Bab 10

2K 98 0
                                    

Let me go. Hailee Steinfield
Ft. Alesso

Kedua tangan Eira sibuk mengikat rambut lebat hitam panjangnya menjadi satu ikatan di belakang dengan gesit.Cewek itu baru saja tiba di rumahnya sekitar 15 menit yang lalu, itupun sudah ditunggu Kathya hingga sekarang di kamarnya untuk membahas bagaimana mengatasi hilangnya kertas tantangan dari Malik.

Eira duduk menyilangkan kedua kakinya di samping Kathya setelah dia berhasil mengikat rambutnya dengan rapi tanpa tersisa satu pun.

"Jadi, apa rencana dan ide lo itu?" Tanya Eira langsung membuka topik pembicaraan tanpa basa basi terlebih dahulu.

"Oke, kita buka rapat perdana kita di hari sabtu yang cerah ini jam empat sore di rumah saudari Eira untuk membahas bagaimana resolusi atas hilangnya kertas tantangan dari Malik." Ucap Kathya penuh wibawa dengan menegakkan punggungnya seolah sedang berperan sebagai hakim atau orang penting lainnya.

"Basa basi ah lo Kath. Langsung bilang ide lo aja kok susah amat sih." Dumel Eira yang mendengar celotehan unfaedah yang dikeluarkan dari mulut Kathya tadi.

"Iya iya ah, gitu aja langsung ngedumel lo Ei. Jadi, mau gak mau kita harus bikin kertas abal abalan lagi sebagai ganti kertasnya Malik yang udah lo lalaikan itu hingga dicolong oleh orang tak bertanggung jawab." Kata Kathya mengutarakan semua rencana dan ide idenya yang sudah terkubur di dalam otaknya.

"Lo pikir gampang bikin tulisan yang mirip kaya Malik? Tulisan kita itu terlalu bagus dan cantik serta terlalu baik untuk terlihat seperti tulisan Malik." Komentar Eira mengenai ungkapan ide dan rencana dari Kathya.

"Ah! Lo emang punya jiwa netijen Ei. Bawaannya komeen muluu." Keluh Kathya agak tak terima karena komentar Eira barusan.

"Emang kenyataannya kaya gitu kok Kath, bukannya gue ngejek ide lo itu jelek atau gimana. Tapi itu emang fakta, tulisan kita sama Malik udah kaya Merak sama Cacing." Kata Eira mempertegas pendapatnya.

"Gak nyangka, ternyata lo bisa sombong juga Ei." Ujar Kathya seraya menggeleng gelengkan kepalanya.

"Sekali kali lah Kath."

"Jadi gimana? Kita coba dulu deh." Usul Kathya sambil turun dari ranjang Eira dan mengambil secarik kertas serta sebuah pulpen di meja belajar Eira kemudian membawanya kembali ke ranjang Eira seperti semula.

"Coba lo tulis." Perintah Eira yang langsung mendapat anggukkan dari Kathya.

Perlahan, Kathya mulai menuliskan satu per satu huruf tak beraturan di atas kertas itu dengan pulpen yang tergenggam di tangan kirinya agar memperburuk tulisannya. Satu nama pun berhasil Kathya tulis di atas kertas putih bersih itu.

"Beda banget sama tulisan lo yang sebenernya." Komentar Eira melihat hasil dari tulisan tangan kiri milik Kathya yang tidak beraturan. Ukuran tulisannya lebih besar daripada ukuran tulisannya yang sebenarnya ditambah hurufnya yang mencang mencong gak karuan.

"Kok tulisannya jelek amat ya Ei?" Gumam Kathya sendiri melihat hasil tulisannya.

"Mana gue tahu. Beda banget sama tulisannya Malik lagi." Tambah Eira sambil menopang dagunya dengan kedua telapak tangannya.

TING!

Dentingan ponsel milik Eira berhasil membuat si pemiliknya mengambil ponselnya sendiri untuk mengecek notifikasi terbaru dan terhangatnya. Kathya yang masih berusaha menulis dengan tangan kirinya pun mengabaikan Eira walau biasanya, rasa penasarannya itu melebihi Dora.

Dia Milikku [COMPLETE✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang