Sendu

4.8K 274 15
                                    

             Linda menemui Rovin, dia sangat marah dengan Ardhi. Tapi, dia sudah membuat anak itu bingung. Membuatnya sedikit puas. "Rovin?" panggil Linda. Laki-laki yang dipanggil itu sedang melihat data-data pasien.

           "Apa nek?" tanya Rovin, tapi tak melihat sedikitpun neneknya. Wanita tua itu mendekati cucunya, lalu duduk di hadapan Rovin.

            "Rovin, kamu sudah memiliki jawaban?" tanya Linda.

            "Hmpt, sudah nek!" Rovin meletakan data-data pasien di atas meja.

           "Jadi... kamu akan menikahi Nadhira?" Linda tersenyum puas. Akhiranya, dia bisa membahagiakan Rafli.

            "Yah, aku akan menikahinya. Tapi... jika Nadhira tak mau, aku tak akan memaksa dia." Ujar Rovin putus asa. Dia melihat album foto Rafli, lalu mengehela nafas kasar.

            "Bagus."

            "Nek, kenapa sih harus Nadhira?" kesal Rovin.

            "Ya terus, ada wanita lain yang bisa menenangkan Rafli?" Linda balik nanya.

           "Humpt..." sulit rasanya bagi Rovin. Ya rabb, apa aku benar berjodoh dengan Nadhira? Batin Rovin.

               "Ayolah nak, semua ini untuk kebaikan Rafli. Kamu harus kuat untuk dia. Perjalanan Rafli masih panjang," bujuk Linda.

             "Ta-"

             "Tak ada tapi-tapian, kamu harus mengkhitbahkan Nadhira." Rovin menghela nafas kasar, lalu bangkit dan keluar dari ruangannnya.

***

             Di sisi lain, Ardhi sedang mempertimbangkan ucapan Linda, nenek sialan itu. Dia merasa dia egois, tapi apa iya dia harus meninggalkan Nadhira. Pikiran lelaki itu kacau. Hatinya bimbang.
Saat Ardhi akan ke ruangan, dia bertemu dengan Rovin.

            "Rovin?" panggil Ardhi. Lelaki itu mendekati Rovin, dengan setengah berlari.

            "Ardhi, kemana aja ente?" tanya Rovin.

            "Ke kondangan, hihi..." Ardhi terkikik. Membuat Rovin memotarkan bola mata, jengah.

          "Hm."

          "Kenapa Vin, muka ente kayak yang belum di istrika gitu?" tanya Ardhi.

           "Muka ane mana mungkin di istrika, ck..." Rovin berdecak kesal.

          "Haha... yaudah, kita ke ruangan ane. Kita cerita disana, oks?" Rovin mengikuti Ardhi ke ruangannya. Mereka bercerita panjang lebar.

           "Vin, gimana sama gadis jatuh cinta ente?" tanya Ardhi.

          "Nenek nyuruh aku nikah sama dia," Rovin menjawab dengan sendu.

           Sudah kuduga, batin Ardhi.

         "Wih, alhamdulillah dong, nikah sama yang di cinta!" apa kalian tahu, Ardhi hanya pura-pura bahagia. Tersenyum palsu.

           "Laen cerita dong Dhi, ana kan udah nikah! Lagian ana juga gak tau, dia punya pasangan apa enggak!" kilah Rovin.

           "Hm... kamu masih cinta sama dia?" tanya Ardhi, sebenarnya ini cukup berat.

           "Tau ah, yang ada di benak ana sekarang bukan cinta. Melainkan Rafli, ana hanya butuh cinta buat dia. Ana gak mau ngecewain Elvina," Rovin begitu sendu. Ardhi mengehela nafas kasar, ia ingin sahabatnya bahagia. Terlebih, Rovin sudah menyelamatkan ibunya Ardhi, orang yang sangat penting.

Nadhira [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang