Bab 28

1.1K 50 0
                                    


Now playing
Save you tonight by
One direction

"Kenapa om gak bisa?!" Pekik Malik mengetahui Om Surya nya itu tak bisa memenuhi permintaannya untuk membela Akbar.

Dia dan Surya memang sudah berbincang hampir satu jam lamanya membicarakan ini. Namun selama itu pula Surya menolak permintaan Malik tanpa penjelasan yang jelas. Itu semakin membuat Malik sangat geram. Apa susahnya melakukan keahliannya? Andai Surya bukan bagian dari keluarganya, mungkin sudah Malik caci maki sampai dia mau membantunya. Sayangnya Surya masih punya hubungan keluarga dengannya. Maka dari itu, dia berusaha sesopan mungkin padanya.

"Udah Om bilang berapa sama kamu? Om gak bisa!" Tegasnya sambil pergi meninggalkan Malik untuk meminum air putihnya.

"Ya tapi alasannya kenapa? Pengacara itu kan udah jadi keahlian Om, dan sekarang aku butuh bantuan Om itu buat kasus ini, Om. Masa Om gak mau bantuin keponakan sendiri?"

"Kalo om bilang gak bisa ya gak bisa!" Katanya lagi setelah meneguk air putihnya.

"Gak! Om harus mau! Aku ini siapanya om sih? Kenapa orang lain dibantuin giliran keluarganya sendiri enggak? Pokoknya aku gak bakal pulang sampe om mau bantu. Titik pake ka bukan te!" Teguh Malik terlihat seperti anak yang masih TK.

"Sejak kapan kamu jadi pemaksa sih?!" Tanyanya agak menyerupai bentakkan karena sudah agak tersulut emosinya atas kekeras kepalaan Malik.

"Sejak Om gak mau bantuin aku!" Jawabnya tegas.

"Malik! Om capek kerja jadi Pengacara terus, itu sebabnya om gak mau bantuin kamu." Alibinya.

"Terus kalo om gak kerja siapa yang ngehasilin uang? Bi Lilis?" Tanyanya dengan berkacak pinggang.

Maklum, Malik mengatakan seperti itu karena Surya memang hidup sendiri, istrinya sudah meninggal lima tahun yang lalu. Bahkan mereka belum sempat punya buah hati. Maka dari itu, Malik memberikan pertanyaan macam tadi.

"Atau jangan jangan.. Om disuruh sama orang?" Tebak Malik dengan memicingkan matanya seolah menginterogasi Surya.

Bisa saja Om nya itu tidak mau membantunya karena perintah seseorang. Tentunya orang yang berperan besar bagi Surya sehingga dia benar benar tidak mau membantu Malik kini.

"Kamu ngomong apa sih? Selama ini Om selalu profesional kalo kerja gak pernah karena orang lain!" Bentaknya.

"Itu dulu, sekarang om beda! Dan aku semakin yakin kalau dugaan aku tadi bener kan?"

"Cukup Malik! Om minta sekarang kamu pergi!" Usirnya sembari menunjuk pintu rumahnya dengan telunjuknya.

"Jangan tanya apa yang bakal aku lakuin setelah ini!" Ucap Malik penuh penekanan di setiap perkataannya lalu pergi meninggalkan rumah Om nya itu.

"JANGAN SALAHIN AKU KALAU BERITA TENTANG OM YANG ITU NYEBAR!" Teriak Malik saat akan menunggangi motornya.

"Anak itu udah gila." Gumam Surya pendek mendengar teriakan Malik itu sebelum akhirnya menutup pintunya.

***

Malik memarkirkan motornya itu tepat di pinggir sebuah pohon jambu. Dia sekarang berkunjung ke rumah kakeknya itu untuk meminjam mobil milik kakeknya itu walau hanya sekedar mobil tua tapi setidaknya bisa ia gunakan untuk ke Bogor. Lumayan bisa bersender jika lelah daripada harus duduk tegang selama di perjalanan di atas motor.

Dia Milikku [COMPLETE✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang