23. Eddeline

2K 116 6
                                    

Sejak saat itu aku berteman dengannya.

Eddeline. Gadis kecil keturunan Belanda. Dia meninggal diusia dua belas tahun ketika Nippon datang menghancurkan kota Samarinda.

Kedua orangtuanya Belanda. Dia anak kesayangannya.
Ayahnya seorang tentara belanda. Namun mereka sudah lama tinggal di Samarinda sehingga mereka terbiasa berbahasa Indonesia.

"Aku meninggal ketika Jepang menjajah Indonesia. Ketika itu aku sedang bermain di luar. Ayah dan ibuku sedang pergi ke Batavia. Aku dirumah sendirian. Nippon datang dan menyeretku masuk dalam rumah. Dia menanyakan dimana markas pimpinan ayah berada. Namun aku tidak menjawabnya. Nippon terus mengancamku. Dengan sadisnya, Nippon menggorok leherku. Aku tergeletak dirumah ini sendirian. Aku tidak tau apa yang terjadi setelah itu. Karena setelah itu, ayah dan ibu tidak pernah kembali ke rumah ini. Itu ceritaku Ayu, aku lahir dan meninggal di rumah ini." Eddeline menceritakan kisahnya padaku.

"Aku turut bersedih yah Eddeline.."

"Hem.. Apa kau takut denganku ?"

Aku menggeleng. Dia pun tersenyum.

"Dulu aku juga mempunyai teman hantu tapi dia keturunan jawa" ujarku.

"Oh ya.. Berarti kamu memang bisa melihat bangsa kami ?"

"Iya.."

Baru satu hari aku tinggal di rumah baruku, namun aku langsung menemukan teman baru. Meski hanya aku yang dapat melihatnya.
Mungkin ini yang dimaksud Rara kalau aku akan menemukan penggantinya.
Aku senang bisa berteman dengan Eddeline. Hari itu, aku belajar bahasa Belanda bersamanya hingga senja tiba.

Teman Tak Kasat MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang