Episode 9.4

99 19 5
                                    

Banyak sekali kejadian aneh yang terjadi semenjak mereka sampai di desa itu, mulai dari penemuan tengkorak yang terkubur di pelataran penginapan mereka malam itu. Hingga insiden pengusiran oleh warga desa.

Setelah itu mereka masih harus dikejutkan dengan serangan pasukan hantu yang sebelumnya berpapasan dengan rombongan Lao Chu. Untung saja, serangan tersebut dapat dipatahkan oleh tembakan dari pistol Ghost Hunter milik Ketua Zhao.

Mereka sempat kelimpungan karena senjata-senjata andalan mereka tak ada yang berhasil memukul mundur Prajurit Hantu yang menyerang mereka.

Setelah situasi sudah terkontrol kembali, Ketua Zhao meminta Guo Chang Cheng dan Lao Chu untuk memeriksa keadaan desa. Ketua Zhao takut jikalau prajurit Hantu menyerang desa setelah gagal dalam penyerangan mereka di penginapan.

Karena desa itu cukup dekat namun jalanannya tak bisa dilintasi oleh mobil. Akhirnya Lao Chu memutuskan untuk berjalan ke desa.

“Xiao Guo, ayo cepat!” katanya sambil mengamati pria itu berjalan terengah-engah mencoba mengikutinya menaiki tanjakan kecil,

“Tunggu aku Chu Ge…” sahutnya disela-sela tarikan napasnya.

Mereka berjalan bersisisan dengan langkah cepat dan kepala bergerak mengamati ke seluruh penjuru. Xiao Guo masih cemas jika tiba-tiba prajurit hantu itu akan muncul menyergap mereka.

“Kita harus mencari rumah kepala desa. Ketua Zhao bilang untuk mencari rumah besar di tengah desa… Tunggu! Sepertinya itu rumahnya!”

Chu mengetuk pintu dengan gerakan mendesak, beberapa menit kemudian wajah kepala desa muncul dari jendela samping,

“Kalian… Ada apa?” tanya pria paruh baya itu dengan setengah mengantuk,

“Apa kalian baik-baik saja?” tanya Xiao Guo padanya,

“Kami baik-baik saja! Ada apa Tuan?” ketua desa tampak bingung dengan pertanyaan Guo,

“Penginapan mendapat serangan gaib, kami khawatir mereka turun kemari!” sahut Chu,

“Apa?” kepala desa terlihat terkejut, kemudian bergegas membuka pintu untuk mempersilahkan mereka masuk, yang langsung ditolak oleh Lao Chu, “Malam ini sangat tenang! Masuklah dulu!”

“Tidak bisa, kami harus segera kembali. Kami hanya ditugaskan Ketua Zhao untuk melihat keadaan desa. Syukurlah jika mereka tidak kemari… Selamat beristirahat!”

Lao Chu langsung menyeret Xiao Guo untuk berjalan kembali menuju penginapan dengan langkah cepat seperti saat mereka berangkat. Namun ketika mereka sudah hampir keluar dari desa, Lao Chu berhenti tiba-tiba dan langsung menjatuhkan dirinya dan Xiao Guo ke tanah.

“Chu Ge… Apa yang terjadi?” tanya Guo,

“Ssst… Prajurit hantu…” bisiknya, kemudian dia membakar jimat ketiga sebelum menggoreskan abunya ke dahi Xiao Guo agar dia bisa melihat posisi hantu itu.

Ada beberapa hantu yang berkeliaran di perbatasan desa, Lao Chu menahan tubuh Xiao Guo tetap di tanah. Dia berbaring tengkurap, menutupi separuh tubuh Xiao Guo. Karena tubuh kurusnya, Xiao Guo hampir tenggelam oleh tubuh besar Lao Chu.

Dua sikunya menahan berat tubuhnya di kanan dan kiri kepala Xiao Guo. Napas beratnya menyapu rambut halus di puncak kepala Guo.
Ketegangan Lao Chu terasa begitu kental hingga bisa dirasakan oleh Xiao guo.

Dengan posisinya saat ini yang berhadapan dengan Lao Chu menghadap ke langit berbintang di atas mereka, dia tak bisa melihat kemana hantu-hantu itu pergi.

“Kita harus tetap berbaring beberapa saat, mereka sudah berjalan menjauh dan mereka takkan mendengar dan membaui kita jika kita tetap dekat dengan tanah.” bisiknya di telinga Guo.

“Terima kasih Chu Ge…” sahutnya di dada Chu dengan suara bergetar.

Chu bingung dengan suara bergetar dan kata-kata Xiao Guo. Awalnya Chu mengira Guo menangis, namun saat dia menunduk dan mengamati Xiao Guo, pria itu sedang berusaha keras menahan air mata.

“Kenapa kau berterima kasih?” tanyanya,

“Karena kau sudah membelaku hari ini…”

Xiao Guo teringat saat dimana Lao Chu membela dirinya saat Lin Jing mengatakan bahwa dia adalah pembawa sial bagi SID.

Kemudian dia juga yang membantunya berdiri saat kakinya lemas karena ketakutan melihat tengkorak dari korban persembahan yang dikubur di pelataran penginapan.

Bahkan dia juga membantu dirinya saat dia hampir diserang Prajurit Hantu itu karena tongkat listriknya tidak berguna melawan mereka.

Begitu banyak hal yang bisa menjadi alasan dia tak berhenti mengucap syukur dan terima kasih karena ada Lao Chu di sekitarnya. Jika tak ada pria besar itu entah sudah sejak kapan, Xiao Guo sudah kehilangan nyawanya.

Lao Chu bangkit dari atasnya dengan perlahan dan kemudian menariknya ikut berdiri. Dia mendorong Xiao Guo untuk segera mulai berjalan ke arah penginapan mereka di atas bukit kecil di belakang desa itu. Takut jika tiba-tiba pria bodoh itu akan mulai menangis.

“Kau masih memikirkan itu?” tanya Lao Chu saat mereka sudah setengah jalan kembali di jalanan setapak yang agak mendaki,

“Huh?”

“Tentang kau adalah pembawa sial?”

“Aku rasa apa yang dikatakan Lin Jing Ge ada benarnya… Aku mungkin adalah pembawa sial bagi kalian.” Xiao Guo mengatakan itu sambil berjalan dengan merunduk,

“Menurutku, nasib sial menimpa kami tidak hanya semenjak kau datang. Tapi semenjak Ketua Zhao datang!” katanya lagi dengan gemas, “Dia adalah magnet kesialan yang sebenarnya. Lebih dari dirimu.”

“Benarkah??” Xiao Guo mendongak, matanya menatap Lao Chu mencari kebenaran dari kata-katanya,

“Ya… Jadi berhentilah berpikir bahwa kau membawa sial!” kata Lao Chu sambil mengacak-acak rambutnya dengan gemas.

Akhirnya mereka sampai kembali ke penginapan. Lao Chu langsung mengabarkan apa yang terjadi pada mereka dan apa yang mereka dapati di desa.

“Sepertinya ada orang yang mengumpulkan prajurit-prajurit hantu di daerah sini dan memerintahkan mereka untuk mengganggu kita. Jelas ada orang yang tak suka kau mengendus-endus di sekitar sini Boss.”

THE UNSOLVED CASE of Xiao Guo and Chu GeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang