6. Tentang Rara dan Aji

2.9K 153 5
                                    

Namaku Amara Gracia Putry. Biasa dipanggil Rara. Aku juga mempunyai kakak yang bernama Aji Sakti Pamungkas.
Aku meninggal diusia tujuh tahun sedangkan kakakku diusia  sembilan tahun.

Aku senang bisa menemukan teman manusia seperti Ayu, karena nasibnya hampir sama dengan kami. Mata batinnya telah terbuka untuk 'mereka'.
Jika melihatnya saat dibentak oleh ibunya, aku teringat saat kami dianiaya hingga nyawa kami melayang oleh ibu tiri kami.
Ayah kami menikah lagi karena ibu sakit selama dua tahun, ayah merasa keberatan karena harus terus menebus obat untuk penyakit ibu yang tak kunjung sembuh. Hingga akhirnya ayah memutuskan untuk menikah lagi dengan wanita yang lebih muda dari ibu.
Awalnya kami senang karena akan ada yang membantu kami merawat ibu ternyata itu semua salah. Disuatu hari, kakakku melihat ibu tiriku sedang meracuni makanan untuk ibu dan menukar obat ibu entah dengan obat apa, tapi kami ketahuan oleh ibu tiri kami bahwa kami sedang mengintip. Akhirnya, kami diancam untuk tidak melaporkan kejadian ini pada siapapun terutama ayah.

Beberapa jam kemudian ibu kami meninggal karena racun tersebut.

Setelah kematian ibu, ibu tiri kami terus menganiaya kami dan juga mencelakakan ayah kami dengan memotong rem mobilnya sehingga ayah meninggal saat kecelakaan.
Rupanya ibu tiri kami hanya menginginkan harta ayah dan berniat membunuh kami semua.

Setelah ayah dan ibu kami meninggal, kami dikurung di gudang oleh ibu tiri kami.
Aku dan kakakku berusaha kabur dan akan melaporkan tindakan ibu tiri kami ke polisi, tapi kami ketahuan oleh ibu tiri kami.

Perutku dan kakakku ditusuk tapi kami belumlah meninggal, sakit ini masih terasa hingga sekarang.
Betapa kejamnya ibu tiri kami, setelah kami ditusuk ternyata ibu tiri kami menelfon temannya untuk datang kesini, aku kira mereka akan membantu pemakaman kami tapi ternyata ibu tiri kami menjual ginjal kami kepada mereka. Sungguh berhati iblis ibu tiri kami. Setelah memastikan kalau kami benar benar meninggal, kami tidaklah dikubur dengan layak tapi kami dikubur dalam gudang yang sekarang telah menjadi kamar Ayu tinggal.

Coba saja kalau ayah tidak menikah lagi, pasti kami masih menghirup udara ini.
Kami membenci ayah!
Kami benci ibu yang kejam!
Ibu yang berhati iblis!

Ayu.. Kami membenci ayah dan ibumu!

Teman Tak Kasat MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang