Episode 8.1

149 25 1
                                    

Episode 8

(Kejadian ini terjadi beberapa hari sebelum habisnya masa magang Guo Chang Cheng di SID berakhir. Datang saatnya dimana Ketua Zhao harus mengevaluasi hasil kerja Xiao Guo dalam 3 bulan terakhir.

Semua keputusan ada di tangan Ketua Zhao, tapi dia mengumpulkan semua bawahannya untuk dimintai pendapat)

Chu baru saja menyelesaikan kasus dengan Xiao Guo di dekat perbatasan Dragon City, dia kembali dalam keadaan kelelahan karena harus melakukan pengintaian atas pelaku utama kasus yang sedang mereka tangani.

Mereka menunggu pelaku kasus terakhir mereka muncul setelah gagal membunuh target terakhirnya. Ketua Zhao dan keyakinannya bahwa pelaku akan kembali untuk menyelesaikan misinya yang tertunda terbukti benar adanya. 

Walau dari luar Ketua Zhao terlihat ugal-ugalan dan bersikap kelewat santai, namun dia punya pemikiran dan insting yang tajam. Walau dia bukanlah orang Di Xing seperti dirinya,  namun di dalam hati sebenarnya Lao Chu cukup menghormatinya.

Begitu memasuki kantor dia hanya melihat Da Qing dan Zhu Hong yang sedang bergosip ria di meja Zhu Hong. Dia tak tertarik untuk mengetahui bahan gosip mereka berdua, namun saat Da Qing melihatnya muncul, dia langsung memanggilnya mendekat.

“Ada apa, Kucing?” tanyanya acuh,

“Mana Xiao Guo?” tanya Da Qing masih melihat ke arah pintu masuk seolah menunggu sosok kurus itu tiba-tiba muncul,

“Aku mengirimnya untuk menyerahkan surat laporan ke kantor pusat…”

“Untunglah… Ketua Zhao tadi memanggilku dan Zhu Hong ke kantornya… Dia menanyai kami tentang kinerja Xiao Guo! Nampaknya masa magangnya sudah akan berakhir!” sahut Da Qing lagi sambil tangannya meraih ke dalam kantong kertas di mejanya berisi ikan goreng,

“Memangnya kenapa?”

“Kau tak penasaran? Apakah dia akan dipertahankan atau tidak?” tanya Zhu Hong kepadanya dengan raut wajah heran,

“Bukan urusanku!”

“Aw, Lao Chu… jangan bersikap begitu dingin… Dia akan anak didikmu! Apa kau tak penasaran dengan keputusan ketua?” ledek Zhu Hong padanya,  sukses membuat Lao Chu menghadiahkan pelototan tajam pada wanita ular itu.

“Memangnya Ketua akan peduli pendapat kita? Dia adalah ketua yang terkenal seenak dirinya sendiri selama ini kan?! Lebih baik aku mandi saja daripada memikirkan itu!”

Lao Chu pun meninggalkan Zhu Hong dan Da Qing yang kembali membicarakan spekulasi mereka masing-masing. Chu berpikir untuk mandi air hangat yang sangat lama sebelum masuk ke ruang istirahat mereka untuk tidur singkat, sekedar memulihkan staminanya saat tiba-tiba pintu kantor Ketua Zhao terbuka dan menampakkan sosok Ketua mereka.

“Lao Chu… Kau sibuk? Masuklah kesini sebentar!”

“Dia bertanya tapi tak menunggu jawabanku?!” gerutunya saat Ketua Zhao langsung menutup kembali pintu itu dengan suara keras.

Walau dia adalah Ketua yang tidak kompeten tapi dia masih atasannya, jadi Lao Chu mengesampingkan kelelahannya dan berjalan masuk ke dalam kantor Ketua Zhao walaupun enggan.

“Kau mencariku Ketua?” tanyanya pada Ketua Zhao yang sedang duduk di kursi dengan dua kaki diatas meja,

“Ya duduklah… Ada yang ingin kubicarakan…” katanya sambil menutup map yang saat itu sedang dia hadapi, “Bagaimana dengan kasusmu?”

“Baru saja selesai, aku sudah mengirim pelaku ke sisi lain dan aku meminta Xiao Guo untuk mengantar berkas-berkas terkaitnya ke kantor pusat…”

“Hm… tentang Xiao Guo…” Ketua Zhao tampak bimbang sebelum mulai mengutarakan alasannya memanggil Lao Chu kali ini, “Bagaimana pendapatmu tentang Tuan Guo ini?”

“Apa Ketua sedang mempertimbangkan penugasannya di SID?”

“Seperti yang kau tahu, dia adalah keponakan orang yang cukup berkuasa di Kantor Keamanan… tapi dia agak… kurang cakap kan?”

“Ketua… Guo Chang Cheng adalah pria idiot yang susah berkomunikasi, dia penakut dan pengecut. Dia bahkan tak bisa mempertahankan dirinya sendiri jika itu adalah hal terakhir yang harus dia lakukan demi keberlangsungan hidupnya.

Selama 3 bulan ini, beberapa kali dia membuktikan dirinya… sangat tidak berguna!”

Raut wajah Ketua Zhao terlihat geli mendengar omelan Lao Chu tentang anggota termuda mereka. Bukan rahasia jika Xiao Guo sering membuat pria Di Xing ini kesal dan hilang kesabaran.

“Kenapa aku mendengar kata tapi yang tidak terucap di akhir omelanmu itu pak tua?”

Chu menghembuskan napas setengah frustasi dan setengah pasrah sebelum meneruskan keluhannya, “Tapi… selama 3 bulan ini, dia juga banyak mengalami perubahan!”

“Dia tidak terlalu sering pingsan sekarang, walau dia masih sangat pengecut tapi dia tidak enggan menyingkirkan rasa takutnya demi menyelesaikan kasus.

Dia juga cukup bagus dalam membuat laporan, dimana aku sangat malas mengerjakannya karena aku benar-benar tidak becus dalam hal itu.

Dia sudah mulai bisa berkomunikasi dengan rekan-rekan lainnya, walau terkadang masih sering terbata-bata saat bicara.”

“Hm… Lao Chu… Da Qing mengatakan padaku tentang garis kebajikan, apa kau memperhatikan Garis Kebajikan Xiao Guo?!” katanya setelah berpikir sejenak.

“Ya… sejak hari pertama dia datang. Dia punya garis kebajikan yang sangat terang… Seolah dia tak pernah melakukan kejahatan selama hidupnya.

Dia terus menumpuk amal dan membuat wajahnya bersinar begitu terang hingga bisa menyilaukan hantu yang berpapasan dengannya!” kata-kata Lao Chu adalah kata-kata pujian,  namun wajahnya terlihat kesal saat mengatakannya.  Seolah sebenarnya dia enggan mengatakan hal itu.

“Da Qing bilang untuk mempertahankannya karena mungkin saja dia bisa membawa keberuntungan…” kata Ketua Zhao sambil tertawa geli,

“Bisa jadi… Orang dengan garis kebajikan seterang itu biasanya sangat beruntung…” kata Lao Chu berspekulasi, namun kemudian dia melanjutkan dengan tegas, “Atau sangat sial…”

“Mungkin kita bisa menjaganya tetap disini… dan memperlakukannya seperti mascot keberuntungan?”

“Kau gila, Ketua Zhao!” sergah Lao Chu padanya tanpa takut,

“Aku suka bertaruh Lao Chu, kau juga kan? Apa menurutmu akan menguntungkan jika meletakkan taruhanku atas Xiao Guo?” Ketua Zhao dengan sungguh-sungguh bertanya pendapat Lao Chu,

“Itu terserah padamu Ketua Zhao… itu uangmu, bukan uangku! Apa kau sudah selesai? Aku benar-benar lelah dan ingin segera mandi…”

“Ya ya pergilah!” kata Zhao Yun Lan akhirnya.

Lao Chu kemudian keluar dari Kantor ketua Zhao dan ketika dia sudah diluar, dirinya berpapasan dengan Xiao Guo yang nampaknya baru saja sampai. Wajahnya tersenyum dengan ceria seolah dia tak memiliki beban hidup barang secuilpun dan menatap Lao Chu penuh harap.

“Chu Ge… Aku membawakanmu bola-bola ketan dan kuah jahe.” katanya sambil mengangkat kantong plastik yang dibawanya tinggi-tinggi.

“Kau membelinya?” tanya Lao Chu,

“Tidak, aku tadi membantu seorang nenek penjual kaki lima mengeluarkan roda gerobaknya yang terjebak lubang di jalan. Dia memberiku ini untuk ucapan terima kasih. Masih panas… Ayo makan bersama!”

Lao Chu pun sekali lagi mengesampingkan rencana nya untuk mandi dan duduk di meja kerjanya, menunggu Xiao Guo yang sedang memindahkan makanan yang dibawanya ke wadah mangkuk.

Mereka pun memakan makanan panas itu bersama.

THE UNSOLVED CASE of Xiao Guo and Chu GeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang