Consideration

424 54 0
                                    

Di pagi hari, Chorong dan Chanyeol tampak beranjak keluar gedung. Chorong tampak menyadari ada sesuatu yang berbeda dari saudara kembarnya itu. Dia melepaskan rangkulan Chanyeol sambil memperhatikan penampilannya... 

"Dimana jaketmu? Apa kau meninggalkannya di cafe??" Chorong melihat Chanyeol hanya mengenakan kaus panjangnya

"Tidak. Aku memberikannya pada seorang wanita..."

"Wanita? Kau sudah mulai berkencan??"

"Hanya berkenalan"

"Mwo? Bagaimana kau bisa memberikan jaketmu pada wanita yang baru saja kau kenal??"

"Bukankah aku sama sepertimu ?"

"Mwo???"

"Kau bahkan berani meminjamkan tubuhmu hanya untuk membantu pria itu. Apa kau ingin kejadian waktu terjadi lagi??" Chanyeol mengingat saat Chorong berusia 16 tahun. Saat itu, pertama kalinya Chorong membantu sesosok arwah untuk menyampaikan sebuah pesan ke seseorang dengan memasuki tubuhnya. Chanyeol sampai harus memanggil seorang peramal/dukun untuk mengeluarkan arwah itu dari tubuh saudara kembarnya itu. 

Chorong memang bercerita pada Chanyeol semalam mengenai arwah Ibu Suho yang masuk ke dalam tubuhnya. 

"Aniya. Aku sudah mempunyai seorang penyelamat sekarang. Aku hanya harus menyentuhnya untuk mengusir arwah itu dariku"

"Jadi kau memang sudah menyebutnya dengan sebutan 'seorang penyelamat'?? Kau pasti sudah sangat dekat dengannya"

"A-apa maksudmu? Dia juga membutuhkan bantuanku untuk berbicara dengan arwah Ibunya. Kita berdua sudah sepakat tentang hal itu"

"Lalu, kau mulai menyukainya??"

"Mwo???" Chorong langsung menengok ke arah Chanyeol saat baru duduk di dalam bus

"Kau tidak mempunyai perasaan padanya saat dia menyentuhmu??"

"Dia hanya menyentuh pundak dan lenganku saja. Mana mungkin aku menyukai pria itu??"

"Jadi kau menginginkan dia untuk menyentuh anggota tubuhmu yang lain??"

"Yaa!" Chorong memukul kepala Chanyeol 

"Apa yang ada di pikiranmu? Apa kau menyentuh anggota tubuh wanita yang kau beri jaketmu itu??"

Chanyeol menengok ke kanan dan kirinya karena suara Chorong yang kencang itu. 

"Hahaa. A-apa yang kau bicarakan??" Chanyeol sedikit tertawa sambil menaruh tangannya di mulut Chorong 

"Kau melakukannya, benar kan??" 

Chanyeol langsung menekan tombol supaya bus berhenti di halte selanjutnya. Dia langsung membawa Chorong turun dan menerima pukulan kembali dari saudara kembarnya itu saat berada di halte. 

"Kenapa kau menurunkanku ???? Kingdom Mall masih jauh dari sini"

"Kau berisik sekali. Bagaimana bisa kau berbicara keras seperti tadi, eoh?? Kau ingin para penumpang salah paham dengan ucapanmu itu??"

Because of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang