22. Meyroz

452 22 0
                                    

Author's Pov

Zacken tergelak mendengar perkataan sinis Akame. Berdiri, Zacken melangkah melewati Akame. Mengacuhkan tatapan tajam gadis itu.

"Kau tak tahu alasannya, Putriku. Kau terlalu muda untuk memahaminya." ujar Zacken seraya berjalan menjauh.

Balik tak mengacuhkan Zacken, Akame justru memasuki ruang santai itu lebih dalam. Menatap datar ke arah pelataran mansion yang penuh darah.

Dentingan pedang masih setia bergema bersama jeritan sakit. Akame yakin itu adalah jerit kematian musuhnya.

Menelisik ke setiap arah, Akame menatap nanar pada sosok Anton yang tengah tidur pulas di tengah medan tempur. Tak seperti lokasi lain, lokasi disekeliling Anton nampak bersih tanpa sedikitpun bercak darah.

Akame berdecak. "Dia tak berubah." batin Akame sembari mengalihkan pandangannya pada Alvin dan Xian yang telah mandi darah.

Lagi-lagi Akame berdecak. "Mengapa sahabat-sahabatku selalu menjadi gila tiap kali bertempur?"

Mengusap wajahnya kasar, Akame memilih beranjak menyusul si pria tua. Langkahnya terhenti di depan jendela yang menghubungkan mansion dengan taman belakang.

Pemandangan langit malam,mengingatkan Akame pada rupa Dark Land yang dulu.

"Dulunya, langit itu berwarna biru dengan deretan awan berlalu-lalang. Dan tanah ini dulunya dipenuhi bunga bermekaran. Kini, semua tinggal kegelapan."

Akame menarik nafas panjang sebelum kembali berjalan. Mencoba mengabaikan kepingan memori masa lalu yang selalu melintasi di depan matanya. Di setiap sudut mansion, bayangan adik kecilnya yang berlari bahagia selalu menghantuinya.

"Bahkan kini, aku kehilangan cinta pertamaku." desah Akame.

~~~~~

Meyroz's Pov

Sebelum nama Dark Land disematkan, tanah ini memiliki nama Tanah Utara. Wilayah dengan sumber daya paling besar di Dataran Lutee.

Dibungkus deretan gunung, ditebari banyak hutan-hutan tropis, tanah yang menyimpan emas hitam dan batu berharga, lokasi kota yang strategis, adalah sedikit banyak kelebihan Tanah Utara. Dengan kabut yang menyembunyikan keberadaan kaum demon dan vampire.

Alasan tersebut berhasil memercik keserakahan manusia yang berada di daerah tengah. Menggiring perang yang memperebutkan Tanah Utara.

Berkat konspirasi antara manusia dan kaum witch, kemenangan menjadi milik bangsa manusia. Membuat kaum demon dan vampire tersisih.

Begitulah yang direnungkan seorang anak laki-laki dibalik rimbunan pohon dan tebalnya kabut. Zacken muda terus memikirkan sejarah turun-temurun bangsanya sembari menatap lalu-lalang manusia.

Zacken mendongak. Menatap sang surya yang tanpa henti memancarkan sinarnya. Membuat bangsanya tak mampu menyentuh daerah kekuasan sang surya.

Zacken kembali memerhatikan para manusia. Wajah-wajah bahagia tergambar ditiap manusia yang dipandangnya. Tak seperti dirinya yang selalu suram.

Batinnya melayang, mengingat seperti apa kondisi kaumnya. Kaum demon kini tak lebih dari 50 orang sedang kaum vampire hanya tersisa 200 orang.

Keduanya tinggal agak berjauhan di pedalaman hutan Tanah Utara. Bersembunyi dibalik kabut.

Angannya terus berkelana sampai tatapan tajam seorang gadis manusia menarik perhatiannya. Zacken menatap lekat ke arah gadis manusia itu yang memandangnya rendah.

Crystal Series 1: The Legend of Ten Crystals✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang