Epilog

119 7 0
                                    

"Jadi bagaimana? Apa masih kurang jelas ketika aku bilang aku menyukaimu?" ucapan June teringang di telinganya.

"Aku menyukaimu," ulang June lagi.

"Lalu kenapa kalau kau menyukaiku?" balas Rose sembari memainkan mikroskopnya, berpura pura sibuk padahal didalam perutnya sudah banyak kupu kupu berterbangan. Jantungnya juga hampir meloncat keperut dan mengusir pada kupu kupu, ketika June menyentuh tangannya.

"Aku menyukaimu, tapi aku tidak tau kau menyukaiku atau tidak"

"Aku menyukaimu tapi aku tidak bisa berkencan denganmu" ucap Rose membuat June tersenyum miring. "Apa kau tidak merasakan kalau aku, masih menyukai pria lain"

"Aku yakin kau tidak bisa melupakan kenanganmu bersama mantan pacarmu, aku juga tau soal kau masih menyukainya. Tapi berbeda. Kau tidak mencintainya lagi, dan akui saja itu"

Rose diam, yang dikatakan June tudak sepenuhnya salah, dalam arti bisa dikatakan benar.

"Aku-"

"Baiklah aku tidak memaksamu pikirkan saja dulu." ucap June lalu keluar setelah mengecup singkat bibir Rose. Tentu saja membuat Rose terkejut.

Hari itu, Rose menghindari June setiap kali bertemu. Mungkin karna gugup, tapi itu terasa sangat kekanakan bagi gadis berusia 27 tahun itu. Sampai akhirnya di ruangan yang penuh dengan loker, June menemui Rose.

June menarik Rose, dan mengurung gadis itu diantara kedua tangannya. Membuat gadis itu menundukan kepalanya, ditambah lagi tatapan mata June yang tajam.

"Jangan menhindariku lagi. Ayolah… ada apa denganmu… jangan buat tim kita menjadi canggung. Kau boleh menolakku tapi kita tetap berteman, hm?"

"A-aku tidak bilang kalau aku menolakmu, tapi-aku hanya gugup ketika kau menatapku seperti itu" gumam Rose yang terdengar sedikut lucu bagi June, membuat pria itu berniat menggoda Rose.

"Jadi kau menerimaku?" tanya June tapi dengan cepat Rose mengelaknya.

"Anniyo-"

"Ah…Jadi kau menolaku? "

"Anniyo. Aku tidak menolakmu!"

"Jadi mana yang benar? Katakan dengan jelas" balas June berusaha menahan tawanya dengan mengulum bibirnya. Pria itu kemudian tersenyum dan bersandar pada dinding setelah melepaskan Rose dari kurungannya.

"Apa kau ingin tau jawabannya?" bisik Rose membuat June mengangguk kecil. Gadis itu meraup wajah June kemudian menciumnya.

"Bukankah itu sudah cukup untuk jawabannya? "


Tamat.

Pgn sesuatu yang baru tapi apa?

Happen menurutku terlalu ringan masalahnya, bahkan masalahnya juga cuma itu itu aja. Terlalu banyak manis manisnya. Ga ada yang membuat penasaran, iya ga? Aku aja yang buat juga bosen. Tapi yaudahlah, toh udah jadi dan sedikit nyambung. Udah epilog juga.

Ini ff yang sampe epilog pertama ya… jadi mohon di maklumi.

Trimakasih sudah membaca.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HappenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang