Bab 37

1.2K 43 0
                                    


Now playing
I don't wanna live forever
by Zayn Malik ft. Taylor Swift

Hari ini juga sehabis pulang sekolah, Eira memaksa Malik untuk membesuk Stella di rumah sakit. Dia benar benar keras kepala meminta untuk menjenguk Stella walau Malik sudah menolaknya berkali kali namun Eira masih tetap saja memohon agar bisa bertemu dengan Stella saat itu juga. Dia ingin meminta maaf pada Stella, dia ingin melihat Stella lagi, dia tak peduli apa yang telah Stella lakukan padanya. Karena belas kasihannya, Malik pun akhirnya berniat untuk mengantarkan Eira menjenguk Stella pulang sekolah. Memang, hanya mereka berdua saja yang menjenguk Stella karena teman teman yang lainnya bilang, mereka enggan menemui Stella lagi setelah apa yang telah Stella perbuat pada Eira.

Sekarang, Malik dan Eira tengah berasa di sebuah rumah sakit yang lumayan megah. Mereka berdiri di sebuah kamar nomor 516 dengan pintu coklat sebagai benda pertama dari isi kamar tersebut.

Eira menarik napas panjangnya, sebelum akhirnya dia membuka kenop pintu kamar itu.

Pintu pun perlahan terbuka. Menampakkan sebuah tubuh lemas yang tengah terbaring di ranjang dengan berbagai peralatan medis di badannya. Banyak sekali makanan makanan yang masih tersedia rapi di dalam kamar itu ditambah dengan obat obatannya. Seseorang ternyata juga ada di sana. Dia lelaki, tengah menggenggam erat tangan Stella dengan menundukkan kepalanya. Mungkin lelaki itu sedang sedih karena keadaan Stella sekarang.

Eira berjalan mendekat ke arah ranjang itu. Iya, itu memang benar tubuh Stella. Dia masih tetap cantik walau mukanya pucat. Dan lelaki di sampingnya yang tengah menggenggam erat tangannya. Dia Juan. Iya, Juan sudah ada di sini sebelum Eira dan Malik tiba.

"Kalian ngapain ke sini?" Tanya Juan dingin.

"Besuk Stella." Jawab Malik mewakili Eira. Dia tahu Eira pasti tidak akan sanggup menjawab perkataan Juan.

"Stella gak butuh dijenguk sama lo berdua." Katanya masih dingin.

"Juan, gue ke sini sama Malik bener bener ikhlas mau jenguk Stella. Kita kasihan sama dia. Kita berempati atas apa yang udah terjadi sama dia. Dia kasihan, dia bahkan cuma dijagain sama lo doang kan? Nyokapnya mana?" Tanya Eira sambil menyapukan pandangannya.

"Atas dasar apa lo nanya nanya nyokapnya Stella? Lo sendiri siapa ha?"

"Lo kenapa sih? Eira kan cuma nanya dimana nyokapnya. Lagian harus ada sesuatu buat nanyain nyokapnya Stella?" Malik mulai meninggikan nada bicaranya.

"M-Mal, udah gak usah diperpanjang. Masalah sepele doang kok. Juan, gue minta maaf udah nanyain privasinya Stella." Kata Eira menengahi sebelum mereka bertengkar lebih jauh lagi di tempat umum.

"Hm. Gue udah bosen liat lo berdua di sini. Kapan balik? Udah kan jenguknya?"

Sejak kejadian itu, Juan benar benar berubah. Dia bahkan tak mengindahkan hubungan pertemanannya dengan Malik lagi. Buktinya sekarang? Bukannya disambut dengan baik dan ramah saat Malik dan Eira datang menjenguk Stella, dia malah mengusir kehadiran mereka. Sungguh, sesuatu yang sangat buruk sudah menimpa anak itu hingga dia seperti ini sekarang.

"Y-ya. Udah cukup kok jenguknya. Ini gue sama Malik cuma mau nitipin buah buat Stella." Ucap Eira seraya memberikan keranjang buah di tangannya pada Juan.

"Gue bilangin nanti."

"Ya udah. Kita pamit dulu. Bilangin sama Stella, semoga cepet sembuh." Pamit Eira lalu menggandeng tangan Malik keluar dari kamar inap Stella.

Dia Milikku [COMPLETE✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang