11

41 8 0
                                    

Malam ini, setelah shiftnya selesai,June berdiri diatap rumah sakit ditemani sekantong beer yang dibelinya didepan rumah sakit, dan sebungkus rokok yang masih dibungkus rapih. Pria itu, membiarkan angin malam memijat lembut wajahnya. Sekarang ia, tidak memakai jubah putihnya lagi. Pria itu duduk dan menatap keatas langit, malam itu. Entah kenapa ia datang kesana, namun pria itu ingin sendiri.

June,mengambil sebatang rokok dan pematik dari saku celananya, lalu menyelipkannya diantara jari jarinya. Pria itu hanya menyalakan rokoknya, membiarkan kepulan asap itu, terbang bersama dinginnya udara malam itu. Pria itu menimang nimang, apakah dirinya akan mengisap lintingan tembakau itu atau tidak.

"Oh…kau disini? "Tanya Seorang gadis yang baru datang kesana, Rose. Gadis itu berjalan menghampiri june, membuat pria itu buru buru menginjak rokoknya yang belum dihisapnya sama sekali. "Kau merokok? Boleh aku minta? "Tanya rose membuat june menaikan sebelah alisnya.

"Kau merokok? "

"Entahlah…"ucap rose kemudian merima sebatang rokok dari june, gadis itu hanya melakukan hal yang sama dengan yang june lakukan tadi. Hanya bedanya gadis itu tidak menyalakan rokoknya.

"Kau tidak pulang? "Tanya june tanpa menengok kearah rose.

"Anniyo, "

Hening. Mereka larut dalam pikiran masing masing. Rose menyalakan rokoknya, kemudian menghisapnya. Dadanya sangat sesak, sampai ia terpaksa menenangkannya, dengan rokok. June, yang awalnya ragu ingin merokok atau tidak, kini pria itu mengikuti rose—merokok.

"Aku lebih tua darimu satu bulan, bisakah aku memanggilmu oppa untuk malam ini? Aku sedang ingin punya oppa malam ini"ucap rose sembari menghembuskan asap rokoknya.

"Tentu,"

"Kau tau oppa, apa yang mengerikan didunia ini?" tanya rose memulai pembicaraannya setelah mengambil sekaleng beer didalam kantong plastik, yang membatasi mereka. Gadis itu menginjak rokoknya, lalu meminum beernya.

"Gagal"rose menjawab pertanyaannya sendiri. Dan june juga sudah menduga jawaban itu.

"Kurasa kau selalu gagal. Kenapa kau mengatakan seperti itu? Lagi,"Tanya june,tanpa menatap rose.

"Ya, aku sekarang gagal, aku gagal dalam hal apapun,termasuk berkencan. "jawab rose lalu menenggak kembali beernya.

"Apa seburuk itu? Kau bertengkar dengan kekasihmu? "Tanya june dan rose  malah meminum beernya.

"Entahlah…kurasa kami akan bertengkar"jawab rose dengan suaranya yang sudah mulai serak. June tersentak mendengarnya, padahal baru siang tadi pria itu melihat Rose dan kekasihnya.

"Kalian juga bertengkar siang tadi? "

"Beberapa menit yang lalu, aku berniat memutuskannya. Tapi nyatanya aku tidak bisa"

"Apa dia melakukan sesuatu padamu?" Tanya june kemudian memberikan satu kaleng beer lagi pada rose. Pria itu tau, kalau rose benar benar butuh seseorang sekarang ini.

"Apa yang oppa, lakukan kalau mendengar kekasihmu meniduri pria lain? "Tanya rose dengan suaranya yang serak.

"Kekasihmu meniduri gadis lain? "

"Tadi dia mabuk dan tidak sengaja mengaku padaku kalau, dia mabuk dan meniduri gadis lain. Tapi entahlah, dadaku sesak ketika dia mengatakan itu padaku. Bolehkah aku mengumpat dan mengatakan brengsek padanya? Tentu saja boleh. Dasar lee sunghwa brengsek! Sialan!"ucap rose bertanya dan menjawab pertanyaannya sendiri,memaki dan memukul udara didepannya. Dadanya sangat sesak tetapi air matanya tidak keluar. Air matanya seperti kering karna sudah banyak menangis.

Sekitar 15 atau 20 menit yang lalu, Gray memang menelpon rose. Pria itu sedang distudionya dan mabuk sendirian. Pria itu cukup mabuk, dan rose pikir pria itu perlu ditemani. Namun saat rose ingin mengampirinya, gray terus meracau mengatakan hal yang tidak tidak. Bahkan pria itu mengatakan kalau dia sudah meniduri chaeerin semalam,ketika rose menelponnya berkali kali. Pria itu menangis dan berteriak membuat dada rose sesak mendengarnya.

Rose langsung percaya begitu saja? Tentu saja tidak. Gadis itu bahkan berharap kalau ini hanya mimpi 'Oppa kurasa kau mabuk, bisakah kau berhenti bicara omong kosong itu?!"Ucap rose kemudian mematikan panggilannya sepihak dan pergi ke atap. Dan berakhir dengan ia, bercerita dengan june.

"Kau tau satu hal apa yang dibicarakan diseluruh dunia ini? "Tanya june tiba tiba tiba, membuat rose berpikir kalau pria disampingnya sedang mencoba menghiburnya. "Aku tidak sedang ingin menghiburmu, aku hanya bertanya"ucap june menyadari arti tatapan rose.

"Hidup? "Jawab rose ragu. Membuat june tersenyum.

"Kenapa hidup? "

"Karna, semua orang membicarakan hidup mereka. Keluarga, karir, asmara, kejadian  hari ini, beberapa menit yang lalu, bahkan mereka membicarakan masalalu mereka. Cih! Mereka pikir mereka hidup dimasalalu, mereka terus membicarakan masalalu, bahkan anak anak muda juga seperti itu"

"Tentu saja, mereka membicarakan masalalu. Waktu kecil kita juga diajarkan untuk mengingat bukan melupakan"balas june dengan senyumannya. "Apa yang biasanya dibicarakan gadis gadis? "

"Apa? Gadis gadis muda pasti hanya membicarakan pria tampan, yang ditemuinya. Memangnya apa yang dibicarakan para pria, oppa? Aku selalu penasaran apa yang dibicarakan para pria, apa mereka juga menggosip? Apa kau juga seperti itu oppa?"

"Kurang lebih mereka seperti itu. Tapi nyatanya bukan hanya hidup yang mereka bicarakan saat ini"

"Lalu apa yang mereka bicarakan kalau bukan hidup mereka didunia ini? "

"Cinta. Hal yang dicarakan manusia didunia ini adalah cinta"

"Hm…cinta. Naif sekali, kau tau oppa? Cinta, hanya membuat orang orang bodoh, mereka bahkan buta karna cinta, Ayolah, jangan percaya pada cinta sekarang ini oppa,itu hanyalah omong kosong. Bahkan sekarang ini aku sudah bodoh karna omong kosong, cinta"

"Tidak ada cinta yang bodoh, tidak ada cinta yang buta. Kau sendirilah yang membodohi diri sendiri dengan cinta. Jangan menyalahkan cinta karna dia tumbuh dalam hatimu sendiri."balas june membuat rose menghela nafasnya kasar. Tapi pria itu tetap melanjutkan ucapannya. "Jadi, hal yang dibicarakan didunia ini adalah cinta. Jawabanmu hidup? Itu juga tidak sepenuhnya salah. Karna cinta yang membuatmu hidup. Dan hidup yang membuat cinta. Kau tidak akan hidup tanpa mereka berdua"

HappenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang