Part 3. Still In My Heart

4.9K 361 1
                                    

****

Tiba-tiba Naruto sadar telah membuat gadis cantik bernama Hinata itu begitu sedih dan juga terluka dengan perbuatannya. Dan kini hatinya dipenuhi rasa bersalah yang membuat dadanya terasa sesak. Naruto tiba-tiba saja ingin menemui Hinata. Untuk minta maaf? Mungkin saja. Tapi yang jelas Naruto sangat ingin bertemu Hinata.

Sejak kecil, Naruto yang yatim piatu dan hidup di panti asuhan selalu mendapat perlakuan yang membuatnya merasa selalu direndahkan. Dan Naruto tidak pernah mau menerima keadaannya yang memang serba kesulitan itu membuatnya dipandang rendah oleh orang lain. Naruto tumbuh menjadi anak yang pemberontak dan berhati keras. Dia melawan siapapun yang berani mengejek dan merendahkannya. Bagi Naruto, setiap orang yang menghina dan menatapnya dengan sorot mata merendahkan adalah orang yang perlu dilawan. Setiap hari bagi Naruto adalah perjuangan agar eksistensinya diakui dan dihargai sama dengan orang normal lainnya.

Sejak pertemuan pertama mereka, Hinata telah membuatnya merasakan perasaan asing yang belum pernah dirasakannya selama ini. Hinata, gadis itu telah menunjukkan perhatiannya dengan menawarkan untuk merawat lukanya ketika gadis itu baru pertama kali bertemu dengannya dan bahkan belum mengenal namanya. Sorot mata beriris ungu dan juga ekspresi wajah cantik gadis itu yang menunjukkan kekhawatiran padanya membuatnya benar - benar kaget. Ternyata masih ada orang di dunia ini yang mencemaskan orang seperti dirinya, orang yang selalu dihina dan diremehkan orang lain. Dan karena hal itu atau entah apa pun yang diperbuat oleh Hinata padanya hingga membuat dirinya terus terbayang wajah cantik gadis itu. Tapi Naruto malah menyakiti Hinata, satu-satunya gadis yang memperhatikannya dengan perbuatan jahatnya. 

Naruto segera berlari keluar dari perpustakaan sekolah diiringi pelototan marah petugas perpustakaan. Bagaimana tidak marah? Belum ada sepuluh menit lalu ada siswi mengganggu ketenangan ruang perpustakaan dengan suara derap sepatunya saat lari keluar dari perpustakaan, kini ada lagi siswa yang melakukan hal yang sama. Tapi Naruto tidak peduli dan  langsung berlari menuju kelas Hinata yang juga merupakan kelas Kiba tapi dia tidak menemukan Hinata di sana.

" Naruto? Kau mencariku? " tanya Kiba yang langsung menghampiri Naruto saat pemuda pirang itu masuk ke kelasnya.

" Tidak. Aku mencari Hinata. Kau tahu di mana dia? " tanya Naruto dengan nafas tersengal. 

Mata beriris biru Naruto melihat tempat duduk Hinata. Jangan tanya bagaimana Naruto tahu kursi milik Hinata karena pemuda pirang itu juga tidak tahu kenapa otaknya langsung mencatat posisi tempat duduk Hinata saat kemarin melewati kelas Kiba saat mau pergi ke toilet dan melihat Hinata mendudukinya. Naruto merasa sedikit lega saat melihat tas milik Hinata masih ada di sana yang artinya Hinata belum meninggalkan sekolah.

" Tadi kulihat gadis berambut pink mengajaknya pergi dan belum kembali. " jawab Kiba.

" Ada apa kau mencari Hinata? " tanya Kiba sambil memandang Naruto penasaran.

" Tidak ada apa-apa. " jawab Naruto sambil berbalik lalu pergi dengan langkah tergesa.

Naruto mencari keberadaan Hinata di seluruh penjuru sekolah tapi tidak bisa menemukan sosok gadis bertubuh mungil itu.

"Apakah mungkin dia bersembunyi di dalam toilet? " gumam Naruto saat melewati ruang toilet siswi.

" Apa yang kau lakukan di sini, Naruto? "

Suara malas Shikamaru mengagetkan Naruto. Saat Naruto menoleh dia melihat Shikamaru sedang menatapnya dengan sorot mata curiga.

" Jangan bilang kau sekarang menjadi lelaki mesum yang suka mengintip perempuan di toilet. " ucap Shikamaru.

" Jaga mulutmu, Shika! Atau aku akan menghajarmu! " teriak Naruto kesal.

" Hey! Aku kan hanya bertanya? " teriak Shikamaru sambil mengangkat kedua tangannya dan mundur menjauhi Naruto. Dia tidak akan mau merasakan pukulan Naruto yang memang paling kuat dan paling jago berkelahi di antara teman satu geng mereka. Shikamaru yang kuat di otaknya tidak akan mau beradu otot dengan Naruto.

Love For HinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang