Fifteen : Dont Worry

4.1K 391 5
                                    

Dont forget to voment

Happy Reading
<3

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Suara nafas terengah mendominasi tempat itu. Sesekali suara erangannya terdengar dari salah satu tubuh yang tergeletak di tanah. Suasana mencekam juga tidak adanya penerangan di tempat itu tidak membuat satu-satunya pemuda yang masih berdiri tegak diantara beberapa tubuh tergeletak itu takut. Hanya rembulanlah yang menjadi penerangan yang bisa diandalkan. Dengan tertatih pemuda itu berjalan sambil bertumpu pada dinding. Ia melewati beberapa tubuh di bawahnya tanpa memperdulikannya. Mereka belum mati, tidak. Ia tidak akan mau mengotori tangannya walau ingin. Ia mengelap kasar sudut bibirnya yang terluka.

Saat netranya menangkap cahaya yang semakin terang, ia merapikan bajunya. Mengelap serampangan keringatnya dan mengusak helaian keunguannya. Setelah dirasa ia terlihat normal, ia berjalan keluar dari gang sempit itu Berjalan berdampingan dengan orang-orang lain seperti biasa dengan mengabaikan rasa perih dan ngilu di sekujur tubuhnya, berlagak tidak terjadi apa-apa di gang sempit itu.

.

.

.

.

.

.

Jungkook bersenandung sambil menunggu temannya datang ke kantin. Bibirnya terus-terusan mengukir senyuman. Hari ini ia sangat bersemangat karena kemarin malam ia menerima pesan dari Yoongi bahwa ia sedang di bandara. Dan akan memakan sekitar 3 hari untuk sampai ke Korea. Dan ia tidak sabar bertemu dengan beta pucat itu, banyak hal yang ingin ia ceritakan padanya. Bahkan ia tidak segan untuk menculik Yoongi dari Jimin. Asalnya rasa rindunya terobati, toh Jimin juga tidak akan bisa melawan Yoongi.

Senyumnya semakin melebar kala otaknya membayangkan Jimin yang merenggut kala Yoongi lebih memilih menghabiskan waktu dengannya.

"Asik sekali ya, Kook. Biar kutebak, Yoongi ya?" Itu suara Jimin. Wah, panjang umur.

"Jimin oppa juga diberitahu? Aku tidak sabar bertemu dengan Yoongi oppa!!" Jungkook memekik kegirangan, yang melihatnya hanya terkekeh sambil mengusap puncak kepala Jungkook.

"Iya-iya, kau boleh kok meminjam Yoongi seharian."
Tuh, kan. Jimin itu peka, baik hati pula. Jungkook makin sayang kalau begini-beda pengertian loh ya :).

"Oh ya, oppa. Ini, aku titip jaket sahabatmu." Jungkook tetiba ingat soal jaket Taehyung, ia menyerahkan jaket yang sudah terlipat rapi dan jangan lupa aroma harum yang menyapa penciuman pada Jimin dan pemuda itu mengangguk sambil mengukir senyuman geli, memikirkan apa gerangan yang Jungkook lakukan pada jaket matenya selama itu.

Uxor MeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang