Episode 9.3

100 18 0
                                    

Begitu yang lain sampai di depan penginapan, barulah bersama-sama mereka diantar oleh Kepala Desa untuk masuk agar bisa segera beristirahat. Penginapan itu nampak besar walau jelas terlihat tua dan lama tak digunakan.

Masih lebih baik daripada harus berkemah di tengah gunung yang tinggi dan berkabut.

Namun selain udara dingin dan angin gunung yang bertiup di pelataran penginapan, ada hal lain yang mengganggu pikiran Xiao Guo. Dia tak berani berjalan jauh dari Lao Chu karena firasat anehnya. Bulu kuduknya merinding begitu melangkah memasuki gerbang kayu penginapan.

Dengan membawa tas Zhu Hong di kedua tangannya, dia berjalan tepat di belakang Lao Chu, karena bersama pria besar itulah dia merasa paling aman. Walau Lao Chu memiliki lidah yang tajam dan pribadi yang dingin. Namun dia tahu sosok pria itulah yang paling bisa diandalkan diantara rombongan SID.

Tiba-tiba dia terpeleset tanah yang licin dan jatuh berdebum di atas tanah, kedua tas yang dibawanya ikut terlepas dari tangan. Membuat semua orang menoleh ke arahnya.

“Guo Chang Cheng… Perhatikan jalanmu!” sergah Da Qing yang berada di belakangnya dengan sebal.

“Jika kau membuat barang-barangku rusak karena jatuh, aku bersumpah aku akan menggantungmu di atas gerbang kayu!” ancam Zhu Hong padanya,

“Maafkan aku!” kata Xiao Guo dengan cepat sambil berusaha bangkit.

Lao Chu menarik tubuhnya agar segera berdiri, namun dia dikejutkan dengan teriakan Xiao Guo yang melengking, lagi-lagi semua orang menoleh padanya. Siap mengomeli pria kurus penakut itu.

Namun semua orang terkejut dengan apa yang dilihat Xiao Guo di permukaan tanah. Sebuah tengkorak muncul sebagian dari tanah. Rupanya Xiao Guo melihat tengkorak itu saat mengangkat ransel Zhu Hong yang terjatuh dan membuat dia berteriak karena terkejut.

Xiao Guo memeluk kaki Lao Chu seolah nyawanya bergantung pada hal itu. Da Qing dan Lin Jing langsung datang menghampiri dan memeriksa temuan Xiao Guo. Sedangkan Lao Chu menarik Xiao Guo agar segera berdiri dan melepaskan dirinya dari cengkeraman tangan Guo yang melilit erat-erat.

Lin Jing mengkonfirmasi temuan itu sebagai tengkorak manusia dengan usia ratusan tahun. Ketua Zhao meminta semua orang untuk masuk ke dalam penginapan dan membiarkan timnya untuk melakukan penyelidikan lebih jauh.

Lao Chu meraih dua tas yang dijatuhkan Xiao Guo tadi dan memindahkannya ke dalam pelukan tangan Guo.

“Masuklah ke dalam! Bantu Zhu Hong dan Wang untuk menyiapkan tempat kita beristirahat!” perintah Lao Chu,

“Baik… Baik… Aku akan masuk!” Xiao Guo tak perlu disuruh dua kali, dia takkan mau dekat-dekat tengkorak itu.

Tak lama kemudian, semua orang berlindung dalam penginapan, menghindari udara dingin gunung yang mulai gelap. Malam pun datang dengan cepat.

Di dalam penginapan, semua orang sudah mendapat tempat untuk beristirahat. Para mahasiswa yang dibawa Shen Wei tengah mempersiapkan peralatan untuk penelitian di satu sisi penginapan dan di sisi yang lain tim Ketua Zhao juga nampak sedang berunding, mendiskusikan rencana mereka keesokan harinya.

Da Qing yang duduk di ambang jendela tiba-tiba membeku dengan pandangan mengarah ke luar. Ketua Zhao dan Lao Chu yang pertama merasakan keanehan itu langsung berdiri dan berjalan ke arah Da Qing.

“Ada apa?” tanya Ketua Zhao dengan tak sabar,
“Ada kekuatan besar mendekat kemari…” sahut Da Qing dengan suara pelan,
“Di Xing?” tanya Zhao lagi padanya.

Belum sempat Da Qing menjawab tanah di pelataran terlihat merekah, memunculkan tulang belulang yang entah terkubur sejak berapa abad yang lalu. Da Qing dan Lao Chu langsung berdiri dengan siaga, sambil mengamati perkembangan keadaan diluar.

Xiao Guo yang merasakan perubahan suasana langsung meraih tas kain tempat dia menyimpan tongkat listriknya dan memeluknya erat-erat di depan dada.

Tulang-tulang itu berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil dan menyusun diri, hingga tak lama kemudian, di seluruh penjuru pelataran itu muncul kerangka-kerangka manusia yang bergerak maju dengan perlahan seperti zombie yang baru saja dibangkitkan.

Da Qing sudah hampir keluar dari pintu depan untuk menghadapi sekeleton-skeleton itu, tapi ketua Zhao berseru kembali,“Ada roh api…”

“Sial! Prajurit hantu itu kembali lagi!” sontak Lao Chu langsung bersiap dengan benang rohnya, “Xiao Guo siapkan tongkatmu!”

“I… iya…” dengan bergegas Xiao Guo langsung berlari ke samping Lao Chu yang sudah berdiri di belakang pintu dengan salah satu tangan memegang handle pintu kayu.

Lao Chu membakar jimat mata ketiga dengan kekuatannya kemudian mengusapkan abunya ke dahi Xiao Guo membuatnya kini bisa melihat prajurit hantu yang mulai memasuki pelataran. Bisa didengarnya sentakan napas tajam Guo saat melihat prajurit hantu yang mereka temui sebelumnya.

Chu meremas bahu Xiao Guo dengan ringan, membuat pria kurus itu melihat matanya dan dia mengangguk perlahan, menunjukkan bahwa dia telah berhasil menguasai dirinya.

“Bersiap dalam hitungan ketiga!” kata Lao Chu pada rekan-rekannya yang sudah bersiap di belakang pintu, “Xiao Guo, tetaplah di belakangku, serang yang mendekati kita dari samping dan jangan menyerang rekan sendiri!”

Lao Chu menunggu Xiao Guo bereaksi atas perintahnya sebelum mulai menghitung dengan suara keras. Begitu pintu dibuka, Lao Chu diikuti oleh Xiao Guo di belakangnya, Da Qing dan Zhu Hong keluar dari penginapan itu, menghadapi pasukan hantu dan skeleton yang mulai merangsek maju.

Lao Chu mengerahkan benang rohnya untuk menangkap dan menjerat pasukan hantu, dibantu oleh Xiao Guo yang sudah menyerang mereka dengan serangan listrik yang keluar dari tongkatnya, walau dengan gerakan yang canggung. Da Qing dan Zhu Hong tak mau kalah dalam memukul mundur pasukan itu.

Namun tak lama kemudian, mereka menyadari kekuatan mereka tak seberapa berhasil dalam menghadapi pasukan ini. Pasukan hantu itu terlalu kuat seolah baru saja mendapatkan suntikan tenaga tambahan, mereka dengan mudah melepaskan diri dari benang roh Lao Chu, nampaknya mereka juga kebal dengan sengatan listrik.

Lao Chu yang sudah maju ke depan dengan Xiao Guo di belakangnya dengan punggung saling membelakangi tersentak saat salah satu prajurit hantu itu memutuskan benang roh yang mengikatnya. Kemudian serangan balik prajurit hantu membuatnya terdorong ke belakang membuat Xiao Guo yang terkejut, terjatuh ke depan.

Saat Lao Chu menoleh ke belakang dia melihat Xiao Guo yang terjerembab tak bisa segera berdri karena dikepung. Dia mengayun-ayunkan tongkat listriknya tanpa hasil. Kekuatan listrik itu hanya mendorong lemah lawannya.

Dengan tergesa dia menyerang beberapa prajurit hantu yang mengepung Xiao Guo dan menarik mereka menjauh. Dia menarik Xiao Guo berdiri, lalu membawanya mundur hingga punggungnya menempel di tembok bangunan.

Usaha Da Qing dan Zhu Hong tak jauh berbeda. Tiba-tiba pintu kembali terbuka menampakkan Lin Jing yang melemparkan bom plasma ciptaannya yang seharusnya bisa membuat roh-roh itu hancur saat meledak, namun bom itu hanya menciptakan asap debu yang mengepul karena ledakan. Prajurit hantu itu masih terus menyerang maju.

“KETUA ZHAO… KITA PUNYA MASALAH!!!” teriak Da Qing,

“Kita butuh pistolmu, Yunlan!” sahut Zhu Hong,

“Bagaimana bisa pistolku berguna jika senjata kalian saja tidak berguna?!” seru Ketua Zhao, entah kenapa enggan mengeluarkan pistol itu,

“Tembakan saja pistolmu, bodoh!!” seru Da Qing tak sabar.

Ketua Zhao pun mulai menembaki kepala hantu-hantu itu. Hantu yang terkena terjangan peluru energy itu langsung jatuh ambruk ke tanah, prajurit hantu yang lain seketika berhenti bergerak. Kemudian seolah menguap mereka hilang dari pelataran meninggalkan skeleton-skeleton yang masih berdiri dalam diam.

Lao Chu dan yang lain hendak kembali bertindak saat kemudian kerangka itu ambruk ke tanah dengan belulang yang kembali terpisah.
“Sudah kubilang pistol itu akan berguna!” seru Zhu Hong.

THE UNSOLVED CASE of Xiao Guo and Chu GeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang