Episode 11.2

94 18 2
                                    

(Kejadian ini terjadi beberapa hari setelah Ketua Zhao dkk kembali dari gunung bersama Sang Zan. Dua sejoli yang saling merindukan karena terpisah ratusan tahun itu kini hidup bersama di bawah naungan SID.

Berada bersama dengan kekasihnya, Wang Zheng merasa perlu untuk memanjakannya. Akhirnya dengan bantuan tukang masak di kantin mereka, Wang Zheng memasakkan makanan khas suku Hanga untuk Sang Zan setiap hari. Selain itu dia juga memasakkan makanan itu untuk semua staf.

Permasalahannya adalah makanan suku Hanga memiliki citarasa yang sangat kuat, mengandung banyak rempah dan berasa pedas. Membuat orang yang tak terbiasa dengannya mengalami sakit perut dan diare.

Akhirnya, Lao Chu dan Xiao Guo yang terkena imbasnya karena memakan makanan itu.)

Keadaan di SID beberapa hari ini sangat damai, kecuali kasus keracunan makanan yang dialami beberapa orang di kantor dan Ketua Zhao yang tiba-tiba menjadi pendiam. Tak ada kasus baru yang masuk ke daftar pekerjaan mereka.

Walau mereka penasaran tentang apa yang terjadi pada Sang Ketua, tapi tak ada satupun yang berani mengusik pria itu yang mengurung diri di dalam kantornya sepanjang hari.

Disaat yang lain sedang menikmati masa damai mereka, Xiao Guo terjebak di dalam toilet karena diare yang menyerangnya selama beberapa hari belakangan.

“Argh… menyebalkan sekali… Kenapa disaat seperti ini aku malah diare…" Xiao Guo terlihat menahan sakit di perutnya yang melilit.

Walau dia tahu dia akan sakit setelah makan masakan Wang Zheng tapi dia tak pernah bisa menolak ajakan hantu wanita yang dipanggilnya Kakak Wang itu untuk mencicipi makanannya. Guo tak ingin membuatnya tersinggung dengan menolak tawarannya namun setiap kali selesai makan,  perutnya bertingkah.

“Kenapa aku tak bisa menjadi berguna sekali-sekali… Tidak usah sehebat Ketua Zhao juga tak apa. Seperti Lao Chu pun aku sudah puas… Walau dia sangat dingin dan cuek seperti es krim raksasa, tapi paling tidak dia punya ilmu benang roh dan kekuatan fisik yang hebat!”

Saat sedang asyik ber-monolog, Xiao Guo menyadari tak ada tissue di bilik toiletnya. Dia menggeram kesal dengan kesialannya. Terlebih dia juga tak membawa handphone nya.

“Bagaimana ini? Halooo… Apa ada orang di luar?”

Saat itu, secara tak terduga, orang di bilik sebelah mengangsurkan secarik kertas dari bawah tembok pembatas.

Xiao Guo yang merasa senang karena telah keluar dari masalah daruratnya, langsung menerima kertas itu dan meremas-remasnya dengan semangat. Hingga kemudian dia menyadari, di kertas tersebut ada beberapa baris tulisan dengan gaya khas. Tulisannya.

“Tunggu… ini kan buku jurnalku?!" katanya dengan bingung, dia mengetuk partisi toilet dengan kesal,  "Siapa disitu?”

“Si es krim raksasa…” sahut orang di bilik sebelah,

“Aw… Chu Ge! Kenapa kau menyobek buku harianku?” tanya Xiao Guo sebal,

“Kau lebih suka melap pantatmu dengan baju yang kau pakai?? Jangan cerewet!” sahut suara dari sebelah dengan nada keras.

“Bukan begitu…" Xiao Guo langsung mengkerut karena Lao Chu menghardiknya, “Kau kan bisa memberiku sedikit tissue dari bilikmu…”

“Tak ada… Aku hanya punya cukup untuk diriku sendiri!”

Mengetahui yang dilawan saat ini adalah Lao Chu,  dia tak berani lagi membantah. Dengan lesu dia kembali terpekur menunduk memandangi kertas yang sudah diremas-remasnya.

“Ya sudahlah…”

“Kau tau…” suara Lao Chu membuat gerakan Xiao Guo terhenti, “Sebenarnya kamu punya keahlian dalam menyusun jurnal ini."

Selama beberapa saat tak ada suara lain selain suara lembar kertas yang dibalik-balik. Hingga suara Lao Chu kembali terdengar.

"Beberapa bagian dari jurnal ini mengandung info-info yang sangat berarti dari kasus yang sudah kita lalui, beberapa bulan belakangan!”

“Benarkah??”

“Ya… hanya beberapa bagian… Yang lain hanya bualan omong kosong saja!”

“Chu Ge, kenapa kau mengatakan hal itu… Aku juga tidak mengijinkanmu untuk membaca jurnalku! Itu kan jurnal pribadiku!” protes Xiao Guo,

“Diam kau!”

Xiao Guo yang disuruh diam hanya bisa mengalah dan menyeka pantatnya dengan kertas sobekan dari jurnalnya dengan sedih. Guo keluar dari bilik toilet dengan muka muram karena Lao Chu masih menyandera jurnalnya di dalam bilik toilet.

Setelah mencuci tangan, dia keluar dari kamar mandi dengan langkah lesu.

Zhu Hong yang melihatnya langsung bertanya, “Ada apa dengan wajahmu itu?”

“Kak Zhu Hong… Lao Chu mengambil dan membaca buku jurnalku di dalam toilet… “ kemudian dia menambahkan lagi, “Dan dia menyobek jurnalku untuk dijadikan tissue toilet…”

“Siapa yang menggunakannya menjadi toilet?”

“Aku… Tapi itu karena dia memberiku kertas itu, alih-alih memberiku kertas toiletnya!”

“Jika kau yang menggunakan kertas itu kenapa kau menyalahkannya?”

“Tapi dia yang menyobeknya…”

“Lalu kau gunakan untuk membersihkan pantatmu sendiri!”
Zhu Hong kemudian berlalu pergi meninggalkan Xiao Guo yang masih berdiri di tempat dengan kebingungannya.

Sementara itu, Lao Chu masih di dalam bilik toilet sambil membaca buku jurnal itu di satu halaman tertentu.

“Karenaku, dia terluka. Karena ketidak mampuanku melindungi diriku sendiri. Walau begitu dia tak mengindahkan lukanya dan malah mengkhawatirkanku. Dia yang di depan terlihat dingin bagai gunung es ternyata memiliki inti jiwa yang hangat. Walau dia terkadang bisa begitu menakutkan, namun aku tahu dia adalah orang yang selalu bisa kuandalkan.”

Sebuah senyuman muncul di wajah yang biasanya tampak datar bahkan terkesan kejam.

THE UNSOLVED CASE of Xiao Guo and Chu GeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang