10. Brother Sister Zone

659 36 0
                                    

Author's Pov

Sedangkan di kediaman keluarga Chao, tampak keluarga itu baru saja selesai makan malam. Tentunya bersama dengan Alvin, Alice, dan Anton.

Kini kelima remaja itu tengah serius membahas rencana mereka di ruang keluarga. Sedang kedua orang tua Xian sedang keluar untuk mengunjungi seorang teman ayah Xian. Namun sejak setengah jam yang lalu tak ada satupun dari mereka yang membuka suara. Kelimanya tampak asyik dengan dunianya sendiri.

"Kita akan pergi besok?" tanya Alvin membuka suara.

"Oh ya, Alvin. Tadi siang kau tak melakukan hal apapun kepada sepupuku kan?" sahut Xian lebih mirip dengan seorang penginterogasi.

Alvin meneguk ludahnya sendiri, sedangkan Akame nampak mencoba untuk tak peduli. Kenangan tentang kejadian tadi siang kembali membayangi keduanya.

Flashback on

Terlihat Xian tengah mondar-mandir menyisiri lorong rumahnya. Keluarganya sedang menyiapkan makan malam besar, mengingat jika Xian membawa banyak teman ke rumah.

"Bangunkan mereka Xian. Mereka pati masih tidur. Tidur siang terlalu lama tak baik untuk kesehatan." perintah ibu Xian.

"Baik."

Xian beranjak dari dapur dan berjalan ke arah lorong kamar. Ia berhenti di kamar Alice dan mengetuk pelan pintu kamarnya. Tak lama Alice keluar dari kamar.

"Kau tak tidur?"

"Tidak. Aku hanya sedang berbaring."

"Kalau begitu bisakah kau bangunkan Alvin? Aku akan ke kamar Anton."

"Hm."

Alice lantas beranjak ke arah kamar Alvin, sedangkan Xian berjalan ke arah kamar Anton.

"Anton? Kau masih tidur?"

Merasa tak mendapatkan jawaban Xian lantas membuka pintu perlahan. Ia melihat Anton yang masih asyik tidur di ranjangnya. Pakaiannya pun masih sama.

Xian membangunkan Anton dengan pelan. Anton mengerjapkan matanya pelan. Ia bangun dan mengikuti Xian yang sudah keluar dari kamarnya.

"Di mana Alice ya? Kenapa ia lama sekali?"

Begitu mendengar nama Alice disebut, mata Anton lansubg terbuka dengan sempurna. Xian mengernyit bingung. Baru pertama kali baginya melihat Anton yang seperti ini.

"Aku ikut denganmu." ujar Anton seraya berdiri lebih tegak dan melangkah meninggalkan Xian.

Xian hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan aneh setiap temannya. Mereka akhirnya berjalan beriringan ke kamar Alvin.

Terlihat Alice yang hanya berdiri di ambang pintu kamar tanpa berniat masuk. Matanya menatap datar lurus ke depan. Melihat tingkah Alice yang aneh, Xian dan Anton lantas ikut melongokan kepala ke dalam kamar.

Nampak sepasang insan sedang asyik dengan dunia mimpinya. Berada di dalam satu selimut yang sama. Saling memeluk dan berbagi kehangatan hingga tak sadar jika Alice telah berdiri di ambang pintu sedari 5 menit yang lalu.

"Oh, ini yang mereka lakukan ternyata!" ujar Xian dengan nada yang meninggi.

"Mereka- benar-benar. Aku kehilangan kata-kata." Anton ikut menimbali.

Alvin yang merasa terusik oleh beberapa suara lantas terbangun. Dengan mata setengah terbuka, Alvin melirik ke arah pintu.

Matanya seketika terbuka lebar saat mendapati Alice sedang menatapnya lekat, Xian yang melotot, dan Anton yang memandangnya dengan tatapan meremehkan.

Crystal Series 1: The Legend of Ten Crystals✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang