4. Meet

1K 61 3
                                    

Mara's Pov

Aku terbangun pagi sekali. Ini adalah pertama kalinya aku bangun jam 6 pagi. Sangat menyebalkan. Aku tak bisa tidur sebab perasaanku tetap tak enak tidur di rumah orang yang baru ku kenal.

"Apa kau akan segera pergi?" tanya Bu Arta.

"Saya sudah sangat menyusahkan. Dan lagi saya merasa sangat merindukan rumah. Orang tua saya juga pastinya mencemaskan saya." jawabku seraya berdiri memasuki halaman.

"Ya kalau orang tuaku masih mencemaskanku. Jika mereka mengira aku sudah jadi abu. Lalu saat aku pulang tiba-tiba aku dianggap hantu. Ah menyebalkan." ucapku dalam hati.

Aku bergegas ke arah Pak Arta yang sudah menaiki motor sederhananya.

"Tunggu dulu, Angga. Sebaiknya kau bercermin dulu." ucap Pak Arta.

"Mengapa? Apa aku bau? Atau dandananku aneh?" tanyaku.

"Tidak. Sebaiknya lihatlah sendiri."

Aku segera bergegas masuk kembali ke dalam rumah. Aku mengambil sebuah cermin kecil.

"Apa!" teriakku histeris yang langsung mendatangkan rasa khawatir Pak dan Bu Arta.

Aku segera merosot ke lantai. Kenapa rambutku jadi merah?! Dan belum lagi lensa mataku yang berbeda warna.

"Ambilah ini. Tutuplah rambut dan wajahmu. Nanti pastikan kau bertanya dengan dokter tentang perubahanmu." jelas Pak Arta seraya memberikan sebuah hodi berserta maskernya.

"Sejak kapan saya seperti ini?"

"Sejak pagi tadi."

"Oh." jawabku sekenanya.

***

Author's Pov

Seorang gadis kecil tampak tengah berlari dengan tergesa menuju sebuah bus dengan menenteng tas besarnya. Sesampainya di pintu bus, ia masih kesusahan membawa tasnya yang besarnya hampir sama dengan tubuhnya. Seorang lelaki dengan pakaian anak SMA terlihat menatapnya prihatin.

"Dak rewangi, Dek?" ucapnya seraya menarik tasnya.

"Matur-suwun, Mas." jawab gadis itu dengan senyum.

"Jenengku, Dimas, Dek. Sampean sopo?" tanyanya lagi setelah duduk di bangku yang sama dengan si gadis.

"Aku Tya, Mas." jawab gadis itu. Kemudian keduanya tampak sudah akrab dan berbicara tentang banyak hal.

Mereka tak merasakan seseorang sejak tadi sudah menatap mereka dengan tatapan tak suka.

***

Mara's Pov

Aku sudah berada di dalam bus, tempat Pak Arta bekerja. Ku pilih bangku paling belakang sendiri dan duduk santai sambil mendengarkan lagu favoritku.

Samar-samar aku melihat seorang gadis duduk di bangku depanku bersama seorang lelaki. Mereka terlihat akrab.

Aku kembali mengenakan earphone dan bus mulai berjalan. Aku merasa tak nyaman dengan pakaianku yang sekarang. Sejak pagi tadi, rambut hitamku yang berharga berubah menjadi merah dengan warna lensa mata yang berbeda pula. Ini membuatku harus mengenakan pakaian tertutup selayaknya seorang teroris yang salah alamat. Menyebalkan.

 Menyebalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Crystal Series 1: The Legend of Ten Crystals✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang