"assalamuallaikum" ucap gue saat memasuki rumah.
"Waalaikumsalam. Pulang sama siapa dek?" Tanya ayah setelah gue menyalimi tangan ayah dan ibu.
"Sama ojek online yah"
"Gak dianter sama temen adek? Siapa namanya deh? Fajri eh siapa deh?"
"Fajar yah. Fajri mah singkatan nama fajar rian"
"Ohh iyaa iyaa ayah lupa"
"Gak yah. Kasian kalo harus nganterin kerumah, diakan juga banyak keluarganya. Gaenaklah kalo adek minta anterin" dan ayah beroh ria.
"Ganti baju ah dek. Bau asep adek tuh"
"Iya bu. Adek ganti baju dulu yaa" jawab gue lalu berjalan ke kamar untuk berganti pakaian dan menghapus make up yang udah ga nyaman di muka gue.
"Dek udah makan belum?" Tanya ibu ketika gue sedang menonton tv sambil tiduran di paha ayah.
"Belom 2x bu. Hehehhehe"
"Ibu masak cumi saos tiram loh" ucap ibu dan otomatis gue langsung lari ke dapur untuk mengambil makan.
"Anak ibu noh, kalo udah berhubungan sama yang namanya cumi langsung ngibrit kedapur walaupun udah kenyang" ucap ayah.
"Kan adek anak cumi yah" ledek ibu
"Ihh enak aja anak cumi. Berarti ayah sama ibu cumi dong" ucap gue dan membuat ayah dan ibu tertawa.
"Dek, ibu mau nanya dong" tanya ibu sesudah gue membersihkan piring dan gelas sisa makan.
"Apa bu?"
"Adek beneran putus dari nak ginting?"
"Ibu tau darimana? Pasti bang yuda"
"Iyaa" jawab ibu sambil tertawa.
"Mulut abang kayaknya perlu di lakban nih. Bocor banget kaya ember"
"Jadi beneran putus dek?" Tanya ibu lagi
"Iya bu putus"
"Alhamdulillah" jawab ayah dengan suara yang kencang dan itu membuat gue kaget.
"Loh kok alhamdulillah yah?"
"Iyalah. Ayah kan takut adek pindah ke agama ginting"
"Ohh tidak semudah itu ferguso"
"Ferguso ferguso. Ini ayah"
"Ohh iyaa. Ohh tidak semudah itu ayah wirawan"
"Ada ada aja adek mah" ucap ibu sambil tertawa.
"Dek, gimana kuliahnya?" Tanya ayah.
"Lancar yah. Lagi nyusun skripsi dan lagi masuk masukin surat buat magang diperusahaan perusahaan"
"Alhamdulillah. Magang di kantor ayah aja dek?"
"Enggak ah yah. Ntar harus bolak balik jakarta bandung lagi. Kan capek yah. Sekatarang kan bandung udah kaya jakarta. Macet"
"Iya juga sih"
"Doain ya yah bu, skripsi adek gaada kendala dan lancar jaya. Capek kuliah mulu. Pengen kerja"
"Adekkan udah kerja" ucap ibu
"Itu bukan kerja ibu, tapi itu hobby" jawab gue.
"Hobby yang menghasilkan uang" ucap ayah
"Yap betul. 100 buat ayah"
Setelah itu kita menceritakan kegiatan kegiatan kita saat kita berjauhan, hal hal apa saja yang kita lewati baik itu bahagia ataupun menyedihkan. Menceritakan kerjaan kerjaan kita masing masing dan lain sebagainya.
"Dek, tahun baru kemana?" Tanya ayah
"Dirumah aja yah"
"Ikut ibu sama ayah aja yuk. Ada acara tahun baruan dari kantornya ayah" ajak ibu
"Jadi kalian tahun baru gak dirumah" tanya gue
"Iyaa"
"Ikut ayah sama ibu aja yuk" ajak ayah
"Gak ah. Males. Pasti isinya ibu ibu sama bapak bapak semua"
"Ya enggaklah dek. Kan yang lain bawa keluarga juga"
"Gamau ah yah"
"Terus adek sendirian gitu dirumah? Mba ina sama mas uky juga kayaknya ada acara bareng keluarganya mas uky"
"Adek sih minggu depan diajak ke majalaya sama a fajar buat nemenin dia ke nikahan sepupunya. Terus dia ngajakin tahun baruan di majalaya"
"Adek mau ke majalaya"
"Emang boleh?"
"Boleh asal bisa jaga diri"
"Yaudah kalo gitu adek ke majalaya aja deh. Sekali kali ngeliat pemandangan yang beda"
"Yaudah tapi jaga diri baik baik yaa"
"Siap bos" jawab gue
Lalu kami kembali menikmati acara yang
"Mau kemana dek?" Tanya ibu saat gue berjalan keluar pintu.
"Kerumah mba ina bu. Mau ketemu krucil krucil. Ikut gaak?"
"Gak ah"
"Daritadi kek dek. Biar ayah bisa pacaran sama ibu"
"Idih. Lagian ga bilang. Yaudah ah kabur. Jomblo takut envy. Assalamuallaikum" ucap gue lalu sedikit berlari ke rumah mba ina.
******
"Assalamuallikum" ucap gue mengetok rumah mba ita.
"Waalaikumsallam. Ehh dek, masuk"
"Tanpa disuruh juga adek masuk sendiri mba" jawab gue sembari tertawa.
"Fadil sama fadlah mana mba?" Tanya gue ke mba ina.
"Dikamar lagi main. Jagain gih. Mba mau masak dulu, bentar lagi mas uky pulang soalnya"
"Siap bos" jawab gue lalu menuju kamar fadli dan fadlah.
"Hallo sayangnya ante, lagi pada ngapain sih?" Tanya gue saat memasuki kamar mereka dan mereka pun langsung memeluk gue.
"Utuk utuk utuk. Pada kangen ya sama ante. Kis kis dulu sini" ucap gue sambil menunjuk pipi kanan dan kiri gue lalu mereka menurutinya.
"Ante main yuk" ajak fadlah
"Main apa?"
"Main mobil mobilan"
"Ayuk"
"Kan kan, kalo ada ante ira aja mamah dilupain. Yaudah mamah keluar aja"
"Yaudah mamah keluar aja. Adil mau main sama ante ira"
"Mang enak lu mba. Diusir anak sendiri"
"Sialan lu! Kenapa sih setiap anak kecil pasti nempel banget sama lu"
"Make pelet gue mba" jawab gue lalu mendapatkan hadiah lemparan bantal dari mba ina.
"Ante bobo disini aja ya sama fadlah"
"Gamau ah. Ante bobo dirumah nenek aja"
"Disini aja ante" jawab fadlah lalu memeluk gue dengan erat.
"Iyaiyaiya. Ante bobo sini"
"Kalo ada dira, anak gue pasti lupa sama gue" ucap mas uky yang sudah ada didepan pintu kamar.
"Auk tuh yang, lengket banget sama dira. Yakin aku dia make jampe jampe"
"Kan tadi usah gue bilang mba, gue pake pelet. Batu banget sih" ledek gue. Dan mereka berdua tertawa mendengar jawaban gue.
Bahagia itu ketika kita bisa main kembali sama anak kecil, mengingat masa masa kecil kita sebelum mengenal cinta.
-TBC-

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Adalah Takdirku{Fajar Alfian} | Complete
Romansa"Saya terima nikah dan kawinnya andira pramestika binti wirawan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" ucap laki laki itu dengan lantang dan dalam satu helaan nafas. Sah! Ucapan Alhamdulillah dan puji syukur diucapkan oleh tamu undangan. "Terim...