Bab 17

1.5K 72 2
                                    

Now playing

Half A Heart
(One Direction)

Tidak ada yang lebih menyakitkan dibanding berjuang untuk seseorang yang lebih memilih memperjuangkan orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada yang lebih menyakitkan dibanding berjuang untuk seseorang yang lebih memilih memperjuangkan orang lain.

-Stella

***


Stella mengemasi barang barangnya dengan terburu buru. 5 menit lagi jam sudah harus menunjukkan pukul 4 sore dan dia baru saja selesai mengikuti ekstrakurikuler modelling nya. Dia harus cepat cepat pulang apapun halangannya. Sebenarnya dia harus ada acara lagi setelah ini, dia harus mengerjakan tugas tugasnya dengan teman temannya karena harus dikumpulkan di besok paginya tapi karena dia benar benar bersemangat untuk bertemu Malik, jadi dia menolak untuk tidak mengerjakan tugas menumpuknya itu.

"Stella, lo yakin gak ikutan bareng kita?" Tanya Rangga, teman satu kelompoknya.

"Iya, aku yakin Ga. Kamu sama yang lainnya aja nyelesain tugas itu." Jawab Stella mantap yang masih mengemasi barang barangnya.

"Terus tugas lo gimana?"

"Aku kerjain sendiri nanti."

"Beneran? PR fisika aja udah 25 soal ditambah tugas makalah yang Sejarah dan semua itu harus dikumpulin besok. Lo yakin? Kalau lo gak ngumpulin, hukuman yang bakal lo terima nanti." Ucap Rangga lagi mengkhawatirkan nasib Stella besok.

"Tenang aja Ga. Aku bisa ngerjain semuanya." Tegas Stella sekali lagi seraya mengenakan ransel tasnya dan tersenyum tipis pada Rangga yang tengah menatapnya dengan raut ketidak percayaannya.

"Kalau nyatanya lo gak bisa?"

"Kamu gak percaya sama aku? Rangga, aku bakal baik baik aja. Kamu gak usah mikirin gue, ngehabisin waktu kamu aja. Kalau gitu, aku duluan ya!" Pamit Stella sembari melirik arloji di tangan kirinya.

"Hati hati, Stella!" Peringat Rangga begitu melihat Stella berlari meninggalkannya dengan langkah riangnya.

"Pasti Ga!" Balas Stella sembari mengacungkan jempolnya di tengah dia sedang berlari menjauh. Berlari mengejar waktu untuk bertemu dengan Malik setelah sekian lama mantannya itu menghindar darinya.

***

Eira menatap lekat lekat mata hazel indah milik Malik di depannya sekarang. Sudah dari 20 menit yang lalu Malik singgah di rumahnya. Duduk menikmati angin sore bersama Eira walau Eira sendiri merasa sangat terpaksa harus mengobrol dengan Malik. Dia menatap lekat lekat mata hazel itu hanya karena dia sangat merasa kesal sekarang. Malik selalu menolak permintaannya agar dia pergi dari rumahnya entah apa alasannya.

Dia Milikku [COMPLETE✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang