab tetap vote dan comment ya.

Crystal Series 1: The Legend of Ten Crystals✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang