Episode 19.2

94 14 2
                                    

30 menit kemudian

Suhu ruangan sudah semakin dingin, benda-benda di sekitar mereka sudah mulai membeku. Bunga es muncul di permukaan meja, di lampu yang menggantung di langit-langit, bahkan rambut mereka pun terlihat kaku karena bunga es.

Mereka bertiga duduk semakin rapat, tak membiarkan udara melewati celah diantara tubuh mereka. Tubuh mereka sudah menggigil hebat, bahkan Lao Chu yang paling tangguh di antara mereka pun sudah mengigil sejak beberapa saat yang lalu.

“Chu Ge, kenapa kau menyalakan penghangat ruangan sekencang ini?” sahut Xiao Guo lemah sambil menggeliat keluar dari pelukan Lao Chu, “Aku jadi berkeringat karenanya… Ini panas sekali…”

“Xiao Guo apa yang kau lakukan?”
Xiao Guo mencoba melepaskan sweaternya dan langsung dicegah oleh Lao Chu, “Xiao Guo, hentikan! Kau berhalusinasi!”

“Jangan menyentuhku begitu Ge, aku jadi merasa kepanasan! Jangan memelukku, aku gerah!” sahutnya lagi mencoba mendorong Chu yang masih bertahan dengan kuncian lengannya pada tubuh Guo yang terus menggeliat,

“Xiao Guo, lihat aku buka matamu! Kau berhalusinasi…” Chu mengguncang tubuh Xiao Guo memintanya untuk bangun dan keluar dari halusinasinya.

Lao Chu butuh beberapa saat untuk membangunkan Guo dan dia terus memanggil-manggil nama Xiao Guo dengan panik. Putus asa membuat pria kurus itu menatap matanya.

“Ge…” bisiknya lirih,

“Iya... Lihat aku! Kita tidak sedang di rumahku… Kau terkena Hypothermia! Jangan biarkan halusinasimu mengalahkanmu! Kau tak boleh melepas bajumu disini!” katanya lagi sambil menangkupkan tangannya di pipi Guo dan menggosoknya perlahan, berharap bisa memberinya sedikit kehangatan.

“Aku sudah tidak tahan lagi! Di sini sangat dingin Ge… Mereka tak akan menemukan kita…” Guo masuk ke dalam pelukan Chu lebih dalam dan membenamkan wajahnya di lekuk leher Chu.

“Xiao Guo, bertahanlah! Zhao Yunlan sedang menuju kesini… Bertahanlah!”

Ye Huo yang duduk diam baru menyadari betapa mendesaknya situasi yang dialami oleh pria kurus itu. Wajahnya sudah hampir membiru dan badannya tak bisa berhenti gemetar. Dia menyentuh pundak Guo dan mencoba memanggil kekuatannya.

“Terima kasih... Ge! Karena... sudah melindungiku... selama ini…” katanya dengan suara lirih dan napas bergetar,

“Apa yang kau katakan?”

“Aku sudah tak sanggup lagi, aku tak bisa merasakan jari-jariku… Biarkan aku istirahat sebentar!” sahut Guo melingkarkan kedua lengannya di pinggang Lao Chu.

“Aku suka tubuh Ge yang hangat saat memelukku… Aku suka… ciuman denganmu… Aku suka… saat… kau memelukku… saat kutidur. Aku… suka… saat Chu Ge… memuji… ku. Aku… su… ka… pada… mu…”

Ye Huo merasa seperti sedang mencuri dengar pembicaraan yang terlalu pribadi, tapi dia terus berusaha mengeluarkan kekuatan apinya, walau saat itu badannya sendiri sudah lemah.

“Xiao Guo… Xiao Guo…” Chu mengguncang-guncang tubuh Xiao Guo yang tiba-tiba melemas, “Guo… Jangan lakukan ini! Aku tak mau merasakan hal itu lagi… Aku tak mau mengalami apa yang kurasakan saat adikku mati… Xiao Guo!!”

“Aku takkan membiarkanmu mati!” Lao Chu berbisik padanya diantara bibirnya yang menggigil.

Tubuhnya terasa panas karena amarah. Marah pada Zhu Jiu yang mengurung mereka disini. Marah pada Ketua Zhao dan teman-temannya yang membutuhkan waktu lama untuk menemukan mereka.

Marah kepada takdir yang hendak merenggut orang yang dia pedulikan. Marah kepada dirinya sendiri karena membiarkan Xiao Guo masuk dalam hatinya dan membuat dia peduli padanya.

Dia melepas jaket hitamnya dan membungkus tubuh Xiao Guo dengan itu dan melepas syal yang melingkar di lehernya, membukanya hingga menjadi lembaran tipis besar berwarna hitam dan menyelubungi tubuhnya dengan itu, kemudian dia membawa Xiao Guo ke dalam pelukannya.

“Lao Chu jangan lakukan itu! Kau akan mati kedinginan…” Ye Huo mencoba menarik Chu dari Xiao Guo dengan tarikan pelan, namun dia bergeming.

“Aku tak perduli! Yang penting Xiao Guo tidak apa-apa!”

Tangannya terus menggosok-gosok tubuh Xiao Guo dari balik jaket agar tubuhnya menghangat. Xiao Guo masih memejamkan mata seolah dia sedang tertidur dengan damai. Chu merasakan denyut nadinya yang melemah dan mendongakkan wajah Xiao Guo dengan panik.

“Xiao Guo… jangan biarkan jantungmu melambat!” bisiknya kemudian dia mengulum bibir Xiao Guo yang dingin dan membiru. Lao Chu berusaha menghangatkan bibirnya yang beku.

“Kau bilang ciumanku membuat jantungmu berdetak dengan cepat bukan?! Aku menciummu sekarang jadi jangan biarkan jantungmu melambat!”

Lao Chu berkali-kali mencium bibir Xiao Guo yang masih tak memberikan respons, namun dia tak patah semangat. Dia kemudian menciumi leher putih Xiao Guo yang terlihat memucat, mengecupnya berkali-kali dengan air mata yang mulai menetes di pipinya dan langsung meninggalkan jejak beku di wajahnya.

“Kau bilang sentuhan dan ciumanku membuat tubuhmu memanas bukan?! Aku sudah menciumi lehermu, kenapa tubuhmu tidak segera menghangat?!”

30 menit kemudian

Lao Chu membuka matanya yang berat, tubuhnya terasa setengah beku dan kaku. Rasanya mirip saat dia tertidur di malam musim dingin dan terbangun karena penghangatnya mati karena kekurangan bahan bakar.
Perlahan ingatannya kembali pada saat dia berusaha membangunkan Xiao Guo yang pingsan karena hypothermia. Dia terlonjak bangun dan mendapati dia baru saja pingsan atau tertidur dalam keadaan mendekap Xiao Guo.

Suhu di ruangan itu masih dingin, namun tak sedingin beberapa saat yang lalu. Uap yang keluar dari mulutnya juga tidak terlalu banyak. Dia menggoyangkan tubuh Xiao Guo dan Ye Huo yang berada di sampingnya berusaha membangunkan mereka.

Dia tak tahu bagaimana keadaan Ye Huo namun dia bisa merasakan tarikan napas Xiao Guo yang lemah dan tahu pria kurus itu berhasil bertahan hidup. Dia mencoba meraba pergelangan tangan Xiao Guo dan merasakan denyut nadinya walau sedikit lambat.

“Apa kita selamat? Kenapa aku merasakan ruangannya tidak terlalu dingin seperti tadi?” gumam Ye Huo saat dia membuka matanya.

Lao Chu mendongak menatap blower dan melihat semburan udara dinginnya sudah berhenti, “Sepertinya tadi sempat lampu mati. Blowernya mati sekarang. Kita beruntung laboratorium ini tidak memiliki automatic generator.”

“Sudah berapa lama kita di sini ya?” tanya Ye Huo,

“Aku sempat tak sadarkan diri beberapa saat, aku tak tahu sudah berapa lama… Terakhir aku ingat kita di sini sudah hampir 2 jam.” jelasnya,

“Apa Xiao Guo baik-baik saja?” Ye Huo melirik Guo yang masih di dalam pelukannya dengan penasaran,

“Aku belum berhasil membangunkannya, tapi detak jantungnya baik-baik saja. Dan dia tidak lagi terlalu menggigil.”

“Aku tidak menyangka hubungan kalian…” kalimat Ye Huo berhenti mendadak, bingung menamai hubungan dua orang lelaki yang baru dikenalnya ini.

“Aku juga tidak menyangka...”

“Selain kalian adalah Orang Di Xing dan Ha Xing, kalian terlihat sangat berbeda satu sama lain!”

“Saat ini aku cukup bersyukur dia masih hidup! Saat ini, itu cukup bagiku!” tukas Lao Chu cepat.

Saat itu tiba-tiba Lao Chu merasakan gerakan dari Xiao Guo yang dipeluknya dia membetulkan posisi duduknya dan menatap wajah Xiao Guo. Matanya bergetar perlahan dan terbuka, menampilkan mata coklat tua Xiao Guo yang nampak sayu dan mengantuk.

“Xiao Guo…” panggilnya,

“Chu Ge… Apa kita sudah mati? Ini… surga atau neraka?”

“Kita belum mati…” jawabnya lega melihat Guo sudah kembali sadar,

“Benarkah? Aku mengantuk sekali…”

“Tidurlah… Aku akan membangunkanmu ketika Ketua Zhao datang menjemput!”

Lelaki itu pun kembali nyenyak dalam tidurnya, bahkan mungkin tidak sadar bahwa dia baru saja bangun dari koma karena hypothermia.

THE UNSOLVED CASE of Xiao Guo and Chu GeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang