Twenty four

3.6K 340 2
                                    

Don't forget to voment

Happy Reading!

<3

.

.

.

.

.

.


Netra onyx nya menatap langit malam yang bertabur bintang. Sesekali angin berhembus pelan mengusap helaian coklatnya, membuatnya menutup mata meresapi setiap sentuhan angin malam. Duduk di taman pusat kota di malam hari ternyata bukan hal buruk, terutama di cuaca seperti ini. Memandangi langit gemerlap dengan suara gemerisik dedaunan yang bergesekan.

Di jam seperti ini sudah jarang orang berlalu lalang, mereka lebih memilih menghangatkan diri di rumah atau menyelami alam mimpi. Jika itu Jungkook yang dulu, maka ia akan memilih menjadi salah satu dari mereka, tapi tidak dengan sekarang. Jungkook menjadi melankolis sekali hari ini, seperti bukan Jungkook yang biasanya.

Ia menatap jemari kelingkingnya, mengusap pelan tempat benang merah tadi melingkar. Ia senang, sangat senang bisa menemukan matenya yang telah lama ia cari, omeganya pun turut senang. Namun entah mengapa ada setitik rasa sedih di batinnya. Mungkin karena mengetahui sikap brengsek Taehyung padanya membuatnya sakit hati? Memangnya Taehyung tau mereka itu mate? Tapi sekian lama mereka bersama kenapa baru sekarang benang merah itu muncul? Apa ada hubungannya dengan Haewon? Tidak mungkinkan dia melakukan sesuatu pada mereka, menyatukan mereka contohnya. Mustahil!

Jungkook mendesah panjang dengan pemikiran konyol di otaknya. Mana mungkin menyatukan seseorang yang bukan mate, yang namanya takdir tidak mungkin dirubah oleh manusia biasa.

Tunggu,

Ia teringat kisah Mina dengan tunangannya. Kalau tidak salah, Jihyo pernah bilang kalau benang merah bisa dikendalikan, apa mungkin..

"Jungkook-ah!"

Yang dipanggil menoleh, menemukam pemuda dengan surai pink familiar yang membuat senyumnya merekah. "Jin oppa?"

"Aiggoo.. kau manis sekali kalau memanggilku seperti itu~~" ucapnya sambil mencubit gemas pipi gembil Jungkook, membuat gadis itu kewalahan.

"Hwentikwann~"

Sambil terkekeh Jin melepas cubitannya dan duduk di samping Jungkook. Menyandarkan diri di punggung kursi sambil menyilangkan kakinya.

"Hah.. akhirnya aku bisa duduk."

"Oppa bekerja?"

"Yah.. melakukan pekerjaan sebagai seorang istri. Lalu refreshing sejenak dengan shopping, malah berakhir kelelahan karena lama berjalan. Sepertinya tulangku ini tidak sekuat yang dulu." Ucapnya sambil memijat bahu dan pahanya, dengan wajah mengerut dan bibir manyun.

"Haha.. cukup kuat, mengingat oppa seharian berdiri."

"Berhenti menghiburku, Kookie-ah. Aku tau aku tua."

Jungkook hanya menanggapi Jin dengan tawanya, serba salah dia kalau bicara dengan Jin.

"Kookie, kau sudah bertemu mate mu ya?"

Deg

"Kenapa oppa bisa menyimpulkannya seperti itu?" Jungkook menahan getaran di suaranya. Sial, padahal baru saja ia lupa akan hal itu, tapi Jin sukses membuatnya teringat.

Uxor MeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang