Rumah baru hidup baru

6.5K 72 6
                                    

Kebahagiaan bukan hanya diukur dari seberapa banyak kamu punya uang, tapi seberapa banyak kamu berarti bagi orang banyak. Duh bahasanya!

Ini tentang rumah baru. Ya, aku kaget saat ada surat rumah alias sertifikat rumah. Apa ini milikku? Setelah kubaca, ternyata rumah ini sebagai imbalan dari istri pak Roni. Padahal aku ga mengharapkan apa-apa. Aku kan udah dibayar untuk itu semua seperti ceritaku pada bab yang lalu

Terima kasih ibu!

Untuk mami Rika

Saat kamu membaca surat ini aku akan merasa sangat senang kamu dalam kondisi sehat dan tak kurang satu apapun.

Terima kasih untuk Rion. Dia sudah menjadi pelengkap kebahagiaan kami. Untuk itu aku memberikanmu sebuah hadiah kecil, semoga hadiah ini dapat mengobati kesedihanmu mom!

Apa yang kuberikan ini tidak sebanding dengan pengorbananmu untuk keluarga kami.

Aku terharu membacanya. Ini daerah mana ya? Mending aku cek lokasinya. Mengenai hadiah ini siapa sih yang ga senang dapat hadiah?

Jadi aku memutuskan untuk meninjau lokasi menggunakan geogle maps. Dan akhirnya sampai juga di lokasi itu. Benar, tempatnya bagus, pokoknya strategis. Aku memang matre tapi aku juga ga pernah lupa untuk bersyukur untuk hadiah ini. Makasih!

Di sela peninjauan rumah itu, aku mendengar suara anak-anak yang rame, apa ada karyawisata di komplek ini, pikirku. Kenapa suara anak-anak itu ribut sekali dan membuyarkan konsentrasi.

"Hai kakak..." Sapa mereka

"Hai..."

"Kakak ada minum ga?"

"Kalian habis ngapain coba? Kok sampe keringat begitu?"

"Habis ngantar buku ke perkampungan Ruli di  sebelah sana!" Kata seorang anak yang lebih besar badannya dari yang lain.

"Oh kalian sedang bakti sosial ya?"

Mereka menggeleng

"Mereka korban kebakaran Kak! Kasian jadi kata guru kami, kami boleh bawa buku yang sudah tidak terpakai dan dikasih ke mereka biar mereka juga bisa belajar sama seperti kami."

"Ya udah nih kalian minum dulu!"

Untungnya ya aku selalu stok air mineral kemasan botol ukuran sedang, jadi anak-anak tadi terpuaskan minumnya.

"Makasih ya kak! Kami pulang dulu!"

"Sama-sama, hati-hati ya kalian jangan main di jalan, segera pulang ke rumah. Tar kalian dicari sama orang tua kalau kalian terlalu lama diluar!"

Perasaan udah kaya emak-emak pada umumnya deh aku. Oh ya aku kan emang udah jadi emak.

.

PELACURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang