Sudah beberapa kali, Chorong membasuh wajahnya di wastafel. Dia juga membuka gelang yang masih di kenakannya dan memasukkannya asal ke dalam tas. Sampai tidak tersadar, gelang itu terjatuh di lantai. Dia mengambil beberapa tissue untuk mengelap wajahnya yang basah sebelum berjalan keluar toilet. Sambil terus melangkahkan kakinya, pikirannya hanya tertuju pada satu tempat, rumahnya. Dia tidak perduli dengan sapaan beberapa karyawan padanya. Dia memutuskan untuk menghiraukan mereka karena dia berpikir tidak akan kembali lagi menginjakkan kakinya di Mall itu.
Sementara Suho sendiri sedang duduk pasrah di dalam ruangannya sambil memegangi kepalanya yang sedang memikirkan banyak hal. Pintu ruangan terketuk dan masuk sekretarisnya.
"Daepyonim, apa Park Chorong tidak datang hari ini? Seharusnya dia sudah menemuiku tadi. Tapi aku tidak menerima kabar apapun darinya"
"Aku tidak tahu......"
"Apa kau sakit, Daepyonim??"
"Tidak...."
"Apa ada yang ku butuhkan sekarang, Daepyonim?"
"Bisakah kau mencari kandidat lain untuk menggantikanmu?"
"Nde? Bagaimana dengan Park Chorong?"
"Dia tidak bisa. Aku terlalu cepat mengambil keputusan kemarin. Kau harus menemukan orang yang tepat sebelum kau mengundurkan diri dari sini"
"Algaeseumnida, Daepyonim" Sekretaris itu membungkukkan badannya sebelum berjalan keluar ruangan.
Malam harinya...
Chorong baru mengeluarkan handphone yang sejak tadi berada di dalam tasnya. Dia mengecek beberapa pesan dari Changsub yang sudah tiba di Tiongkok dan bercerita mengenai beberapa arwah yang di lihatnya di sana. Changsub mengatakan kalau dia belum bisa berkomunikasi dengan mereka karena permasalahan bahasa. Entah kenapa, hal itu membuat Chorong sedikit tersenyum. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana kalau dia ikut bersama dengannya tadi siang. Pasti mereka sedang berkeliling seperti turis yang sedang berlibur di sana. Chorong kembali menghela nafas dan mengecek ke dalam tasnya. Dia membuka semua kantung dan mengangkat tas nya supaya semua isi tas itu keluar.
"Mwoya? Kenapa tidak ada?" Chorong memeriksa dompetnya.
"Apa aku menjatuhkannya di toilet tadi??" Chorong kembali mengingat terakhir kali dia melepaskan gelangnya. Dia mengecek ke arah jam yang tertera di layar handphone.
"Jam 7. Apa aku harus kesana? Tidak. Aku bisa kesana besok pagi. Tapi bagaimana kalau ada yang tidak sengaja mengambil dan membuangnya?? Aishh... Kau ceroboh sekali, Park Chorong" Dia memukul kepalanya sendiri dengan pelan.
"Tunggu. Bukankah aku memutuskan untuk tidak kembali lagi ke sana? Apa yang harus kulakukan??" Sambil terus berbicara sendiri, tiba-tiba bel rumahnya berbunyi. Tanpa pikir panjang, Chorong langsung beranjak dari kamarnya untuk menuju pintu utama di lantai bawah.
Saat dia membuka pintu itu, terlihat Suho yang masih mengenakan stelan jas lengkapnya sudah berdiri di depannya. Ekspresinya yang datar, membuat Chorong tidak ingin menatap wajahnya lebih lama.
"Apa kau yang bernama Park Chorong?"
"Nde??"
"Perkenalkan, namaku Kim Suho...." Suho menjulurkan salah satu tangannya ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You
Fanfiction[COMPLETED] Fanfiction keempat. Terinspirasi dari drama So Jisub dan Gong Hyojin, yang berjudul Master's Sun. Ada beberapa alur yang mirip dengan alur di drama itu. Jadi, semoga kalian suka dengan cerita ini. Dan karakter utamanya masih sama. Ki...