16. Alunan cinta

4.7K 210 2
                                    

Aku menikmati alunan musik, "acara selanjutnya adalah sebuah permainan, dimana pesrtanya para tamu undangan" kata mc, yang di sambut riuhan tepuk tangan mulai menggema. Ada salah satu orang yang membagikan bola kepada laki-laki.

"Permainannya adalah siapa yang warna bolanya sama dengan yang si pengantin wanita sebutkan, maka dia harus kedepan dan bernyanyi untuk pasangannya." Ujar mc itu, keadaan menjadi riuh. Pengantin wanita maju ke atas panggung, dan menyebutkan tiga warna.

"Merah... kuning dan... jingga"

Huahaaa... Rovin megang bola jingga, aku tertawa tertahan. "Yah, gak papa deh" dia tersenyum ke arah ku saat di atas panggung.

"Di sini ada tiga lagu yang akan di nyanyikan, masing-masing harus mengambil gulungan kertas yang telah kami sediakan" mereka mengambil gulungan. Yang pertama bernyanyi adalah laki-laki separuh baya, suaranya ngakak. Yang ke dua adalah rekan ku di sekolah, dan ketiga adalah Rovin.

"Di sini aku akan membawakan lagu, yang di dalamnya terdapat nama orang yang aku cintai" kata Rovin. Alunan gitar sudah terdengar, Rovin menatap ku dan aku memalingkan wajah.

"Eh Nadh" aku tersentak, "ih Laras, ngagetin aja deh!" aku menyenggol lengannya. "Cie... yang lagi ditatapin dokter Rovin" dia menoel-noel dagu ku. "Haha jangan soudzon kamu" kata ku. "Siapa juga yang soudzon, emang bener dia natapin kamu"

Suara dan alunan gita kini terdengar bersamaan dan merdu.

"Di suatu hari
tanpa sengaja kita bertemu
Aku yang pernah terluka
Kembali mengenal cinta"

Bait pertama lagu dia-Anji, yang di bawakan Rovin bersama gitar, menyetuh alulan cintaku.

"Hati ini kembali temukan
Senyum yang hilang
Semua itu karna dhira"

Bait ke dua, entah mengapa terdengar sangat merdu. "Cielah, yang di sebut namanya" senggol Laras. "Maksudnya?" dia tidak menjawab.

"Oh tuhan ku cinta dhira
Ku sayang dhira, rindu dhira
Inginkan dhira"

Laras menyenggol-nyenggol lengan ku, "apaan sih?" marah ku. "Tuh dengar nama mu di sebut lagi" dia begitu bersemangat. "Ih gaje kamu" kini ku toel-toel dagu Laras. "Nama kamu kan Na..." dia mengeja dan aku meneruskan. "Dhira" jawab ku, dia menggangguk lalu mengakat alis kanannya.

"Dan Rovin mengganti dia jadi?" tanya Laras yang membuatku tak mengerti, "Dhira?" kini kulihat Laras tersenyum menang.

Dhira?, apa maksudnya?. Aku menghayati lagi, apa iya aku orang yang di cintainya.

"Utuhkanlah rasa cinta rasa cinta di hatiku
Hanya padanya, untuk dhira,
Hanya padanya, untuk dhira"

Riuhan tepuk tangan begitu gitar berhenti, "cie... yang di liatin mulu dari tadi" goda Laras, memang benar dari bait pertama sampai terakhir, Rovin terus menatapku.

"Em... Jesica aku boleh minta cidi waktu permainan bernyanyi?" pinta ku saat Jesica ngobrol sama Laras, "boleh, nanti videonya dikirim aja ya?, biar gak lama"

"Iya, makasih" ucap ku, Raina adik Jesica mengirimkan video yang ku minta. "Hei" panggil Rovin, aku menoleh "apa Ovin?" tanya ku. "Hei tayo, hey tayo dia bis kecil cantik"

Ugh sebel, "apaan sih." Lelaki itu terkekeh, "hehe maaf deh, jangan ngambek nanti aku makin cinta. Pulang yuk?"

"APA?" teriak ku, teringat ini tempat umum aku menutup mulu. "Gak apa-apa cantik, pulang yuk?" ajaknya lagi.

"Apa?" kini ku menurunkan volume suara. "Cantik" ujarnya.

Oh gusti, kok jadi deg-degan gini. Aargh... di bilang cantik sama orang yang di cinta, astagfirullah. "Pulang yuk?" ajaknya lagi.

"Hm, ayo deh! dari pada harus menela'ah kata-katamu" ujarku, seraya melangkah menuju Jesica meninggalkan Rovin yang senyum-senyum jahil ke arah ku, dan pamit pulang.

"Aku anterin pulang" ucapnya. "Gak ah" tolak ku. "Ih kok gitu" herannya, "gak papa" aku berjalan melaluinya mencari taxi.

"ARGH..."

Seseorang menggendongku tiba-tiba, dan siapa lagi kalau bukan Rovin ulahnya. ARGHHH... aku di gendong dia, asli, astagfirullah.

"Lepasin... lepasin..." aku meronta-ronta dari gendongannya. "Makanya nurut kali-kali"

"Rovin malu" ucap ku, benar kami di lihat oleh banyak pasang mata. "Kenapa harus malu?, toh nanti kita juga kan kek-" kalimatnya tergantung, aku mendekap mulutnya.

"gak usah terlalu jauh deh mikirnya, lepasin!!!"

💎💎💎

Terimakasih jangan lupa vote ma comen.

Nadhira [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang