Bab 24

1.1K 62 0
                                    


Now playing
What if by Johnny Orlando,
Mackenzie Ziegler


Eira meraih ponselnya di samping bantalnya. Tidur siang menyenyakkannya itu harus terganggu karena dentingan ponselnya itu. Menyebalkan memang. Eira menautkan alisnya saat melihat sebuah nama kontak yang tertera di layar ponselnya lalu memutar bola mata jengahnya saat mengetahui semuanya. Nama Malik ganteng and gans😘, jelas tertera di layar ponselnya. Bukan Eira yang mengubahnya melainkan Malik sendiri. Entah kapan dia menggantinya, lagipula Eira juga tidak punya lockscreen jadi tak heran bocah gila itu bisa membuka ponselnya seenaknya.

Malik ganteng and gans😘
Ei! Keluar, gue di depan rumah lo.

Apa?! Di depan rumah? Untuk apa? Memangnya Eira punya kepentingan dengannya? Rasa rasanya tidak. Lalu kenapa dia tiba tiba datang ke rumahnya tanpa diminta? Kenapa Malik selalu melakukan hal hal gila tanpa persetujuan Eira sendiri? Berbagai pertanyaan yang berkecamuk itu membuat Eira benar benar merasa kesal dengan tingkah Malik.

Eira
Ngapain sih? Gue ngantuk

Malik ganteng and gans😘
Gue mau nagih jawaban lo yang di kantin tentang perasaan lo sama gue.

Deg! Dia datang ke rumahnya hanya untuk itu? Tapi bukannya Eira sudah meminta waktu untuk menjawabnya? Kenapa Malik selalu membuat Eira merasa panik karena ulahnya itu?

Eira
Gue kan udh mnt wkt sma lo

Malik ganteng and gans😘
Gue jelasin di dpn. Ayo keluar! Udh kangen jga nh😟

Dengan terpaksa Eira pun mengetikkan kata iya sebagai balasan terakhirnya sebelum akhirnya dia bangkit daritenpat tidurnya lalu berjalan lunglai menuju depan rumahnya.

"Hai sayang!" Sapa Malik sembari melambaikan tangannya dan senyum lebarnya.

"Hm." Jawab Eira seadanya lalu duduk di kursi yang disediakan di teras rumahnya.

"Makin yakin kalau lo suka sama gue." Ucap Malik seraya menaik turunkan alisnya.

"Kenapa lo nyimpulin kaya gitu?"

"Buktinya lo gak ngebantah tadi pas gue panggil lo sayang." Jawabnya kemudian melangkah dan duduk di kursi samping Eira.

"Lo ngapain sih pake ke sini segala? Gue lagi tidur siang malah sia sia gara gara lo dateng. Bukannya tadi di kantin gue udah bilang ya kalau gue butuh waktu? Dan lo tau kan? Mikirin kaya gitu sekaligus menyimpulkannya itu butuh waktu lama bukanhanya sejam atau dua jam doang." Cerocos Eira tanpa menatap Malik.

"Kalau lo ada rasa atau enggak sama gue itu gak usah dipikir dua kali. Jujur aja sama apa yang lo rasain gak usah minta waktu berbulan bulan segala."

"Ya tapi kan g-"

"Jawab sekarang biar gue yakin. Lo suka atau gak sama gue? Gue gak mau ganggu hidup lo kalau emang lo gak suka sama gue," Kata Malik membuat Eira sontak menolehkan kepala ke arahnya dan membelalakkan matanya.

"Lo kok ngomongnya gitu sih?"

"Emang iya kan lo keganggu karena kehadiran gue? Masalah gue mau ngejagain lo dari Stella atau Dumbledore sekalipun gue bakal tetep jagain lo tanpa nongol di depan lo." Lanjutnya.

"Keganggu, iya gue ngerasain itu. Tapi kalau lo pergi.. Entah kenapa gue gak ikhlas. Berat kaya rindunya Dilan ke Milea." Terang Eira tak berani menatap ke arah Malik.

"Jadi lo gak mau gue pergi?" Tanya Malik menyimpulkan.

"Mungkin."

"Gak sia sia selama ini gue berjuang. Gue udah bisa nyimpulin semuanya Ei."

"Lo tau perasaan gue ke lo?" Tanya Eira tak percaya.

"Gue tau, lo ada benih benih cinta gitu ke gue walau masih sedikit sih kayanya. Tapi dari permohonan lo tadi bahwa lo gak mau gue pergi itu semakin meyakinkan gue bahwa lo ada rasa sama gue." Ucap Malik dengan senyum tulusnya.

"Alay ah lo!"

"Sekarang bilang ke gue. Lo suka atau gak sama gue?"

Eira terdiam di tempatnya. Dia ingin mengungkapkan apa yang dirasakannya tapi ia juga takut sosok Malik yang agak sinting ini malah mengejeknya. Jadi harus bagaimana dia?

"Kalau gue bilang yang sebenerna.. Lo-- gak bakal ngapa ngapain gue kan?" Tanya Eira memastikan.

"Ngapa ngapain apa maksudnya?" Balik tanya Malik dengan menaikkan satu alisnya.

"Ya... Lo gak bakal ngejek gue kan? Gak bakal ngeledek gue atau hal hal yang bikin gue kesel kan?"

"Ya enggaklah. Gue seneng kalau lo jujur. Sekarang, jawab pertanyaan gue tadi." Tuntutnya lagi membuat Eira menghela napas panjangnya, mencoba mengumpulkan keberaniannya sebelum akhirnya ia berkata apa yang ia rasakan.

"Kayanya gue harus check up ke dokter karena...Kadang gue--deg deg an kalau deket sama lo dan... Berdesir gitu, plus berasa ada kupu kupu terbang gitu di tubuh gue. Gue masih normal gak?" Ucap Eira sangat pelan.

Hening. Malik diam. Mematung di tempatnya. Mencoba memahami apa yang Eira katakan.

"Malik? L--lo kenapa? Lo kok diem gitu? G-gue salah ngomong ya?" Tanya Eira panik melihat Malik tak memberikan respon apapun.

"Gue gak nyangka lo suka sama gue Ei." Gumam Malik tanpa menatap Eira.

"Gue aja enggak. Aneh aja gitu, suka sama cowok gila kaya lo."

"Oke. Nama bapak lo siapa?" Tanya Malik membuat Eira mengerutkan keningnya.

"Akbar Mulyana. Kenapa?"

"Nama bapak lo gaul banget elah." Komentar Malik.

"Nama begituan di bilang gaul, mau ngeledek kan lo? Lagian mana gue tau nenek gue yang ngasih nama."

"Udahlah. Jadi, mulai sekarang tanggal 24 Desember 2018, Eira anak dari bapak Akbar Mulyana, fix jadi pacar real Malik yang gantengnya lebih dari Shawn Mendes dan Cameron Dallas ini. Setuju nona Eira?"

Diam. Hening. Eira sibuk memikirkan jawabannya sedangkan Malik tak sabar menunggu jawaban Eira hingga akhirnya...

Eira mengangguk.

Melihat respon tubuh yang Eira berikan itu membuat Malik tersenyum lebar.

"Gue tau lo gak bakal nolak kembarannya Zayn Malik ini." Ucap Malik dengan bangga diikuti tawa renyahnya dari dirinya sendiri dan Eira tentunya.

24 Desember 2018 Eira resmi menjadi pacar Malik namun belum resmi menjadi jodohnya.

***

Author nulis ini tanggal 24 Desember gess jdi yawd jadiannya tanggal segini, ditambah lagi Louis Tomlinson ultah. Yuhuu habede ya lou. Kenal kan siapa dia? Itu loh membernya One Direction yang gantengnya lebih dari Cameron Dallas. Sekian, terima gaji. Papay😉

Bigluv
From adkny bang Zayn Malik😚

Dia Milikku [COMPLETE✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang