Maksudnya?

5.4K 293 18
                                    

Nadhira

         Aku melaksanakan proses belajar mengajar dengan semangat. Karna Kevin akan menjemputku, dan akan mengajakku jalan-jalan. "Assalamualaikum " salam Kevin saat aku sudah berada di hadapannya.

         "Waalaikumsalam," jawabku, sambil memberikan senyumku.

         "Siap berangkat tuan putri?" tanya Kevin. Aku mengangguk. Lelaki itu membukakan pintu mobilnya untukku. "Silahkan tuan putri," ujar Kevin, dan lagi-lagi aku tersenyum. Seperti ada bunga bertaburan di relung hati. Bagaimana tidak, jika seorang perempuan biasa di perlakukan bagai seorang putri, oleh pangeran.

          "Sudah siap tuan putri?" tanya Kevin sambil menyalakan mesin mobil.

           "Siap pangeran," jawabku, aih. Kevin tersenyum, manis sekali. Dia mendekatkan diri kepadaku. Jantungku dag dig dug. Ternyata lelaki itu mengambil daun yang menyangkut di kerudungku. "Terimakasih pangeran," ucapku.

         "Sama-sama tuan putri," jawabnya. Kevin menjalankan mobilnya pelan. Seperti tak ingin ada apa-apa diantara kita. Ya rabb, terimakasih. Begitulah yang selalu di ucapkanku. Aku sangan bersyukur, karna Allah slalu menghadirkan seseorang yang membuatku tersenyum.

            "Tuan putri, apa kau lapar? Kalau aku sih tidak," ujarnya.

            "Kenapa tidak, bukannya ini waktunya makan siang?" tanyaku.

           "Karna kau sudah memberi asupan cinta ke perutku. Ahahaa," tawanya renyah.

          "Hm."

        "Ah marah ah..." Kevin menaik turunkan alis kirinya.

         "Enggak," ucapku. Kami melanjutkan perjalanan, Kevin memarkirkan mobilnya di restoran.

         "Ngapain kita kesini?" tanyaku.

        "Nikah," jawabnya santai.

         "Hah?"

         "Kayaknya tuan putriku rada lemot deh!" ujarnya sambil menepuk jidatnya sendiri. "Kita makanlah, aku laper."

         "Bukannya kamu kenyang sama cinta?" sindirku.

          "Hehe...."

           "Aih," aku memutar bola mataku, jengah dengan Kevin.

           "Nadh?" panggil Kevin.

           "Hm?"

           "Siap tuan putri?" tanya Kevin. Posisi kami seperti akan memasuki istana. Tuan putri dan pangeran.

           "Iya," jawabku tanpa ragu. Kami memasuki restoran dengan senyum yang mengukir wajahku.
Kevin mempersilahkan aku duduk.

          "Terimakasih," ucapku.

           "Sama-sama."

           Allah salalu memberikan kita seseorang, entah itu sebagai seorang sahabat, kekasih ataupun teman biasa. Dan saat kita mendapatkan itu, bersykurlah. Janganlah membuat seseorang yang dekat denganmu kecewa.

           "Tuan putri, kau mau makan apa?" tanya Kevin.

          "Hm... apa ya…" aku melihat-lihat menu.

           "Aku mau memesan nasi goreng spesial, kau?" tanya Kevin.

          "Aku mau bakso," jawabku.

          "Baiklah, minum?"

          "Jus jeruk," jawabku. Kevin memesannya, tak lama kemudian pesanan datang. Kami makan bersama.

Nadhira [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang