17

38 6 0
                                    

"Ya! Kau putus dengan pacarmu! "Seru jongsuk begitu masuk kedalam ruangan tim 3. Jongsuk yang biasanya datang lebih awal dari pada anggotanya yang lain, sedikit terkejut karna, Rose tidak biasanya berangkat lebih awal, dan pria itu berniat menanyakan apa yang dilihatnya semalam pada saat nanti siang setelah makan siang agar bisa berdua. Namun, mulut pria itu tidak bisa dikontrol mengingat apa yang dilihatnya semalam. Dan kebetulan sekali karna diruangan itu hanya ada Rose.

Rose, yang saat itu sedang memakai sepatu ketsnya, sedikit terkejut karna ucapan jongsuk.

"Kau putus dengannya? Si produser? Gray? Semalam aku melihat DJ CL menggoda Gray. Tapi Gray terlihat tidak tertarik lalu mereka bertengkar, mereka membawa namamu aku nendengarnya sendiri. Lalu DJ CL bilang kau sudah putus…"oceh jongsuk membuat Rose mendongak menatapnya. "Oppa, kau tidak dalam posisi bisa-"

"Tentu saja aku bisa menanyakan hal itu. Aku ketua tim mu dan kau masuk dalam anggotaku. Aku harus menanyakan itu agar kau bisa terus berkonsentrasi pada pekerjaanmu. Agar kau bisa profesional," tegas jongsuk menyelanya, membuat Rose menghela nafasnya kasar, lalu melipat tangannya didepan dada.

"Alasan yang tidak masuk akal jongsuk-ssi. Ini masih bukan jam kerja. Jam kerja tim 3 dimulai dari jam 8 nanti. Dan kau masih bukan ketua tim untuk saat ini. Ini urusan pribadiku, kau tidak berhak ikut campur dalam masalah ini. Trimakasih sudah mengingatkanku, aku selalu berkonsentrasi pada pekerjaanku. Aku profesional" ucap Rose tanpa memberi celah jongsuk menyelanya, dengan penuh penekanan dikalimat terakhirnya, disusul suara pintu yang dibanting sebelum ia pergi meninggalkan jongsuk yang ingin menjahit mulutnya saat itu juga. Jongsuk kesal karena Rose sangat tidak sopan dengannya, ya walaupun kalimat yang diucapkan gadis itu tidak sepenuhnya salah, lagipula ia hanya bertanya.

Lain dengan jongsuk. Rose sangat kesal, moodnya sangat tidak baik dan itu karna jongsuk. Walaupun hanya bertanya, Rose pikir jongsuk tidak dalam posisi bisa bertanya, tentang masalah pribadinya. Apalagi jongsuk juga membicarakan chaeerin, dan itu membuat Rose semakin kesal dengannya.

"Kenapa siang ini terasa sangat canggung? Apa baru saja terjadi sesuatu? "Celetuk seungyoon yang baru saja datang dan menyantap makan siangnya, bersama keempat orang yang ada dimeja itu. "Mwo? Tidak ada yang menjawabku? Heish… hyung katakan sesuatu ada apa ini? "Tanya seungyoon pada jongsuk yang ada disampingnya.

Siang ini mereka makan siang dikafetaria, namun mereka hanya diam, makan makanan mereka tanpa mengatakan apapun bahkan Rose dan Jongsuk saat bekerja tadi tidak berbicara sama sekali.

"Tidak ada yang terjadi. Aku lelah, malas bicara"jawab jongsuk asal lalu pergi meninggalkan meja kafetaria itu.

"Kurasa jongsuk oppa marah padaku"ucap Rose, dengan nada malasnya lalu memainkan ponsel yang ada di genggamannya.

"Memangnya apa yang terjadi? Kau bertengkar dengannya? "Balas June sembari menaikan sebelah alisnya.

"Hm…tadi pagi, jongsuk oppa membuatku kesal, " jawab santai Rose kemudian pergi tanpa mengatakan apapun, membiarkan ketiga pria yang masih disana menebak nebak apa yang terjadi.

Rose semakin kesal. Bukan karna teman temannya yang sekarang ini menebak nebak apa yang terjadi, bukan juga karna jongsuk pagi tadi, ah Rose sudah tidak kesal lagi dengan jongsuk ia bahkan hampir melupakan kejadian pagi tadi—kalau bukan karna Yoon bertanya. Hanya saja, pesan dari Woo Won Jae—sekertaris CEO di AOMG—menyuruhnya datang untuk rapat pemegang saham, membuatnya kesal.

"Heish, tidak bisakah alice eonni saja yang menggantikanku? Sial! Aku pasti akan bertemu dengannya. Aa…bagaimana kalau aku menangis disana…"keluh gadis itu sembari menghentak hentakkan kakinya.

"Dokter park!"seru seorang pria disana, Jung jaewon.

"Oh oppa! Woah lama tidak melihatmu, "balas Rose lalu menghampiri jaewon yang baru saja keluar dari ruangannya.

"Ya, aku sedang banyak pasien haha, bagaimana dengan tim mu? Pasti menyenangkan. Aku saja tidak punya tim" ucap jaewon bertanya dan menjawab sendiri pertanyaannya, membuat Rose terkekeh.

"Jadi psikiater sulit ya? Aigoo…bukannya oppa dengan perawat jung saling membantu? Apa kalian saling menyukai hm?" Ucap Rose menggoda jaewon.

"Hm…dia menyukaiku ternyata. Dia mengatakannya semalam"ucap jaewon membuat Rose menaikan sebelah alisnya.

"Kenapa oppa mengatakan itu padaku? Aku tidak peduli siapa yang menyukaimu- ah oppa mau pamer padaku ya!" protes Rose membuat jaewon memutar bola matanya malas.

"Aku hanya memberi tahumu kalau kau mau, kalau tidak mau yasudah"

"Oppa sudah mengatakannya walaupun aku menolak. Ah, ya aku lupa. Jisoo eonni dan Dokter song berkencan kalau kau belum tahu. Aku pergi dulu oppa- eh maksudku aku pergi dulu Dokter jung. Annyeong…"seru rose sembari membungkukan tubuhnya, lalu berlari begitu melihat teman temannya kembali dari kafetaria.

Jaewon dan Rose memang dekat karna, Jaewon menyukai jisoo. Dan Rose membatunya walaupun pada akhirnya Jisoo sudah berkencan dengan Song mino.

~•~

Kayaknya bakalan lama…

HappenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang