Part 17. Revenge

3.1K 249 9
                                    

*****

Shikamaru membayangkan saat Sasuke tertangkap oleh ayahnya yang seorang perwira polisi itu karena melakukan tindakan penculikan dan penyekapan terhadap Hinata. Akankah Sasuke akan tetap bersikap arogan dan tetap bisa berwajah tembok saat polisi menggiringnya ke kantor polisi dengan tangan terborgol? Shikamaru benar – benar penasaran ingin melihatnya.

Naruto sampai di gudang di Jalan 45 sesuai pesan yang ditemukannya tertulis di botol air minum milik Hinata. Naruto memasuki gudang itu secara diam – diam dan menjadi sangat marah saat menemukan Jirobo dan gengnya berada di salah satu ruangan di dalam gudang itu. 

" JADI MEREKA YANG TELAH BERANI MENCULIK, HINATA?! DASAR BRENGSEK! " teriak Naruto geram.

Tanpa banyak bicara, Naruto langsung masuk dan menyerang Jirobo dan ketiga teman se - gengnya itu dengan pukulan dan tendangan jurus karate mautnya. Yap. Sebenarnya Naruto adalah atlet karate berbakat dan bisa saja menjuarai turnamen karate. Bahkan dulu saat SMP, pemuda pirang itu pernah menjuarai turnamen karate tingkat SMP se - Konoha. Seandainya saja Naruto tidak selalu terlibat tawuran dan perkelahian di jalanan yang membuatnya dilarang bertanding di semua turnamen karate, Naruto pasti sudah menjuarai semua turnamen karate yang diadakan di Konoha.

Geng Jirobo yang tidak siap dengan serangan mendadak Naruto itu kewalahan. Shikamaru dan Kiba serta Choji yang sampai di tempat itu hanya bisa menggelengkan kepala heran saat melihat Naruto menghajar Jirobo dan anggota gengnya.

" Apa kita langsung membantunya? " tanya Choji sambil mengepalkan kedua tangannya.

" Aku rasa kita tidak perlu membantunya. Biarkan dia puas melampiaskan kemarahannya. " ucap Shikamaru.

" Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang? Menonton? " tanya Kiba.

" Kita harus mencari keberadaan Hinata. Aku rasa mereka menyembunyikannya tidak jauh dari sini. Ayo. " ajak Shikamaru.

Shikamaru, Kiba dan Choji segera memeriksa setiap ruangan yang ada dalam gudang yang sangat luas itu untuk mencari Hinata. Choji berteriak saat dia akhirnya menemukan Hinata yang terbaring pingsan di salah satu ruangan tempat menyimpan tumpukan kertas - kertas dan dokumen - dokumen lama. 

Ketiganya langsung merasa sangat marah melihat Hinata yang terbaring pingsan dengan luka di kepala dengan darah yang terlihat mulai mengering di rambutnya. Sementara tangan dan kaki gadis itu terikat dengan tali plastik yang membuat pergelangan tangan dan kakinya terluka dan berdarah dan ada penutup mata terpasang di wajah Hinata.

" Sekarang aku benar – benar ingin mencincang Jirobo dan juga ketiga temannya itu! " ucap Kiba murka sambil melepaskan tali yang mengikat kaki Hinata.

" Setelah itu aku akan membakarnya!! " lanjut Choji yang sedang sibuk membuka ikatan di tangan Hinata lalu membuka penutup mata yang menutupi wajah Hinata.

" Lalu aku akan melapor pada ayahku bahwa Jirobo dan gengnya bunuh diri karena malu sebab telah berkali – kali dikalahkan Naruto. Mereka melakukannya dengan naik mobil dan menerjunkannya ke jurang hingga mobilnya meledak dan terbakar. " lanjut Shikamaru. 

Choji dan Kiba menoleh ke arah Shikamaru dan melihat pemuda berambut nanas itu dengan sorot mata heran.

" Untuk apa kau melakukannya?! " tanya Kiba.

" Kalau aku tidak melakukannya, kalian akan masuk penjara karena membunuh dan memutilasi orang. Di penjara kalian akan jadi orang yang paling diincar untuk dihajar karena telah melakukan tindakan kejahatan yang sadis. " ucap Shikamaru kalem yang dibalas delikan tajam dari Kiba dan Choji.

BUAGH! BRAK!! DUAGH!! Tiba – tiba saja Shikamaru, Kiba dan Choji sudah pingsan akibat pukulan tongkat bisbol di kepala mereka. Sasuke, pelaku pemukulan terhadap ketiga pemuda itu melihat tubuh pingsan ketiga pemuda itu sambil berkacak pinggang.

Love For HinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang