Namaku Ningsih, aku ibunya Ayu tapi aku tak akan pernah menganggap dia anakku.
Aku sungguh membencinya.
Aku tinggal berdua di rumah bersama Ayu karna suamiku pergi meninggalkanku saat aku tengah melahirkan Ayu. Dia pergi membawa anak pertamanya tanpa sepengetahuan siapapun. Dia pergi karena melihatku melahirkan anak perempuan lagi sedangkan dia menginginkan anak laki-laki karena anak pertamanya sudah perempuan. Itulah yang membuatku semakin membenci Ayu karena kelahirannyalah suamiku pergi tanpa memberiku status sah perceraian.Aku tak mempedulikan kehidupan Ayu bahkan makanannya, dia selalu bersama neneknya karna aku tak sudi melihatnya.
Dulunya aku akan membuang bayi Ayu dipanti asuhan tapi nenek melarangku biarlah dia yang merawat Ayu hingga besar.
Setelah neneknya meninggal, Ayu aku biarkan sendirian tapi aku selalu memberinya uang sepuluh ribu setiap hari tanpa jatah makan. Aku tak memperhatikan pola makannya bahkan sekolahnya. Tantenya yang membiayai Ayu bersekolah.Saat kami semua tau bahwa ternyata Ayu bisa melihat dan berkomunikasi dengan hantu, aku sangat semakin benci, aku tetap tak peduli dia akan dibawa ke alam para arwah tersebut atau tidak itu bukan urusanku.
Sampai kapanpun aku tak pernah menganggap dia anakku!
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tak Kasat Mata
HorrorAku merindukan kebersamaan itu. Karena bersama 'mereka', aku bisa sedikit lupa tentang masalah keluargaku. 'Mereka' menghiburku. 'mereka' berbagi cerita hidupnya. Aku menangis saat terbayang masa masa bersama 'mereka', teringat saat Rara membantuku...