Eight : Mate

4.9K 417 17
                                    

Don't forget to vote and comment!

Happy reading

<3

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hari itu tampak lebih cerah dibanding biasanya. Hawanya begitu sejuk dan menenangkan. Rasanya sia-sia jika ia cepat-cepat pulang dan bergelung di kasurnya. Dengan senyum merekah Jungkook berlari kecil menuju parkiran kampus. Kali ini dia menggunakan sweater pastel yang menampakkan bahu mulusnya dengan rok berlipat berwarna putih susu.

"Mina! Apa aku terlalu lama?" Jungkook memeluk salah satu temannya yang sudah menunggu sejak tadi.

"Sedikit, tapi tidak masalah. Toh filmnya masih lama." Ujarnya Mina sambil mengelus rambut lembut Jungkook yang kini terikat setengah ke belakang dengan jepitan mawar merah.

"Sudah ayo, keburu bisnya pergi." Jungkook mengangguk lalu berjalan mengikuti teman-temannya.

Oh, ada yang bingung Jungkook mau kemana? Well, hari ini dia berjanji untuk ikut menonton bersama teman-teman. Permintaan maaf karena seharian Jungkook menghilang. Dengan senjata wajah puppy eyesnya, Jungkook berhasil menipu temannya, berkata bahwa ia ada acara mendadak jadi pulang tanpa pamitan.

Toh, hukumannya cuman ikut menonton. Cuaca hari ini juga bagus, jadi Jungkook mau-mau saja. Hitung-hitung refreshing, penat sudah kepalanya karena tumpukan tugas dan kejadian kemarin malam.

Luka dikakinya sudah membaik. Pagi ini ia menyempatkan diri pergi ke klinik dekat kosan nya. Jadi tidak seperih itu untuk berjalan dengan sepatu haknya.

"Aku heran loh, Kookie. Bisa-bisanya kau melukai pipimu dengan pisau. Kau itu ceroboh atau apa sih?" JiHyo menyilangkan tangan di depan dada. Kini mereka sudah berada di bis.

"Yah, namanya juga tidak sengaja. Saking bersemangatnya memasak!" Jungkook nyengir sambil menggaruk tengkuknya. Membuat ketiga temannya menggigit pipi dalam gemas.

"Lain kali hati-hati dong. Wajah itu aset penting! Cantik begini punya luka di pipinya kan kurang elite." Kini Alice mengusap pipi Jungkook yang tidak terluka. Kalau dimanja begini, tidak ada Yoongi pun Jungkook betah kok.

.

.

.

.

.

Matahari sudah hampir terbenam ketika mereka keluar dari mall. Mereka sudah puas bersenang-senang. Menonton, karaoke lalu makan. Hukuman menyenangkan macam apa ini? Jungkook malah kelewatan senang. Jarang-jarang ketiga temannya itu bisa berkumpul seusai kuliah. Mereka selalu sibuk dengan tugas dan urusan keluarga, kan Jungkook sedih. Tidak jarang Jungkook pulang naik bisa sendirian, dan berakhir dia berpacaran dengan kasurnya. Atau berkreasi di dapur memanjakan lidah dan perutnya. Jungkook itu bisa masak kok! Bertahun-tahun Jungkook tinggal sendirian menuntut Jungkook untuk belajar memasak.

Uxor MeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang