Nine

4.5K 394 3
                                    

Don't forget to vote and comment!

Happy Reading

<3

.

.

.

.

.

.

.

.


Jungkook mengerjapkan matanya pelan kala sang Surya mengintip malu-malu lewat jendela kamarnya. Ia merenggangkan ototnya yang kaku. Mengucek pelan matanya yang masih terasa berat, sebelum akhirnya menyibakkan kordennya membuka jendela kamarnya. Indra penciumannya menghirup udara pagi yang sejuk itu banyak-banyak, sungguh Jungkook menyukai Minggu pagi. Dimana ia tidak harus terburu-buru mandi, atau bangun dengan kepala pusing karena kurang tidur.

Setiap harinya Jungkook selalu berupaya agar hari minggunya bisa berlalu tanpa memikirkan tugas dan tetek bengeknya. Bahkan walaupun harus mengorbankan jam tidurnya sekalipun Jungkook tak masalah, asalkan di hari Minggu ia bisa bersantai dengan tenang.

Setelah puas menikmati aroma pagi, Jungkook segera mandi. Menghabiskan waktu berjam-jam untuk merawat kulitnya. Apapun itu, ia harus memanjakan tubuhnya yang tidak terawat selama kuliah.

Begitu selesai, ia buru-buru menuju ke dapus, cacing-cacing di perutnya sudah berteriak minta makan. Dengan lincah Jungkook membuka kulkasnya, berharap ada beberapa bahan yang bisa ia makan pagi ini. Namun nihil, kulkasnya kosong melompong.

Alisnya menekuk sebal, otaknya mengingat-ingat kapan terakhir kali Jungkook menyuplai kulkasnya? Ah, ia tidak ingat. Buru-buru ia memakai celana training dan hoodie merahnya, mengikat ponytail helaian coklatnya dan keluar rumah mencari supermarket.

Ia putuskan untuk naik bis agar lebih cepat sampai ke supermarket. Ia duduk di halte menunggu bis datang sambil menikmati susu strawberry yang ia beli di pinggir jalan tadi.

Sebetulnya di dekat kos Jungkook ada toko yang menjual bahan-bahan makanan. Tapi Jungkook lebih memilih ke supermarket sekalian membeli persediaan untuk ke depan saja. Toh hari ini dia tidak ada kerjaan.

.

.

Kakinya berlari kecil memasuk supermarket, dengan gesit Jungkook mengambil kereta dorong dan memasukkan bahan-bahan yang sekiranya ia butuhkan. Sesekali ia bergeming menimbang-nimbang barang mana yang lebih bagus.

Jungkook bersenandung kecil saat memilih buah segar.

"Humm.. lebih bagus apel atau anggur ya?" Jungkook bergumam. Tangannya hendak meraih buah ungu jika saja tidak ada suara yang menginterupsinya.

"Menurutku, kau lebih baik memilih apel, Kook." Ia menoleh ke sumber suara. Loh, itu kan..

"Jimin sunbae?"

"Hai Kook, kebetulan sekali bisa bertemu denganmu di tempat seperti ini. Oh ya, berhenti panggil aku sunbae, okay?" Tangan kecil Jimin melambai pada Jungkook.

Jungkook hanya mengangguk pelan sebelum bertanya, "kenapa apel?"

Jimin berpose berpikir dengan menaruh jari telunjuknya di dagu dan irisnya dirotasikan ke atas. "Karena gadis manis sepertimu lebih baik di-apel-i, daripada di-anggur-in." Jimin tersenyum, terlalu cerah hingga Jungkook bisa melihat cahaya di belakang kepala Jimin.

Uxor MeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang