Part 10. Forgive

3.4K 244 3
                                    

*****

Hinata benar - benar berharap Naruto hanya sedang bingung dengan perasaannya dan menjauh sementara darinya dan akan segera kembali padanya suatu hari nanti. Hinata sangat berharap Naruto segera kembali bersamanya karena Hinata merasa sangat menderita dan kesepian tanpa kehadiran pemuda pirang itu.

Naruto baru mengingat keinginannya untuk menemui gadis itu saat Naruto melihat Hinata yang sedang duduk termenung sendirian di bangku yang ada di bawah pohon di sudut halaman sekolah. Naruto segera berjalan menghampiri Hinata.

" Kenapa kau belum pulang, Hinata? " tanya Naruto saat di depan Hinata.

Hinata sangat kaget mendengar suara Naruto dan makin kaget saat melihat Naruto sudah berdiri di depannya. Jantungnya langsung berdebar melihat sosok yang sejak tadi sedang dipikirkannya itu.

" Aku.. Aku belum ingin pulang. " jawab Hinata sambil menunduk.

" Boleh aku ikut duduk di sini? " tanya Naruto dengan perasaan ragu.

" Te -Tentu saja. Ini kan milik sekolah, jadi aku tidak berhak melarangmu. " jawab Hinata.

" Terima kasih, Hinata. " ucap Naruto sambil duduk.

Hinata merasa jantungnya berdebar kencang saat Naruto duduk di sampingnya. Tapi kemudian Hinata teringat bahwa Naruto sudah menyakitinya dengan mengatakan semua perhatian yang diberikannya selama ini dilakukannya hanya untuk memuaskan rasa penasarannya. Seketika hatinya menjadi sakit mengingatnya.

" Ada apa kau menemuiku, Naruto? " tanya Hinata sambil menahan air matanya.

" Aku.. Aku hanya ingin memastikan keadaanmu, Hinata. Aku mengkhawatirkanmu. " ucap Naruto.

" Aku baik – baik saja. Aku masih waras dan tidak gila. Kau jangan mudah percaya dengan semua berita mengenaiku. Tapi terima kasih kau masih mau peduli padaku! " ucap Hinata dengan suara meninggi. 

Entah kenapa tiba - tiba Hinata menjadi emosi saat berhadapan dengan Naruto. Rasa sakit di hatinya mulai mendominasi perasaannya saat melihat wajah Naruto. Rasa rindu akan kehadiran pemuda pirang itu tergeser oleh rasa sakit yang dirasakannya selama ini. Rasa sakit saat semua orang memandangnya dengan tatapan merendahkan dan juga saat mendengar semua hinaan dan cemoohan dari semua orang.

" Aku memang peduli padamu, Hinata. " ucap Naruto sambil menatap Hinata.

" Benarkah? Atau kau menemuiku karena masih penasaran akan sesuatu? Mungkin kau penasaran dengan rasanya melakukan sesuatu yang dilakukan oleh orang yang sedang pacaran denganku? " tanya Hinata sambil menangis. Gadis itu tidak bisa lagi menahan air matanya.

" Apa kau ingin memegang tanganku sambil jalan – jalan atau memelukku? Atau menciumku? Atau bercinta denganku mungkin? Apalagi yang ingin kau lakukan padaku, Naruto! " jerit Hinata.

Naruto menatap Hinata kini menangis terisak sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya dengan perasaan bersalah. Naruto segera merengkuh Hinata lalu mendekap tubuh mungil itu erat.

" Kau sangat jahat, Naruto! Jahat! " jerit Hinata sambil memukuli dada Naruto.

Naruto terus memeluk Hinata dan membiarkan Hinata yang memukuli dadanya sambil menangis. Bahkan jika Hinata ingin membunuhnya saat ini, Naruto akan dengan ikhlas merelakannya jika hal itu bisa mengobati sakit di hati Hinata dan membuat Hinata bahagia. Dia benar – benar merasa sakit melihat Hinata menangis sedih seperti ini.

Setelah beberapa lama, akhirnya tangis Hinata mereda. Gadis itu mengusap air mata di wajahnya lalu segera melepaskan diri dari pelukan Naruto. Hinata lalu duduk memunggungi Naruto. Hinata merasa sangat malu karena lagi - lagi membiarkan dirinya jatuh ke dalam pelukan Naruto.

Love For HinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang