"Kemana?"
"Kampus." Jawabnya singkat seraya memakai pakaiannya dengan cepat.
"Kampus?"
Mendengar intonasi itu, gerakannya di kancing baju terhenti. Kemudian berbalik, menghadap lelaki tan yang masih terlentang di ranjang.
"Soonyoung nangis. Aku musti bawa dia pulang."
Manik kelam itu masih menatapnya tajam, masih menuntut penjelasan. Ia sadar ini tidak akan berakhir mudah.
"Aku janji, abis anterin Soonyoung pulang dan tenangin dia, aku balik sini. Dan kamu bisa lakuin apapun ke aku sepuas kamu."
Lelaki tan mendengus,
"Aku udah bener-bener turn on dan kamu mau pergi seenaknya?"
Untuk satu dan beberapa alasan, hening menjadi sangat dominan. Ia kembali mengancingkan bajunya, mengambil ransel dan ponsel.
"Kamu bisa pake jalang manapun kalo emang penis kamu udah gak tahan." Ucapnya sarkas.
"Jalang ya?" Lelaki tan bergumam.
"Heh, jalang!"
Langkah terhenti. Genggamannya di kenop pintu mengerat.
"Tepatin janji lu! Gue tunggu disini jam 8 tepat. Jangan sampe telat!"
.
Setau Jimin, selama mereka bersahabat, Soonyoung adalah tipe cerewet yang saat menangis pun pasti banyak bicara. Karena itulah ia merasa aneh saat menemukan sahabatnya itu menangis histeris tanpa mengucap kata apapun dari mulutnya.
"Nih bocah kenapa, Ming?"
Yang ditanyai tidak menjawab. Sepasang bola kembarnya hanya menatap Soonyoung yang masih sesenggukkan dilantai, menolak afeksi dari siapapun selain pelukan Jimin.
"Young, kamu kenapa? Cerita dong. Jangan bikin aku khawatir." Bujuk Jimin lembut.
Soonyoung kembali menggeleng dan malah mengeratkan pelukan.
"Pu- hiks pulang😭"
"Iya. Tunggu bentar ya. Kak Kyungsoo bentar lagi nyampe sini."
"Dari pada lama nunggu, mending anterin sekarang aja. Aku siap kok nemenin kamu, Jim." Jungkook yang gemas akhirnya berusul.
Iya. Gemas melihat Soonyoung yang seenaknya menyusup di dada Jimin. Kan gue juga mau😢 -ringisanhatijungkookganteng
"JIM?!"
Semua pasang mata menatap ke asal suara. Sosok lelaki itu berlari cepat, membelah kerumunan dengan nafas ngos-ngosan.
"Ka Kyungsoo! Sukur banget kaka disini."
Kyungsoo hanya mengangguk. Kemudian menatap Soonyoung yang masih terisak dipelukan Jimin.
Berjongkok pelan, ia mengusap surai halus Soonyoung penuh sayang.
"Soonyoung kenapa?"
Tidak menjawab.
"Jimin nakal?"
Menggeleng.
"Ada yang jahatin kamu?"
Menggeleng lagi.
"Terus kenapa Soonyoung nangis?"
"HUWAAAAAA MAU PULAAAAAANGG~"
.
