13

40 6 0
                                    

Gray datang kembali begitu waktu menunjukan jam makan siang. Pria itu lagi lagi datang kerumah sakit. Tapi tidak seperti dugaannya, dirinya tidak menemukan rose sama sekali. Dirinya terus menunggu pintu ruangan bertuliskan Tim3 tapi pintu itu tidak menunjukan tanda tanda kehidupan sama sekali. Sampai seorang gadis berjas lainnya mendatanginya.

"Permisi, apa kau mencari dokter park? Roseanne park? "Tanya Gadis itu—lalisa.

"Oh,dokter kim!"ucap gray sedikit tersentak karna terkejut."Ne,aku mencarinya. Kemana orang orang diruangan ini?"tanya gray sembari menunjuk pintu yang ada disampinya.

"Oh,tim 3 sepertinya makan siang bersama,mereka tidak terlalu sibuk hari ini. Tapi…kurasa, hanya Rose- ah maksudku dokter park, yang sedikit sibuk hari ini."jawab lisa sembari tersenyum canggung.

"Kenapa bisa seperti itu? Dimana dia sekarang?"

"Dokter park, bertukar tim denganku. Dia menyuruhku untuk bekerja dengan tim 3,dan dia sedang di tim 1. Jam kerjanya memang sama,tapi tim 1 bekerja di lantai satu,di UGD. Jadi,sedikit sibuk."Ucap lisa sedikit merasa bersalah, walaupun gadis itu memang tidak benar benar bersalah. Kenapa? Karna rose yang memaksanya. Ketua timnya, kwon jiyong awalnya juga tidak menyetujuinya tapi karna lisa juga ingin bertukar jadi, jiyong juga tidak bisa melarangnya. "Aku bisa menggantikannya, kalau kalian benar benar ingin bertemu. "Ucap lisa lalu disetujui gray.

Lisa membawa gray kelantai satu dimana Tim1 bekerja. Disana terlihat rose, anggota tim1 dan beberapa perawat berlari memasuki ruang UDG. Tim satu benar benar sibuk karna, baru saja mendapat pasien yang terluka, karna tikaman.Namun begitu rose ingin masuk, dengan cepat gray datang dan meraih tangan gadis itu.

"Maaf gray-ssi. Bisakah anda melihat ini keeadaan darurat! "Ucap rose dengan cepat, lalu menarik tangannya kemudian masuk kembali.

Gray menghela nafasnya kasar,"Kenapa gadis itu tidak bisa diajak bicara sebentar? Dokter kim,apa kau tidak bisa melakukan sesuatu?" Keluh gray.

"Kami tidak diijinkan masuk, ketika sedang melakukan penanganan. Kecuali di ijinkan oleh-"

"Bukankah dia juga ketua timmu? Ayolah lakukan sesuatu aku perlu bicara denganya"ucap gray frustasi, tanpa sadar membuat lisa mengagguk atas permintaannya.

Lisa memasuki ruangan itu, berniat membantu tapi jiyong menyuruhnya untuk melihat. Terlalu mengaggu, menurut jiyong.

"Kenapa kau masuk? Ini pekerjaan tim1 dan hari ini kau di tim tiga! "Bisik jiyong dengan penuh penekanan. Pria itu terlalu jengkel pada lisa. Sedangkan lisa hanya bisa melihat. Ini memang bukan pekerjaannya, karna hari ini gadis itu berada di tim3.

"Aku sudah bilang padamu kita bertukar tim,lice. Hanya untuk hari ini saja, hh…"keluh rose dengan sebuah bisikan ada lisa, gadis itu masih sibuk dengan beberapa alat yang tadi dipakainya.

"Tapi Rose, kekasihmu menunggumu didepan. Kenapa kau tidak menemuinya? Dan kau malah mengatkan 'maaf gray-ssi bisakah anda melihat ini sangat darurat? ' heol…dengar dokter park, aku merasa bersalah karna menghalangimu bicara dengannya-"

"Hh…pria itu benar benar mengaggu, aku selesaikan ini dulu. "Ucap rose lalu, kembali bersama jiyong. Sedangkan lisa keluar, dan menemui gray kembali.

"Dokter park akan menemuimu nanti, dia sedang menyelesaikan urusannya." Ucap lisa, lalu meninggalkan gray yang menunggu di salah satu kursi disana.

Rose tidak ingin bicara, karna gadis itu takut. Takut gray mengatakan maaf, dan takut mengetahui apa yang terjadi sebenarnya antara gray dan chaeerin. Takut kalau yang dibicarakan semalam benar benar terjadi. Gadis itu juga takut kalau dirinya, memaafkan gray untuk yang kesekian kalinya.

"Ikut aku, "ucap Rose begitu keluar, setelah meminta ijin pada jiyong,kemudian gray mengkutinya. Gadis itu bahkan belum makan siang. Saat jiyong mengajaknya makan,gadis itu malah memilih bicara dan menyelesaikan semuanya dengan gray. Mungkin gadis itu memang benar benar tidak bisa menghindari masalahnya.

Rose, membawa gray ke atap rumah sakit. Awalnya ingin membicarakannya di salah satu ruangan kosong disamping ruangan tim3 tapi, rasanya benar benar tidak mungkin.
"Katakan apa yang ingin kau katakan, jam istirahatku tinggal 10 menit lagi-"

"Tapi kau belum makan, makanlah"ucap gray berusaha tersenyum didepan rose.

"Aku tidak lapar, cepat katakan oppa. Aku tidak punya banyak waktu. "Ucap rose sembari melepas jas putihnya lalu melipatnya ditangan kanannya.

"Rose, ucapanku semalam…aku rasa itu karna aku mabuk, mungkin aku membual dan membicarakan omong kosong, jadi-"

"Kau kemari dan ingin mengatakan semuanya."potong rose melanjutkan ucapan gray. Gadis itu tentu tau pria didepannya berbohong. "Tsk...aku sama sekali tidak terkejut, itu sangat mudah ditebak. Oppa mau berbohong padaku? Kurasa kita sudah berkencan lebih dari satu tahun? Oppa seharusnya tau bagaimana cara berbohong dengan alasan yang tepat padaku. "Ucap rose seakan meremehkan gray.

"Maaf- "

"Aku lelah memaafkanmu oppa. Kau pernah melakukannya dengan jiyeon eonni dan sekarang? Chaeerin? "

"Rose, karna kejadian itu. Aku tidak sengaja melakukannya, itu kecelakaan-"

"Ya, aku juga tau kebiasaanmu saat mabuk. Meniduri gadis lain, kan? Hanya karna kau tidak pernah menyentuhku, lalu kau menyentuh gadis lain. Dan itu cukup membuatku jelas. Kalau aku punya banyak waktu sepertimu, aku juga ingin selingkuh atau meniduri pria lain oppa, tapi sayangnya aku tidak punya karna aku sibuk. Oppa, tau?? Seberapa khawatirnya aku kalau kau bekerja di Klub? Menjadi Dj, memang tidak ada salahnya… dan aku senang melihatmu bekerja, kau benar benar keren saat memainkan alat musik itu. Tapi apa kau tau? Aku lebih suka melihat alat musik di studiomu, tanpa kebisingan. Oppa, sangat terlihat keren dan aku menyukainya... Tapi oppa, apa oppa tau seberapa sesaknya aku ketika melihatmu bekerja dengan para gadis di club? Aku memang tidak pernah melarangmu bekerja disana, aku tau kau menyukainya dan aku tidak bisa egois hanya karna aku tidak menyukai para gadis itu. Tapi, kupikir kau akan merasa, 'ah aku mengingat rosie. Bagaimana kalau dia tau aku seperti ini. Kurasa aku akan sedikit menjaga jarak pada gadis gadis itu' tapi- tapi nyatanya tidak. Oppa tidak seperti itu. Oppa menikmati setiap godaan mereka. Dan itu membuat ku sangat sesak oppa, "ucap rose dan gray tertegun mendengarnya.

"Maaf- maaf karna aku membuatmu terluka-"

"Tidak perlu minta maaf oppa. Aku juga salah dalam hal ini. Aku tau kau memang seperti ini. Dan bodohnya, aku mengencanimu. Aku terlalu buta untuk melihat bagaimana dirimu. Aku terlalu bodoh membedakan cinta dan terobsesi. Aku mencintaimu, tapi aku terlalu membutakan cinta." ucap rose sembari memaksakan senyumannya.

"Ini terlalu dramatis, tapi aku benar benar mencintaimu- maaf aku tidak bisa menjadi pria baik untukmu. Aku brengsek-"

"Ya, aku tau. Tapi, aku- aku, akan berhenti menjadi bodoh kali ini. Aku ingin membuka mataku, dan tidak ingin buta. Aku tidak ingin melihat satu titik yang hanya akan melukaiku oppa. Trimakasih, dan maaf untuk semuanya"ucap rose lalu mencium sekilas bibir gray dan pergi menginggalkan gray diatap itu, sendirian.

HappenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang