25. Yolanda, Gadis Penuh Misteri

1.8K 108 0
                                    

Sepulang sekolah Yolan mengajakku ke suatu tempat untuk saling bercerita. Namun sebelumnya aku sudah izin pada kak Yunita untuk pulang agak terlambat.

Aku dan Yolan menuju suatu ruangan di sekolah ini. Sampai di depan ruangan itu, Yolan membuka pintu dengan kunci yang dia pegang. Terpampang sebuah tulisan "PERPUSTAKAAN" ternyata ruangan yang dituju Yolan adalah ruang perpustakaan. Namun aku sedikit heran. Kenapa dia memegang kunci perpustakaan.

“Kamu pegang kunci perpus ?” tanyaku.

Dia hanya mengangguk. Dan mengajakku duduk di bangku perpus.
Aku melihat lihat isi ruangan ini. Tampaknya sedikit tidak terurus. Namun masih banyak buku yang tertata rapih.

“Oh ya bagaimana kamu bisa melihat hantu ?” tanya Yolan padaku.

“Aku juga tidak tau. Tapi sejak kecil aku sudah bisa melihatnya” jawab singkatku.

“Oh” dia hanya mengangguk.

“Kenapa kamu lebih suka sendiri ?” sekarang aku yang bertanya.

“Mereka yang tidak mau berteman denganku” jawabnya.

“Memangnya kenapa ?” aku makin penasaran.

“Mereka hanya mau mendekatiku jika ada tugas sekolah. Jika aku tidak mau mengerjakan tugas mereka, aku yang akan menerima akibatnya.” ujarnya.

“Terus kenapa kamu bersikap dingin terhadapku ?”

“Aku takut kalau kamu juga akan bersikap seperti mereka”

Aku tersenyum “Aku tidak akan seperti yang kamu pikirkan. Yolan, aku mau kita menjadi sahabat”

“Banyak yang berkata seperti itu. Tapi nyatanya mereka hanya mempermaikanku” dia menunduk.

“Jadi kamu tidak percaya denganku ?” tanyaku.

Yolan tak menjawab apapun. Dia seperti memikirkan sesuatu.

“Yolan, kenapa kamu yang pegang kunci perpustakaan ? Bukan tukang kebun atau satpam ?” aku membuka percakapan lagi dengannya.

Dia menatapku lalu menunduk kembali.
“Sejak dia pergi, kunci ini aku yang pegang. Ruangan ini tak lagi dipakai. Ruang perpustakaan dipindah. Dan sejak dia pergi, aku yang harus menerima semua ini.” Yolan melepas kaca mata nya dan mengusap air yang menetes dari matanya.

“Dia ? Siapa ? Yolan, aku sungguh tak mengerti semua ucapanmu” aku terus bertanya maksud ucapannya.

“Untuk apa kamu ingin tau ?” tanyanya terbata-bata.

“Yolan..” aku tidak tau harus menjawab apa.

“Dulu semua teman-temanku ingin tau tentang diriku. Namun setelah mereka tau, mereka pergi menjauhiku bahkan membenciku”

“Yolan aku janji aku tidak akan seperti mereka. Aku akan menjadi sahabat baikmu” aku berusaha menenangkan hatinya agar dia mau terbuka denganku.

Teman Tak Kasat MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang