8. Mengungkap Kematian Sintiya

2.8K 150 0
                                    

Aku dan kak Mutia kembali ke kelas masing masing, kami memutuskan untuk melanjutkannya sepulang sekolah saja, dan aku ingin mengajak kak Hellen ikut menyelesaikan hal ini. Bersyukur kak Mutia mau berteman baik denganku karena dia merasa selama ada aku disekolah ini, dia jarang dirasuki oleh penunggu sekolah karena sebelum aku masuk SMP, dia selalu menjadi medium para penunggu.

Bel pulang berbunyi, aku memutuskan menunggu kak Mutia di taman sekolah.
Aku menghubungi kak Hellen untuk bisa datang ke sekolahku tapi dia tidak bisa karena ada tugas kampusnya.

"Ayu, kamu belum pulang?" tanya bu Heni.

“Belum Bu, aku nunggu kak Mutia dulu” jawabku.

"Baiklah, hati-hati yah kamu harus jaga diri baik-baik" ujarnya.

“Siap Bu”

"Ayu, kamu sudah nunggu lama disini?" tanya kak Mutia.

“Tidak Kak, tapi kakakku tidak bisa kesini, bagaimana apa Kak Mutia berani hanya kita berdua?”

"Aku berani kok, kalau ada temennya"

Aku dan kak Mutia berjalan menuju gedung belakang sekolah dan menuju ke lantai tiga gedung yang terbengkalai itu.
Tiba-tiba.

"Ayu.." sapa kak Hellen.

“Kak Hellen, aku kira siapa”

Beruntunglah kak Hellen datang, aku kira dia ada tugas ternyata dia lebih memilih menuntunku menyelesaikan masalah ini.

Aku, kak Mutia dan kak Hellen masuk ke sebuah ruangan.

"Apa kalian sudah siap masuk ke kisah hantu itu?" tanya kak Hellen.

"Aku takut tapi.." ujar kak Mutia.

“Tidak usah takut Kak, ada aku, kita selesaikan bersama” jelasku.

Kami bertiga berpegangan tangan dan menutup mata bersama dalam ruangan di lantai tiga ini.

Itu adalah dimensi waktu kematian Sintiya. Dan Sintiya memperlihatkan semuanya pada kami.

Teman Tak Kasat MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang