31. Kepergian Yolanda

2.3K 117 20
                                    

Sekitar pukul delapan malam. Aku, ayah dan kak Yunita pergi ke rumah Yolanda. Untunglah ayah mau aku ajak untuk menyelamatkan Yolanda. Ayah diam-diam membawa polisi untuk waspada akan adanya tindakan kriminal yang terjadi.

“Ayah, biar Ayu saja yang masuk lewat jendela. Ayah dan kak Yunita tunggu saja disini” aku menyelinap rumahnya lewat jendela karena pintunya dikunci.

“Ayu hati-hati” ucap kak Yunita.

Aku masuk dalam rumahnya. Aroma kemenyan menyelimuti seluruh ruangan. Ruangan tampak gelap dan sepi. Bagaimana aku bisa tau dimana kamar Yolan sedangkan aku tak mungkin menyalakan lampunya.

“Ayu.. Ikuti aku” bisik Eddeline dan menuntunku dalam gelap.

Aku mengikuti Eddeline yang menunjukan ruangan itu. Hingga sampailah di depan pintu sebuah ruangan yang amat tersembunyi.

“Ayu, ini ruangan yang selalu dipakai untuk ritual setan itu. Tapi aku tidak bisa masuk Ayu.”

“Baiklah Eddeline kamu tunggu di depan saja, biar aku yang masuk”

Aku membuka pintunya. Ternyata ruangan ini penuh dengan lampu merah dan juga lilin-lilin yang menyala. Tapi aku tidak melihat siapapun di dalam. Aku melihat kepala kambing yang masih berlumuran darah di tengah-tengah lilin yang melingkar itu.
Dari luar, Eddeline membisikan sesuatu padaku “Bakar kepala kambing itu Ayu”
Dengan memberanikan diri, aku membakar kepala kambing itu dengan lilin.

“Aaahh...” terdengar suara jeritan dari luar.

Aku bergegas keluar untuk mencari sumber suara tersebut.

Gelap. Hanya kegelapan yang aku lihat. Namun selintas bayangan besar tengah berdiri di sudut ruangan. Siapa dia ? Sosok yang mengerikan. Aku yakin dia adalah iblis yang dipuja oleh eang nya Yolanda.

“Ayu, temanmu ada di belakang” seru Eddeline.

“Dimana ?”

“Ikuti aku Ayu”

Ternyata ada satu ruangan lagi yang tersembunyi. Ruangan di belakang rumah ini. Aku membuka pintunya. Aku tersontak, karena di depanku ada sebuah peti yang diselimuti kain hitam serta dikelilingi lilin-lilin hingga membentuk sebuah gambar bintang dan lingkaran. Gambar ini seperti gambar pentagram. Apa mungkin ini yang dimaksud pentagram itu ? Jika benar, berarti eang nya Yolan menyembah setan ?

Aku menghampiri peti itu. Saat aku hendak membuka petinya, ada yang datang.

“Hey siapa kamu ? Beraninya masuk rumah orang tanpa seizin dulu.” ternyata itu eang nya Yolanda.

Wanita itu memakai jubah hitam dan berjalan menghampiriku. Dia menyodorkan senter yang ada ditangannya padaku.

“Kamu lagi. Mau apa kamu disini ?” serunya.

“Eang, dimana Yolanda ?” tanyaku.

“Sudah kubilang dia sedang pergi ! Sekarang kamu pergi dari sini, jangan kacaukan urusanku !” bentak eang dengan amarahnya.

Aku tak pedulikan omongan eang. Aku segera membuka isi peti itu. Setelah kubuka ternyata Yolanda yang ada dalam peti tersebut. Yolanda tampak tak berdaya, wajahnya pucat pasi.

“Yolanda..” desisku.

“Lancang sekali kamu bocah! Beraninya membuka peti itu!” seru eang.

“Eang tega sekali, kenapa eang melakukan ini ?”

“Ini sudah tradisi keluarga kami. Semua keturunanku sudah habis, tinggal Yolanda yang masih hidup saat ini. Yolanda adalah yang kelima. Semua yang mati harus berjumlah tujuh. Dan karena kamu sudah lancang kesini, maka kamulah yang keenam. Hahahaha” tawanya.

Teman Tak Kasat MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang