9. Tentang Sintiya

2.6K 140 0
                                    

Namaku Sintiya kelas sembilan SMP.
Aku meninggal dibunuh oleh pacarku sendiri setelah dia menodaiku.

Kisahku.
Suatu hari.

"Sayang, katanya kamu mau ngajak aku traktir makan malam?" ujarku pada pacarku.

"Iya Sintiya sayang, nanti malam kita ketemuan di halte bus yah, aku tunggu kamu disitu" jawabnya.

"Baik sayang makasih"

Setelah sekitar jam tujuh malam, aku menunggu pacarku di halte bus, dan aku diajaknya pergi ke sebuah restauran diskotik malam.

"Ini dia sayang tempatnya" ucap pacarku.

"Baiklah"

Kami masuk ke diskotik dan memesan makanan beserta minumannya.

"Sayanng kok kepalaku pusing yah ini minuman apa sih?" tanyaku.

"Sudahlah yang penting enak"

Aku tak sadarkan diri, saat aku tengah sadar aku berada di sebuah gedung sekolah dan.

"Sayang dimana ini siapa mereka?" tanyaku.

"Mereka teman-temanku sayang"

"Apa yang akan kalian lakukan!" bentakku.

"Sudahlah, kita kan sudah lama berpacaran masa aku tidak boleh menyentuhmu sih"

"Maksud kamu apa"

Aku dibungkam, mereka bertiga menodaiku bergiliran, saat itu aku masih mabok aku tak bisa melawan.
Aku berusaha melarikan diri dan menelpon polisi tapi mereka mengejarku.
Lantai tiga gedung sekolah sangatlah gelap aku berlari sambil menangis.
Tapi mereka mengepungku, sebenarnya mereka tak membawa senjata apapun.
Tapi mereka mendorongku dari lantai tiga hingga kepalaku terbentur sebuah guci dan pecah.
Aku masih bisa sedikit bernafas, kemudian mereka melihat kondisiku yang belum meninggal akhirnya salah satu dari mereka menyuruh agar aku lebih baik mati karena jika tidak aku bisa melaporkan hal ini pada polisi, kemudian wajahku dipeprek dengan batu hingga wajahku hancur, setelah memastikanku benar benar telah mati, mereka menyeret tubuhku ke sungai dan menghanyutkannya. Betapa kejamnya mereka telah menodai dan membunuhku bahkan membuang mayatku.
Memang ini adalah kesalahanku, tapi aku tak menyangka ternyata pacarku membawa temannya lagi dan akan berencana sekejam ini.
Sebelum nyawaku melayang, aku berjanji akan membalaskan dendamku ini pada kalian dan meminta tolong pada siapapun yang dapat melihatku dan merasuki anak di sekolah ini agar bisa memakamkan jazadku dengan layak meski telah hancur lebur.
Seketika itu, air sungai berubah menjadi merah darah dan jalan di gedung itu dipenuhi darahku karna mayatku yang diseret.

Tolong aku.. siapapun yang melihat tolong.. mayatku berada di mesin pintu air sungai hancur lebur.

Teman Tak Kasat MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang