2

235 21 0
                                    

Keenan keluar dari ruang polisi dan menghampiri Rachel yang menunggu nya dan di jaga oleh polisi.

"Pulang" ucap Keenan sambil menarik lengan Rachel.

Rachel tak memberontak saat Keenan menarik lengan nya karna ia tau kini mereka sedang melakukan akting.
Namun setelah ia di luar kantor polisi barulah Rachel memberontak karena Keenan tak kunjung melepaskan cengkraman nya di lengan Rachel.

"Lepasin!" pekik Rachel.

Keenan melepaskan lengan Rachel

"Lo tu cewek kenapa tengah malem gini di luar?" tanya Keenan dengan suara dingin dan wajah datar.

"Bukan urusan lo" jawab Rachel tak kalah dingin.

"Gue anter pulang" ucap Keenan lagi sambil menarik lengan Rachel namun Rachel menyentaknya.

"Apaan si lepasin ga!" pekik Rachel.

"Orang tua lo pasti khawatir sama lo"

"Gue ga peduli dan itu bukan urusan lo" jawab Rachel sembari meninggalkan Keenan.

Rachel berjalan menyusuri jalanan malam yang sudah sangat sepi ia kini tak tau harus kemana,mobil nya tertinggal di tempat club ia tak mungkin kembali ke club Ia takut masih ada polisi yang berjaga disana.

"Gue telfon Dhea aja deh" gumam Rachel sambil mengeluarkan ponsel nya di sling bag nya.

"Yahh yahh pake mati lagi ni hp" gerutu Rachel saat mendapati ponsel nya mati.

Rachel memutuskan untuk pulang saja kerumah meskipun dengan berat hati karna nanti ia akan bertemu dengan kedua orang tua nya yang sangat ia benci.

"Dari mana kamu?" ucap seseorang saat Rachel baru saja memasuki rumah.

Rachel memutar bola matanya malas kala ia bertemu dengan Rose-Mamah Rachel yang langsung memberinya pertanyaan yang bahkan tidak penting menurut Rachel
Rachel tak mengindahkan pertanyaan Rose ia terus melenggang untuk menaiki tangga menuju kamar nya di lantai dua,namun belum sampai di anak tangga pertama Rose kembali membuka suara.

"Rachel mamah tanya sama kamu,dari mana kamu!" tanya Rose lagi dengan nada meninggi.

Rachel memutar badan dan menghadap Rose yang sedari tadi di belakang nya.

"Bukan urusan Anda!" jawab Rachel datar dan kembali melangkah namun langkah nya terhenti kala ada sebuah tangan yang menahan lengan nya yang tak lain adalah tangan Rose.

"Berani kamu jawab gitu sama mamah!" pekik Rose marah.

"Apa anda peduli dengan saya?" ucap Rachel masih dingin.

Plak

Satu tamparan mendarat di pipi mulus Rachem,ia memejamkan mata merasakan panas di pipi akibat tamparan sang Mamah.

Ray yang mendengar ada keributan lantas turun dari kamar dan menghampiri Rachel dan mama nya.

"Mah ada apa?" tanya Ray

Ray tak seperti Rachel meskipun kedua orang tua nya tak pernah mempedulikan nya ia tak pernah membenci mama dan papa nya,ia masih selalu sopan dan hormat kepada mama dan papa nya bahkan Ray tak henti menasehati Rachel untuk tidak membenci orang tua nya tapi Rachel tetap membenci kedua orang tua nya,bagi Rachel kedua orang tua nya tak pantas di panggil orang tua.Jelas tak pantas di panggil orang tua jika mempedulikan kedua anak nya saja tidak,Rachel dan Ray sedari kecil tak pernah di rawat oleh kedua orang tua nya mereka di rawat oleh baby siter bayaran kedua orang tua nya.

Apakah orang seperti itu bisa di sebut orang tua? -Pikir Rachel

"Adik kamu berani ngejawab mamah" jelas Rose.

Ray menatap Rachel seolah bertanya 'kenapa?'.

"Mamah tanya baik baik sama adek kamu,dia malah ngejawab ngga bener sama mamah" jelas Rose lagi.

"Apa selama ini anda pernah peduli dengan saya?hahah Tidak Pernah!" pekik Rachel diiringi tawa hambar nya.

"Jadi jangan pernah ikut campur dengan hidup saya!ingat itu!" pekik Rachel lagi dan kembali melangkah ke kamar nya.

"Udah mah biarin Rachel mungkin lagi butuh waktu sendiri" Ray menenangkan Rose.

*********

Rachel POV

Aku menatap keluar jendela mobil yang baru terparkir.Hujan gerimis membasahi lapangan parkir sekolah.Aku tidak suka hujan,hujan membuat ku basah.Tapi,terkadang aku menyukai hujan,karna saat itu tidak akan ada yang melihatku sedang menangis ketika aku berada di tengah tengah hujan.
Sialnya aku hari ini tak membawa payung.
Sekarang aku harus memutar otak bagaimana caranya bisa lolos tanpa basah masuk kedalam gedung sekolah.

Fisika ku tidak bagus sama sekali,bagaimana bisa bagus aku tak pernah masuk kelas untuk sekedar mendengarkan dongeng Pak Botak guru Fisika ku,menurutku itu sangat menyebalkan dan membuang waktuku,terlebih matematika.Jadilah aku tak bisa membayangkan dengan tepat berapa sebenarnya jarak dari lapangan parkir hingga menuju bangunan sekolah.

Dengan tekat yang kuat aku menerobos hujan itu dengan sedikit berlari tanpa memperhatikan sekitar.

Author POV

Rachel berlari tergesa gesa untuk menghindari hujan tanpa memperhatikan sekitar,alhasil ia menabrak seseorang hingga ia terjatuh dan seragamnya basah terkena air hujan.

"Ehh lo kalo jalan liat liat dong baju gue basah kan" pekik Rachel marah pada seseorang yang ia tabrak.

Rachel mendongakkan kepala melihat siapa yang ia tabrak.

Shit!kenapa dia ada disni! -batin Rachel.

"Elo?" kaget Rachel saat mendapati seseorang yang ia tabrak adalah Keenan.

Keenan hanya diam tak menanggapi Rachel ia hanya melepaskan jaket nya dan memakaikan nya kepada Rachel dan berucap.

"Sorry ga sengaja" ucap Keenan sembari memakaikan jaket nya pada Rachel dan pergi meninggalkan Rachel yang masih terduduk karena jatuh.

"Woii awas ya lu,cewek jatuh bukannya di tolongin malah kabur dasar cowol brengsek" pekik Rachel kesal.

Rachel berdiri dari duduk nya dan menuju kamar mandi putri.

Yaiyalah ke kamar mandi putri kalo ke kamar mandi putra gue di arak ke ruang BK thor- Rachel

Eh iyaa hehe lupa- Author

Back to story

Rachel menggerutu di sepanjang jalan menuju kamar mandi mengumpat menyumpah serapahi Keenan.

"Dhea sama Yola kemana lagi tau gue lagi kesusahan ga muncul" gerutu Rachel sambil membersihkan seragam nya yang basah.

----

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tbc

Rachel's Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang